Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DI kantor Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Kubu Raya, formulir-formulir izin usaha bercokol di pintu masuk. Kertas-kertas itu tersusun berdasarkan jenis: perdagangan, reklame, jasa konstruksi, pertanian, hingga pengolahan limbah. Sulaiman duduk di kursi ruang tunggu yang berderet di aula kantor yang bersebelahan dengan kantor bupati itu.
Laki-laki 56 tahun itu sedang mengurus izin pendirian toko atas nama anaknya di Kecamatan Sungai Raya, Kalimantan Barat. Dua permohonan dimasukkan anaknya sepekan lalu, yakni izin mendirikan bangunan dan surat izin usaha perdagangan. "Tadi anak saya lihat di Internet, izinnya sudah jadi. Dia ada urusan, jadi saya ambilkan," kata Sulaiman pada akhir Oktober lalu.
Saat nomor antreannya diumumkan, ia maju ke meja petugas. Dari sana, petugas memintanya ke loket pembayaran di Bank Kalbar. Sulaiman membayar Rp 200 ribu sebagai retribusi izin mendirikan bangunan toko seluas 100 meter persegi. Pengurusan izin usaha perdagangannya gratis. "Padahal saya sudah siapkan amplop untuk uang terima kasih," ujarnya. "Ternyata bayar lewat bank."
Kabupaten Kubu Raya memang menggratiskan sebagian besar pengurusan izin usaha. Kabupaten yang baru dibentuk melalui Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2007 ini hanya memungut retribusi untuk izin undang-undang gangguan, mendirikan bangunan, usaha perikanan, dan reklame. Sisanya, dari izin usaha giling padi hingga rumah bersalin, digratiskan.
Sistem online yang berjalan di Badan Penanaman Modal Kubu Raya itu dikembangkan sejak masa pemerintahan Muda Mahendrawan, Bupati Kubu Raya periode 2009-2014. Sebagai notaris, Muda paham betapa sulit mengurus izin. Untuk mengurai keruwetan mengurus izin, ia belajar ke Sragen ketika baru menjabat.
Kabupaten di Jawa Tengah itu sudah lama terkenal berhasil membuat perizinan satu atap. Pemberian pelbagai izin mudah sehingga investor senang menanamkan modal di sana. "Kebetulan saya ada teman kuliah dari Sragen," katanya kepada Tempo pada akhir Oktober lalu. Muda adalah magister kenotariatan Universitas Gadjah Mada.
Di Sragen, sang Bupati takjub melihat 32 sarjana teknik komputer mengembangkan sistem perizinan online. Pulang ke Kubu Raya, ia meminta dua anak buahnya yang ahli komputer berguru ke Sragen. Pada 2010, Kubu Raya mulai membangun sistem izin online yang dicontek dari sistem yang dipakai Sragen.
Muda menggratiskan sebagian besar perizinan. Target dia: pengusaha kecil, petani, pedagang, atau peternak di desa-desa terdorong mendaftarkan usaha mereka. Sebagian besar orang Kubu Raya hidup sebagai petani. Dengan usaha terdaftar, menurut Muda, mudah bagi pemerintah membuat keputusan karena berbasis data. "Pertanian ini sangat vital karena sumber utama ekonomi," ujarnya.
Beres dengan urusan sistem komputer, ia meminta Bank Kalbar membuka gerai di Badan Penanaman Modal agar pembayaran biaya izin ditransfer langsung ke kas pemerintah. Seperti yang dialami Sulaiman, ia urung memberikan uang terima kasih kepada petugas karena nyaris tak ada interaksi dengan petugas pelayanan izin. Atas upaya ini, Kubu Raya menyabet Investment Award 2012 dari Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Kini Muda tak lagi menjabat. Sejak 17 Februari 2014, Bupati Kubu Raya adalah Rusman Ali. Berbeda dengan Muda, Rusman terobsesi pada proyek-proyek besar. Ia mengincar pengusaha kakap agar berinvestasi di wilayahnya. Belum setahun menjabat, ia sudah mengeluarkan izin untuk beberapa proyek jumbo, seperti pembangunan Mall of Borneo, yang akan menjadi mal terbesar di Kalimantan Barat.
Salim Group juga sudah berencana membangun hotel bintang empat di Kubu Raya. Sedangkan Ciputra Group akan membangun perumahan elite. Sementara Muda mengandalkan koperasi untuk menyerap hasil pertanian, Rusman mengundang Indogrosir, Alfamart, dan Indomaret untuk membuka cabang sebanyak-banyaknya. "Ini untuk menunjang ibu kota provinsi, yang berbatasan langsung dengan Kubu Raya," katanya.
Di Kubu Raya, sudah ada dua gerai Indomaret yang buka. Menurut Agus Tri Wibowo, anggota staf perizinan PT Indomarco Prismatama, sejak Kubu Raya dipimpin Rusman Ali, minimarket diizinkan masuk. Soalnya, ia kesulitan membuka gerai di Kalimantan Barat karena Pontianak melarang pendirian minimarket.
Menurut Agus, perusahaannya menargetkan 500 gerai di sekujur Kalimantan. "Swalayan tak mungkin dibuka di pelosok," ujarnya. Kubu Raya telah menyelamatkan target yang dipatok Indomaret, sebelum masuk ke Kalimantan Timur. Di Kubu Raya, satu gerai berada di Jalan Ahmad Yani, yang menjadi akses penghubung dua kota. PT Alfaria Trijaya, induk usaha Alfamart, pun tak mau kalah. Mereka bahkan lebih agresif dengan membuka sembilan gerai sekaligus di Kubu Raya.
Grup Ciputra, pengembang perumahan besar asal Jakarta, mulai menguruk sawah seluas 9,5 hektare di Jalan Arteri Supadio. "Akan dibangun 220 rumah model cluster," kata manajer proyek Edy Hariyanto. Nilai proyek itu sekitar Rp 200 miliar.
Menurut Edy, awalnya Grup Ciputra mengincar lahan di Pontianak. Pucuk dicita ulam tiba. Ketika ia kesulitan mencari lahan dan izin, Kubu Raya membuka akses untuk mereka. Lokasinya amat strategis: dekat bandar udara dan tak jauh dari pusat Kota Pontianak. "Izin juga gampang," ucap Edy. "Dalam sebulan, kami sudah memulai proyek."
Satu-satunya masalah yang membuat pemilik modal kebat-kebit adalah pasokan listrik yang fakir di Kalimantan Barat—masalah umum di Kalimantan. "Generator harus standby," kata manajer kantor PT New Kalbar Processor, Ahmad Rafie.
PT New Kalbar Processor mengolah karet mentah hingga menjadi balok karet standar Indonesia. Tiap bulan mereka mengekspor 3.000 ton ke pabrik ban Hankook di Korea Selatan. Menurut Ahmad, listrik yang hanya mengaliri pabriknya saat jam kerja sering padam. Setelah itu, saat masuk beban puncak, PLN akan benar-benar menyetop aliran untuk industri. "Kalau menyalakan paksa, kami bisa dituduh mencuri," ujarnya.
Bupati Rusman Ali tetap optimistis. Ia yakin pemerintah pusat tak akan tinggal diam dan terus mendorong PT Perusahaan Listrik Negara membenahi pasokan setrum ke Kalimantan. Ia sendiri akan berfokus menggarap Kubu Raya agar bisa mengundang banyak investasi. "Bukan tak mungkin Kubu Raya lebih bersinar daripada Pontianak," katanya.
Standarnya angka-angka yang diraih Kubu Raya. Masuknya modal besar ini membuat nilai investasi melonjak dari Rp 4,6 triliun pada 2013 menjadi Rp 7,72 triliun selama separuh tahun ini. Tenaga kerja yang terserap melonjak dari 12.856 orang menjadi 24.741 orang pada 2014. Walhasil, BKPM pun kembali menghadiahkan Investment Award 2014.
Potensi Daerah
Luas: 6.985,24 km2
Populasi: 522.174 jiwa (2013)
Jumlah kecamatan: 9
Jumlah desa: 110
Potensi:
- Ladang padi seluas sekitar 50 ribu hektare dengan produktivitas 3 ton per hektare per tahun.
- Kebun sawit seluas 44.536 hektare dengan produksi 23.944 ton per tahun.
- Garis pantai sepanjang 194 kilometer, potensial untuk perikanan tangkap.
- Hutan mangrove sekitar 100 ribu hektare di empat kecamatan, Batu Ampar, Kubu, Teluk Pakedai, dan Sungai Kakap, akan dikembangkan sebagai tujuan wisata.
- Tujuan wisata lain di antaranya air terjun Gunung Ambawang, Klenteng Tengah Laut, dan penangkaran arwana.
Rusman Ali, bupati Kubu raya:
Akan Saya Lobi Investor
BELUM banyak yang bisa dilakukan Rusman Ali bagi Kubu Raya karena ia baru memimpin kabupaten anyar yang berbatasan dengan Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat ini pada 17 Oktober 2014. Kabupaten ini baru mekar dari Mempawah dengan dua periode kepemimpinan, tapi sudah menjadi primadona dari pemekaran baru.
Program utama Rusman melanjutkan apa yang sudah dilakukan bupati sebelumnya, yakni mempermudah izin-izin usaha untuk menarik investasi. Dengan hutan dan perkebunan serta bersebelahan dengan ibu kota provinsi itu, Kubu Raya tak hanya unggul di sektor pertanian, tapi juga jasa. "Saya akan ke Moskow menghadiri forum investasi," katanya kepada Tempo akhir Oktober lalu.
Apa yang membuat Kubu Raya menarik bagi investor?
Secara geografis, posisi Kubu Raya sangat strategis karena hinterland Pontianak. Kami juga merupakan bagian dari Pontianak Metropolitan Area. Kondisi ini memberi manfaat bagi perkembangan ekonomi, terutama di sektor perdagangan dan jasa, seperti hotel, restoran, dan properti. Kedekatan dengan ibu kota provinsi ini mengundang investor. Selain itu, kami diuntungkan karena keberadaan Bandara Supadio dan Terminal Bus Antarnegara (Indonesia-Malaysia) di wilayah kami. Itu turut mendorong ekonomi.
Bagaimana dengan sektor lain?
Ada juga. Kubu Raya itu luasnya 6.985,24 kilometer persegi, di sana ada 49 persen kawasan hutan dan 51 persen kawasan budi daya. Di kawasan budi daya itu, masyarakat bertani tanaman pangan dan hortikultura, selain perkebunan.
Untuk industri, di sana ada pengolahan karet, sawit, dan kayu. Sektor ini salah satu penyumbang produk domestik regional bruto kami. Selain itu, Kubu Raya punya garis pantai 194 kilometer, yang menjadi potensi perikanan. Selain menjadi mata pencarian nelayan, ini bisa menjadi tujuan investasi.
Apa yang akan Anda lakukan di Moskow?
Saya belum tahu, saya kan baru jadi bupati. Nanti saya tanya-tanya kepada bupati lain yang sudah pernah ikut.
Jadi apa yang Anda lakukan untuk mendorong investasi?
Perizinannya dipermudah. Kami sudah ada pelayanan satu pintu. Setelah dilantik, saya keluarkan peraturan bahwa pelayanan harus satu pintu.
Bukankah izin satu pintu sudah lama?
Saya tingkatkan kinerjanya.
Apa saja yang ditingkatkan?
Pokoknya mempercepat pelayanan masyarakat. Kami juga akan terus melobi para investor untuk menanamkan modal di Kubu Raya.
Sekarang berapa lama untuk mengurus perizinan berinvestasi di sana?
Waduh, saya tidak hafal. Pokoknya, setelah saya rapatkan, saya tanya berapa mampunya tim itu. Rata-rata perizinan bisa dipercepat satu hari. Itu kan macam-macam, ada enam-tujuh jenis perizinan.
Hasilnya?
Investasi lebih banyak masuk. Angkanya naik.
Yang paling pesat kenaikannya di sektor apa?
Yang berkembang itu jasa dan perdagangan. Ini sudah saya keluarkan izin untuk bangun hotel bintang empat. Lalu ada Mall of Borneo. Itu nanti jadi yang paling besar di Kalimantan Barat. Ada perumahan baru juga.
Bagaimana Anda memandang investasi?
Penting sekali. Selain bisa menambah pendapatan asli daerah, yang lebih penting ikut menggerakkan ekonomi, menyerap tenaga kerja. Jadi penting. Kerja sama yang baik antara pemerintah dan swasta bukan tak mungkin membuat Kubu Raya lebih bersinar.
Rusman Ali Pendidikan: Karier:
Tempat dan tanggal lahir: Pontianak, 14 September 1956
Sarjana Hukum Universitas Tanjungpura
- Anggota DPR dari Fraksi Partai Bintang Reformasi (2004-2009)
- Pegawai negeri sipil di Badan Pertanahan Provinsi Kalimantan Barat (1979-1999)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo