Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Nenek genit lady diana

Sekilas tentang barbara cartland, yakni nenek tiri putri diana. ia dikenal pengarang novel, yang dalam 24 tahun menulis 305 buku, terjual 150 juta copy. (sel)

23 Mei 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MUNGKIN anda pernah mendengar nama Barbara Cartland Paling tidak melihat nama itu terpampang di sampul buku saku berbahasa Inggris maupun Indonesia. Ia novelis -- yang banyak dibaca terutama oleh kaum ibu yang punya banyak waktu. Jarang yang tahu, pengarang terkenal itu punya hubungan keluarga dengan kalangan Kerajaan Inggris. Memang ia nampaknya kurang dihitung, dan hampir tak pernah disebut dalam berita tentang kalangan Istana. Juga sehubungan dengan pertunangan Lady Diana dengan Pangeran Charles. Padahal ia nenek tiri sang lady. "Wah, mereka bisa pingsan kalau saya mengomentari pertunangan itu," katanya pada International Herald Tribune di rumahnya, di tepi London. "Dan lagi, sayalah satu-satunya yang tak berhak bicara. Tak apa. Saya juga tak suka orang mengira saya berniat membonceng kereta para bangsawan," katanya lagi. Barbara Cartland, kini 79 tahun, memang punya hak buat sombong. Ia tak hanya bangsawan Inggris -- tapi juga "pabrik novel" yang luar biasa produktif. Dalam 24 tahun, pengarang itu sudah menulis 305 buku -- terjual 150 juta kopi, dalam kurang lebih selusin bahasa. Dan dengan duit begitu banyak, dan trade mark yang dimilikinya, Barbara lantas jadi pengusaha yang berhasil. Ia memproduksi tirai dan kertas dinding. "Hias rumah anda dengan cinta" -- begitu bunyi iklannya. Di samping itu ia menerbitkan majalah bulanan, Barbara Cartland's World of Romance, di Amerika Serikat. Juga memproduksi komik bernada romantik -- kini terpampang di 52 koran besar Amerika. Masih ada lagi: punya saham di beberapa biro perjalanan yang menyelenggarakan romantic tours -- pesiar yang mencantumkan acara "minum teh dengan Barbara Cartland", dan "makan siang dengan bangsawan Earl Spencer." Tapi bagaimana hubungan keluarganya dengan kalangan bangsawan Inggris? Barbara tak mau bicara banyak. Hanya semua orang sana tahu: Raine, anak Barbara, menikah dengan Earl Spencer, ayah Lady Diana. Malah pernah dalam salah satu novelnya sang ibu mengisahkan percintaan anaknya. Sebab, di tahun 1976 Raine memang membuat berita. Ia bercerai dari suaminya, Earl of Dartmouth, untuk kawin dengan Earl Spencer yang tujuh tahun lalu bercerai dari ibu Lady Diana. Barbara rupanya mau membela anaknya dalam novel itu. Tak heran: Barbara sendiri mengalami riwayat yang sama. Pada umur 30 tahun ia bercerai dari ayah Raine, Alexander McCorquodale, untuk menikah dengan saudara sepupu suaminya, Hugh McCorquodale. Keluarga suami dan bekas suaminya naik pitam. "Mereka tak suka padaku karena, yaah, anda tahu 'kan, di masa itu perceraian dianggap soal luar biasa. Apalagi aku kemudian menikah dengan seseorang yang masih dari lingkungan mereka," kata si nenek membela diri. "Tapi aku sangat bahagia dengan suamiku yang kedua. 27 tahun kami menikmati masa-masa manis sebelum dia meninggal," katanya lagi menghibur diri. Orangnya memang genit. Dalam usianya yang sudah demikian lanjut pun, orang tak mendapat bayangan seorang nenek darinya -- apalagi nenek dari kalangan bangsawan yang "alim". Make up-nya medok. Khususnya polesan matanya luar biasa tebal. Dengan baju bulu putih dan hiasan serba ungu -- yang disebutnya 'sendiri "ungu Cartland" -- si tua 79 tahun ini nampak 20 tahun lebih muda, katakanlah. Sampai sekarang ia tehp memelihara badan, dan sangat menjaga kondisi. Selain melakukan diet ketat, juga menelan berbagai vitamin secara reguler. Ada madu, gula buah-buahan - sampai-sampai ginseng. Kalangan Istana konon sudah mulai berpikir: bagaimana cara menasihati Barbara Cartland untuk tidak berpakaian "macam-macam" bila menghadiri upacara perkawinan cucu tirinya - Lady Diana -- 27 Juli mendatang. Sebab, mau tak mau, sang nenek harus diundang toh? Ada satu kesenangan yang juga jadi keahliannya: meramu obat awet muda. Hingga kini pun ia rajin menjawab surat yang minta nasihatnya dalam bab itu. Ada kurang lebih 10.000 surat setiap tahun. Di ruangang serba biru, pengarang tua ini -- yang masih aktif --bekerja. Biasanya siang hari, berbaring di sebuah kursi malas, mendiktekan ceritanya kepada seorang sekretaris. "Semua kisah ada di kepalaku, dan aku hanya menceritakannya," katanya. "Dan keesokan harinya kusambung cerita itu." Dengan cara itu ia bisa menghasilkan sebuah bab berisi 7000 kata seharinya -- bila sedang ada minat. Suka-suka ia menyelesaikan sebuah buku 50.000 kata dalam satu minggu. Ceritanya sih sekitar situ-situ juga. Kisah tentang seorang wanita yang, jatuh cinta pada seorang laki-laki bangsawan. Hanya, selain cintanya memang selalu dibuat dramatis, Barbara Cartland juga menguraikan seluk-beluk kehidupan bangsawan dengan jelas. Dua sejoli yang dikisahkannya, senantiasa menikah di bab-bab awal - dan selalu diceritakan belum pernah tidur bersama. "Itulah percintaan yang sesungguhnya," kata si pengarang yang menjunjung tinggi keperawanan tokoh-tokoh ceritanya itu. "Limabelas tahun lalu, para penerbit mendesak saya untuk menceritakan perceraian, juga orang-orang, yang begitu saja ngeluyur ke kamar tidur tanpa nikah. Mereka mau saya jadi modern. Saya tak suka. Saya tahu itu terjadi, tapi itu tidak romantis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus