Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pria Tegap di Pelataran Masjid

Secret Service setiap hari mendatangi lokasi yang akan dikunjungi Obama. Kepolisian dan TNI menurunkan 10 ribu personel.

7 November 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRIA-PRIA kulit putih berpostur tinggi dan berbadan tegap itu tengah mendiskusikan sesuatu di ruang berdinding kaca di lantai dasar gedung Pusat Administrasi Universitas Indonesia. Seorang dari mereka berbicara sambil sesekali menulis di papan tulis dengan spidol biru dan merah.

Di lantai atas, beberapa pria kulit putih lain berkaus polo mengerubungi maket kampus universitas yang berlokasi di Depok, Jawa Barat, tersebut. Seorang lelaki Indonesia berambut cepak dan berbaju safari warna gelap menjelaskan tempat-tempat di miniatur kampus itu.

"Mereka dari Kedutaan Amerika," bisik seorang petugas keamanan kampus. Menurut dia, Rabu siang pekan lalu itu sudah kesekian kalinya tim kedutaan datang.

Sebelumnya, mereka menyambangi stadion sepak bola di kampus itu. Ponimin, yang bertugas mengurus stadion, mengatakan sempat didatangi pria kulit putih yang memakai jas hitam. Begitu gerendel stadion dibuka, mereka langsung ke tengah lapangan dan mengukur dengan meteran berbentuk roda.

Kepala Kepolisian Resor Depok Komisaris Besar Fery Abraham menjelaskan, orang-orang asing itu adalah anggota Secret Service, pasukan pengawal Presiden Amerika Serikat. Menurut Fery, mereka datang ke kampus untuk menyiapkan pengamanan kunjungan Presiden Barack Hussein Obama. "Stadion itu akan menjadi salah satu alternatif lokasi pendaratan helikopter," kata Fery.

Dua pekan lalu, Deputi Bidang Komunikasi Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Ben Rhodes mengumumkan rencana kunjungan Obama ke Indonesia pada 9-10 November. Rhodes menyampaikan bahwa Obama akan mampir ke Indonesia dalam perjalanannya dari India menuju pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Korea Selatan.

Setiba di Ibu Kota, Obama langsung menuju Istana Presiden untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pertemuan diakhiri dengan keterangan pers kedua kepala negara. "Malamnya, Presiden Obama akan dijamu makan malam," kata Rhodes.

Hari kedua, Obama akan ikut memperingati Hari Pahlawan Nasional dengan meletakkan karangan bunga di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Setelah itu, Obama akan mengunjungi Masjid Istiqlal serta berpidato soal masa kecilnya di Indonesia dan hubungan kerja sama Amerika Serikat dan Indonesia.

Mulai pekan lalu, anggota Secret Service ditemani anggota Pasukan Pengamanan Presiden wira-wiri ke tempat-tempat yang disebut Rhodes. Mereka juga mengecek tempat yang nantinya akan dipilih sebagai tempat Obama berpidato, yakni Arena Pekan Raya Jakarta di Kemayoran atau kampus Universitas Indonesia.

l l l

Arif Rahman, petugas keamanan Taman Makam Pahlawan Kalibata, bercerita tempat itu hampir setiap hari didatangi Secret Service. Para pria asing itu datang mengecek tempat-tempat yang akan dilewati Obama.

"Geladi bersih" juga terjadi di Istiqlal. Tak lama setelah salat Jumat di masjid ini bubar pekan lalu, dua mobil berisi anggota Secret Service dan Pasukan Pengamanan Presiden datang. Penumpangnya menelusuri tempat-tempat yang akan dilewati Obama, lalu bergegas naik ke lantai dua ruang VIP dan mengadakan rapat tertutup di sana.

Tak berapa lama, rapat pindah ke lantai dasar, tapi anggota Pasukan Pengamanan Presiden keluar sambil menggerutu. Rupanya, Secret Service bikin rapat lanjutan yang tak boleh diikuti pengawal presiden lokal.

Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal Mubarok beberapa kali melihat mereka datang dan mengecek tempat-tempat yang akan didatangi Obama. Kepala negara yang datang biasanya akan diajak berkeliling masjid dan beduk pun diperlihatkan. "Beduk itu ciri khas Indonesia," kata Mubarok.

Nantinya, hanya Imam Besar Masjid Istiqlal Ali Mustafa Yaqub yang boleh memandu Obama berkeliling. Buat acara anjangsana itu, petugas hubungan masyarakat Istiqlal, Ida Farida, sudah membeli 50 kerudung di Pasar Tanah Abang untuk rombongan Obama. Satu pashmina berwarna ungu dikhususkan buat Ibu Negara Michelle Obama. "Imam Besar tak mau menemui kalau perempuannya tidak berkerudung," kata Ida.

Rencananya, Obama tak akan sampai setengah jam di sana. Namun Kepala Keamanan Istiqlal Soebakir C. Hazbullah merasa pengamanannya lebih ketat daripada kunjungan panjang mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton pada 1994. Soebakir menceritakan, kedutaan Abang Sam minta daerah yang akan dilewati Obama harus steril dan orang yang mau masuk Masjid Istiqlal harus digeledah. Bahkan masjid itu akan dijaga tentara sampai ke atapnya. "Dulu tidak ada tutup sana tutup sini," ujarnya.

Menurut seorang petugas keamanan masjid, nantinya akan ada penembak jitu diposisikan di sekitar masjid. "Orang kedutaan minta Paspampres menyiapkan sniper," katanya.

Sumber-sumber Tempo di Istana menyebutkan jadwal ke Istiqlal belum pasti. Apalagi di negara asalnya sedang ada kontroversi soal hasil survei yang menunjukkan sebagian besar warga Amerika menduga Obama seorang muslim. Namun Ben Rhodes menyatakan kunjungan ke masjid tak perlu diributkan karena saat melawat ke Turki dan Mesir, Obama juga mengunjungi masjid.

l l l

Kamis pekan lalu, Direktur Eksekutif Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara Eni Mulia menerima surat elektronik dari Kedutaan Besar Amerika Serikat. "Mereka mengundang saya menghadiri pidato Obama di Universitas Indonesia," kata Eni.

Bekas wartawan Green Radio ini bercerita, undangan masih harus ditukarkan dengan semacam tiket masuk acara yang mesti diambil Sabtu pekan lalu. Tiket harus dibawa saat tamu berkumpul di kawasan Parkir Timur Gelora Bung Karno pada Rabu pagi sekitar pukul enam. "Kami tidak boleh berangkat sendiri, harus ikut bus yang disiapkan kedutaan," ujarnya.

Duta Besar Amerika Serikat Scot A. Marciel dalam undangan menjelaskan, Obama akan berpidato di luar ruangan. Gedung Rektorat Universitas Indonesia, yang berkali-kali disurvei Secret Service, memang dikelilingi pelataran terbuka.

Meski pidato akan disampaikan pagi hari di udara terbuka dan belakangan ini cuaca Jakarta tak menentu, Marciel mewanti-wanti para tamu tak membawa payung. Tas, ransel, spanduk, dan poster juga barang terlarang. Namun kamera dan telepon seluler dibolehkan. Tamu diharap datang lebih awal karena akan ada pemeriksaan keamanan sebelum masuk ke lokasi acara.

Menurut Kepala Sekretariat Pimpinan Universitas Indonesia Devie Rahmawati, Rabu pagi itu aktivitas kampus akan berjalan seperti biasa. Namun 16 pintu masuk kampus akan dijaga ketat masing-masing oleh 10 orang polisi.

Meski undangan sudah tersebar dan pasukan pengamanan berkali-kali datang, termasuk tiga bus Pasukan Pengamanan Presiden yang datang Jumat siang pekan lalu, Devie mengatakan semuanya masih serba tak pasti. Menurut dia, kepastian kampusnya didatangi Obama baru akan diberitahukan dua hari menjelang acara. "Kalau batal, malah baru diberitahukan 24 jam sebelum acara," kata Devie.

Hiruk-pikuk persiapan pengamanan itu tak terlihat di tempat Obama pernah bersekolah, Sekolah Dasar Menteng 01 Pagi. Sempat disebut-sebut menjadi tujuan lawatan Obama, hingga pekan lalu, "Belum ada yang ke sini untuk memberitahukan kunjungan Obama," kata Kepala Sekolah Hasimah.

Menurut Ben Rhodes, lawatan Obama kali ini singkat karena dia harus menghadiri pertemuan G-20. "Karena waktunya mepet, Obama tidak bisa mengunjungi tempat-tempat masa kecilnya, "ujarnya. "Tapi nanti dia akan ke sana karena jelas ini bukan terakhir kalinya Presiden Obama ke Indonesia."

Oktamandjaya Wiguna, Eko Ari Wibowo (Jakarta), Ananda Badudu (Depok)

Ketat Menjaga Obama

Kepolisian dan TNI menyiapkan ribuan personel untuk mengamankan kun­jungan Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama. Pengamanan yang diberi kode Operasi Garda Nusa 2010 ini akan berjalan sejak dua hari sebelum hingga dua hari sesudah kunjungan Obama. Berikut ini kekuatan personel yang disiapkan.

Ring 1
Secret Service
Pasukan Pengamanan Presiden

Ring 2
TNI
Satuan-81
Penanggulangan Teror: 20 orang

Kepolisian
Sebanyak 8.056 personel dari Kepolisian Daerah Metro Jaya, termasuk satu unit Detasemen Khusus Antiteror 88, dua detasemen Brigade Mobil, dua unit penjinak bom, dua unit polisi satwa, dan dua unit polisi udara

Pasukan Cadangan
Kepolisian Daerah Jawa Barat: 5.974 personel
Kepolisian Daerah Banten: 849 personel
Kepolisian Daerah Jawa Tengah: 3.500 personel
Dua satuan setingkat kompi pasukan antihuru-hara Brigade Mobil
Dua unit Perlawanan Teror Brigade Mobil

Petugas keamanan di masing-masing lokasi kunjungan total 409 orang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus