Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Nostalgia di Tujuh Ruang

Konser 7 Ruang yang digelar di studio milik Donny Hardono menjadi pertunjukan musik masa pandemi paling konsisten. Studio Donny menjadi ajang penampilan kelompok musik lawas 1970-1990-an, seperti God Bless, Cockpit, Krakatau, Karimata, dan Powerslaves, yang pentasnya disiarkan langsung di YouTube.

 

3 Juli 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK butuh waktu terlalu lama bagi Donny Hardono untuk menemukan bentuk baru pertunjukan musik setelah pandemi Coronavirus Disease 2019 menghantam negeri ini pada Maret tahun lalu. Pemilik Studio DSS Music itu segera mencari akal begitu menyadari usaha rental alat pertunjukannya yang meliputi tata suara, instrumen musik, tata cahaya, hingga tata panggung terancam lumpuh total. Studionya biasa menangani 15-20 acara setiap bulan, termasuk agenda akbar sekelas Java Jazz dan Kampoeng Jazz. “Semua yang sudah memesan minta mundur atau reschedule. Wah, kami bisa tiarap,” kata Donny dalam wawancara via Zoom pada Selasa, 29 Juni lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam waktu sebulan, Donny membangun sebuah sistem pertunjukan baru yang boleh dibilang menjadi inisiatif pertunjukan musik paling konsisten selama pandemi. Dia menamai format itu “Konser 7 Ruang”. Pertunjukan pertama tayang pada 9 April 2020 dengan tajuk Tribute to Glenn Fredly, yang baru saja berpulang sehari sebelumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ide Donny cukup sederhana. Dia mengubah rumah sekaligus studionya di Cipulir, Jakarta Selatan, menjadi area pertunjukan yang terbagi dalam tujuh ruangan terpisah dan berjarak. Ada pula ruang kedelapan yang berfungsi sebagai pusat kendali, yang ditangani langsung oleh pria 63 tahun itu. Tiap ruangan menjadi tempat untuk satu penampil saja sesuai dengan instrumen yang dimainkan. Maka ada ruang vokal, ruang keyboard, ruang gitar, ruang drum, dan seterusnya. Tiap ruangan dan penampil terhubung dan mereka dapat mendengar satu sama lain. Dengan cara ini, satu band dapat bermain pada waktu bersamaan dengan tetap menjaga jarak dan menghindari penyebaran virus corona. Pertunjukan dari tujuh ruangan itu kemudian ditayangkan secara langsung lewat kanal YouTube DSS Music.

Donny menghabiskan sekitar Rp 60 juta untuk merenovasi kecil-kecilan rumahnya menjadi venue konser. Selain mengatur ruangan, Donny memastikan seluruh area itu disemprot disinfektan secara rutin. Setiap penampil yang datang ke rumahnya diwajibkan melakukan rapid test atau swab antigen lebih dulu. Para musikus tak perlu membawa apa pun karena segala perlengkapan bermusik yang dimiliki Donny bebas digunakan.

Donny Hardono bersama band Godbless usai Konser 7 Ruang yang digelar secara virtual pada Oktober 2020. DSS Music

Konsep ini ternyata menarik minat banyak musikus. Dalam sepekan, bisa ada dua-tiga pertunjukan yang berlangsung dalam durasi 1-3 jam. Hingga kini, 140 pertunjukan virtual sukses digelar. Donny membuka pintu rumahnya bagi musikus atau band dari genre apa pun yang ingin tampil selama “mainnya bagus”. “Yang tadinya tidak berani main karena takut tertular Covid-19 akhirnya mau tampil karena ada tujuh ruangan ini, seperti Vina Panduwinata dan Ruth Sahanaya,” ujar Donny.

Konser 7 Ruang kemudian berkembang menjadi ajang reuni band yang lama tak tampil bersama. Begitu pula musikus yang jarang mendapat kesempatan tampil di stasiun televisi. Maka kita dapat menikmati aksi musikal secara cuma-cuma dari nama-nama seperti Krakatau, Karimata, God Bless, Fariz RM, Cockpit, Tony Wenas, Powerslaves, dan KLa Project.

Cockpit adalah salah satu pengisi acara yang tampil hingga berkali-kali lewat konser ini. Band yang mendapat nama pada 1980-an sebagai impersonator mumpuni dari Genesis itu hadir di Konser 7 Ruang membawakan lagu-lagu Genesis dan Phil Collins. Pertunjukan-pertunjukan ini sekaligus menjadi persembahan terakhir Arry Syaff, vokalis Cockpit, yang wafat pada 12 Desember 2020.

Sejumlah episode mempertemukan musikus lintas angkatan untuk menampilkan pertunjukan tribute kepada legenda musik Tanah Air. Ada episode tribute untuk Dian Pramana Poetra, Elfa Secioria, Chrisye, hingga Ismail Marzuki. Ada pula episode yang menjadi nostalgia mengenang ajang Lomba Cipta Lagu Remaja, salah satu tonggak musik pop Indonesia.

Sementara itu, band seperti Karimata kembali berkumpul setelah terakhir kali menggelar konser reuni pada awal 2016. Candra Darusman, Aminoto Kosin, dan Budhy Haryono memainkan lagu “Kharisma” hingga “Why Not”. Ikut tampil pula Karis, putra gitaris Karimata, Denny T.R. Mereka bermain bersama band Lima dan Sahabat Karib, yang sering membawakan lagu Karimata. “Acara ini diawali pertemuan di Zoom bersama Sahabat Karib dan mereka nyentil, ‘Ke mana, sih, Karimata?’ Akhirnya kami tersentuh untuk tampil,” kata Candra Darusman di sela permainan.

Setelah tampil bersama Karimata, Candra kemudian menggelar konsernya sendiri dengan menggandeng Barry Likumahuwa sebagai music director. Dia membawakan lagu seperti “Tempat Berpijak”, “Perangai Diri”, dan “Geneva”. “Tujuannya ingin membantu sesama musisi penyanyi untuk melalui masa pandemi yang tak habis-habis,” ujar Candra.

Konser 7 Ruang memang diniatkan pula untuk membantu para musikus yang kehilangan pemasukan karena pandemi. Skemanya lewat donasi. Dalam setiap siaran langsung, Donny Hardono membuka beberapa saluran bagi para penonton yang ingin berdonasi. Sumbangan itu akan dibagi 50 : 50 untuk musikus yang tampil dan buat ongkos produksi. Tidak setiap episode dapat membuahkan total donasi yang cukup untuk mengganti ongkos. Donny mengungkapkan butuh sekitar Rp 35 juta untuk sekali konser, yang dipakai buat penyewaan kamera dan honor sekitar anggota 20 staf. “Kalau donasinya tidak cukup, saya nombok,” kata Donny.

Untungnya terbuka peluang untuk subsidi silang karena format konser ini dilirik oleh sejumlah perusahaan dan lembaga. Beberapa perguruan tinggi juga menggandeng Konser 7 Ruang untuk perayaan lustrum ataupun pertemuan alumnus. Acara-acara ini dapat menyerap donasi ratusan juta hingga miliaran rupiah. Musikus tetap yang mendapat bagian paling besar. “Kami mengambil sesuai dengan margin untuk menutupi kekurangan yang kami tanggung ketika menggelar konser yang donasinya kecil,” ucap Donny.

Pekan lalu, tatkala angka kasus Covid-19 kembali meninggi, Konser 7 Ruang dihentikan sementara. Sejumlah pertunjukan yang telah dijadwalkan pada Juli 2021 terpaksa ditunda. Donny tidak mau mengambil risiko karena sejumlah krunya sendiri juga mulai tertular.

Belum jelas kapan konser virtual ini dapat berlangsung kembali. Yang pasti, jika pandemi benar-benar usai, Donny teguh ingin terus mempertahankan konsep ini karena dapat menjadi platform alternatif bagi para musikus yang tak mendapat peluang besar tampil di panggung. “Setelah pandemi berakhir, kami ingin tetap jalan dengan berbayar dan menggunakan aplikasi sendiri yang sekarang sedang dikembangkan,” kata Donny.

MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus