MUNGKIN anda pernah mendengar nama Barbara Cartland Paling tidak
melihat nama itu terpampang di sampul buku saku berbahasa
Inggris maupun Indonesia. Ia novelis -- yang banyak dibaca
terutama oleh kaum ibu yang punya banyak waktu.
Jarang yang tahu, pengarang terkenal itu punya hubungan keluarga
dengan kalangan Kerajaan Inggris. Memang ia nampaknya kurang
dihitung, dan hampir tak pernah disebut dalam berita tentang
kalangan Istana. Juga sehubungan dengan pertunangan Lady Diana
dengan Pangeran Charles. Padahal ia nenek tiri sang lady.
"Wah, mereka bisa pingsan kalau saya mengomentari pertunangan
itu," katanya pada International Herald Tribune di rumahnya, di
tepi London. "Dan lagi, sayalah satu-satunya yang tak berhak
bicara. Tak apa. Saya juga tak suka orang mengira saya berniat
membonceng kereta para bangsawan," katanya lagi.
Barbara Cartland, kini 79 tahun, memang punya hak buat sombong.
Ia tak hanya bangsawan Inggris -- tapi juga "pabrik novel" yang
luar biasa produktif. Dalam 24 tahun, pengarang itu sudah
menulis 305 buku -- terjual 150 juta kopi, dalam kurang lebih
selusin bahasa.
Dan dengan duit begitu banyak, dan trade mark yang dimilikinya,
Barbara lantas jadi pengusaha yang berhasil. Ia memproduksi
tirai dan kertas dinding. "Hias rumah anda dengan cinta" --
begitu bunyi iklannya. Di samping itu ia menerbitkan majalah
bulanan, Barbara Cartland's World of Romance, di Amerika
Serikat. Juga memproduksi komik bernada romantik -- kini
terpampang di 52 koran besar Amerika. Masih ada lagi: punya
saham di beberapa biro perjalanan yang menyelenggarakan romantic
tours -- pesiar yang mencantumkan acara "minum teh dengan
Barbara Cartland", dan "makan siang dengan bangsawan Earl
Spencer."
Tapi bagaimana hubungan keluarganya dengan kalangan bangsawan
Inggris? Barbara tak mau bicara banyak. Hanya semua orang sana
tahu: Raine, anak Barbara, menikah dengan Earl Spencer, ayah
Lady Diana. Malah pernah dalam salah satu novelnya sang ibu
mengisahkan percintaan anaknya. Sebab, di tahun 1976 Raine
memang membuat berita. Ia bercerai dari suaminya, Earl of
Dartmouth, untuk kawin dengan Earl Spencer yang tujuh tahun lalu
bercerai dari ibu Lady Diana. Barbara rupanya mau membela
anaknya dalam novel itu.
Tak heran: Barbara sendiri mengalami riwayat yang sama. Pada
umur 30 tahun ia bercerai dari ayah Raine, Alexander
McCorquodale, untuk menikah dengan saudara sepupu suaminya, Hugh
McCorquodale. Keluarga suami dan bekas suaminya naik pitam.
"Mereka tak suka padaku karena, yaah, anda tahu 'kan, di masa
itu perceraian dianggap soal luar biasa. Apalagi aku kemudian
menikah dengan seseorang yang masih dari lingkungan mereka,"
kata si nenek membela diri. "Tapi aku sangat bahagia dengan
suamiku yang kedua. 27 tahun kami menikmati masa-masa manis
sebelum dia meninggal," katanya lagi menghibur diri.
Orangnya memang genit. Dalam usianya yang sudah demikian lanjut
pun, orang tak mendapat bayangan seorang nenek darinya --
apalagi nenek dari kalangan bangsawan yang "alim". Make up-nya
medok. Khususnya polesan matanya luar biasa tebal. Dengan baju
bulu putih dan hiasan serba ungu -- yang disebutnya 'sendiri
"ungu Cartland" -- si tua 79 tahun ini nampak 20 tahun lebih
muda, katakanlah.
Sampai sekarang ia tehp memelihara badan, dan sangat menjaga
kondisi. Selain melakukan diet ketat, juga menelan berbagai
vitamin secara reguler. Ada madu, gula buah-buahan -
sampai-sampai ginseng.
Kalangan Istana konon sudah mulai berpikir: bagaimana cara
menasihati Barbara Cartland untuk tidak berpakaian "macam-macam"
bila menghadiri upacara perkawinan cucu tirinya - Lady Diana --
27 Juli mendatang. Sebab, mau tak mau, sang nenek harus diundang
toh?
Ada satu kesenangan yang juga jadi keahliannya: meramu obat awet
muda. Hingga kini pun ia rajin menjawab surat yang minta
nasihatnya dalam bab itu. Ada kurang lebih 10.000 surat setiap
tahun.
Di ruangang serba biru, pengarang tua ini -- yang masih aktif
--bekerja. Biasanya siang hari, berbaring di sebuah kursi malas,
mendiktekan ceritanya kepada seorang sekretaris. "Semua kisah
ada di kepalaku, dan aku hanya menceritakannya," katanya. "Dan
keesokan harinya kusambung cerita itu." Dengan cara itu ia bisa
menghasilkan sebuah bab berisi 7000 kata seharinya -- bila
sedang ada minat. Suka-suka ia menyelesaikan sebuah buku 50.000
kata dalam satu minggu.
Ceritanya sih sekitar situ-situ juga. Kisah tentang seorang
wanita yang, jatuh cinta pada seorang laki-laki bangsawan.
Hanya, selain cintanya memang selalu dibuat dramatis, Barbara
Cartland juga menguraikan seluk-beluk kehidupan bangsawan
dengan jelas.
Dua sejoli yang dikisahkannya, senantiasa menikah di bab-bab
awal - dan selalu diceritakan belum pernah tidur bersama.
"Itulah percintaan yang sesungguhnya," kata si pengarang yang
menjunjung tinggi keperawanan tokoh-tokoh ceritanya itu.
"Limabelas tahun lalu, para penerbit mendesak saya untuk
menceritakan perceraian, juga orang-orang, yang begitu saja
ngeluyur ke kamar tidur tanpa nikah. Mereka mau saya jadi
modern. Saya tak suka. Saya tahu itu terjadi, tapi itu tidak
romantis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini