Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ADA paradoks dalam reaksi atas rencana kunjungan Presiden Obama ke Indonesia 9-10 November mendatang. Sebagian orang menolaknya karena menganggap Presiden Obama sebagai ”pembunuh saudara-saudara muslim kita di Irak, Afganistan, dan Palestina”. Sebagian yang lain menyambut baik event penting ini. Mereka secara pragmatis melihat hal ini sebagai kesempatan umat Islam di Indonesia menyampaikan aspirasi berkenaan dengan kepentingan nasional Indonesia sebagai negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia, ataupun berkenaan dengan urusan umat Islam di berbagai belahan dunia. Reaksi campur-baur ini bukan hanya berkat kompleksnya permasalahan, melainkan terkait juga dengan figur Presiden Amerika Serikat yang akan berkunjung: seorang presiden bernama depan Barack Hussein.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo