Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Agar Bus Laik Jalan Sebelum Mengaspal

Operator Transjakarta berupaya menjaga kondisi busnya tetap prima sebelum beroperasi. Kebugaran pengemudi menjadi perhatian, demi mencegah kecelakaan.

28 Oktober 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Aktivitas di Halte Transjakarta Tosari, Jakarta, 11 Oktober 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Operator Transjakarta berupaya menjaga kondisi busnya tetap prima sebelum beroperasi.

  • Pengecekan bus meliputi kondisi mesin, badan bus, hingga komponen lain di dalam kendaraan itu.

  • Kebugaran pengemudi menjadi perhatian demi mencegah kecelakaan.

JAKARTA - Sejumlah operator bus Transjakarta mengklaim telah merawat armadanya sesuai dengan ketentuan. Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD) salah satunya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Utama Perum PPD, Pande Putu Yasa, mengatakan semua bus setidaknya mendapat pengecekan tiga lapis. Pemeriksaan pertama dilakukan oleh agen pemegang merek (APM). "Kami pakai bus Hino, sehingga Hino yang melakukan pengecekan bus,” katanya kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Transjakarta tengah menjadi sorotan setelah dua unit bus kota itu mengalami kecelakaan di Jalan M.T. Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Senin lalu. Bus Transjakarta berkode BMP-240 menabrak bus BMP-211 yang berada di depannya. Dua bus nahas tersebut dioperasikan oleh PT Bianglala Metropolitan. Dua orang meninggal dan 31 lainnya luka berat dan ringan akibat kecelakaan itu.

PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) bakal memperketat evaluasi dan pembinaan untuk operator demi mencegah terjadinya hal serupa. Sebelumnya, perusahaan daerah itu dan seluruh operator memiliki agenda pengarahan rutin. Namun, sejak pandemi Covid-19, kegiatan tersebut dilakukan setiap tiga bulan sekali. “Ke depannya akan dilakukan dengan lebih rutin lagi,” tutur Direktur Operasional PT Transjakarta, Prasetia Budi.

Penumpang bus Transjakarta di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, 11 Oktober 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat

Pengecekan bus, kata Pande, meliputi kondisi mesin, badan bus, hingga komponen lain di dalam kendaraan itu. Pemeriksaan berikutnya dilakukan oleh montir PPD. Tujuannya, memastikan bus laik jalan dan aman mengangkut penumpang.

Perwakilan Transjakarta, Pande melanjutkan, saban hari datang ke pool PPD untuk ikut mengecek kondisi bus sebelum beroperasi. Pemeriksaan itu biasanya dilakukan H-1 sebelum bus mengaspal. "Jadi, untuk bisa dioperasikan besok, hari ini tim wasdal (pengawasan dan pengendalian) Transjakarta sudah melakukan pemeriksaan," tuturnya.  

Selain bus, kesiapan pengemudi menjadi perhatian PPD. Menurut Pande, sejak mengisi presensi, para sopir bus lantas melakukan pengecekan, dari surat izin mengemudi (SIM) hingga memeriksa surat kelengkapan bus. Mereka juga wajib mengecek sendiri kesiapan bus yang akan dikemudikan. "Mulai dari mesin, bodi, sampai alat pemadam kebakaran dan kotak P3K,” kata Pande. “Jika lengkap, baru boleh jalan."

Pande menambahkan, kesiapan fisik pengemudi juga menjadi perhatian PPD. Perusahaan negara itu menerapkan sistem rotasi kerja yang mempertimbangkan kebugaran sopir demi mencegah kecelakaan. Contohnya, pengemudi yang bertugas pada pagi ini tidak akan mendapat jadwal pagi lagi keesokan harinya. "Jam kerjanya pun delapan jam," tuturnya.

Pande menyambut baik rencana Transjakarta menambah intensitas pertemuan dengan operator. Semakin sering pertemuan dilakukan, koordinasi antara operator dan regulator bisa semakin lancar.

Direktur Utama PT Steady Safe, John Peter Sembiring, mengklaim perusahaannya rutin melakukan audit kerja dengan Transjakarta. Perwakilan dari Transjakarta rutin melakukan pengecekan sebelum bus dioperasikan. "Pengecekan dilakukan terhadap mesin, ban, pendingin udara, eksterior, interior, demikian juga pengemudi," ujarnya.

Steady Safe, John melanjutkan, menggandeng PT Indotruck Utama selaku APM bus merek Volvo untuk mengecek kesiapan bus. Steady Safe mengoperasikan 128 maxi bus untuk layanan Transjakarta.  

Untuk menjaga stamina pengemudi, John menambahkan, Steady Safe menerapkan sistem dua waktu kerja. "Satu sif itu delapan jam kerja, sehingga kondisi fisik pengemudi prima," katanya.

PT Bianglala Metropolitan belum memberi tanggapan perihal upaya perawatan bus Transjakarta. Manajer Operasional PT Bianglala Metropolitan, Jembar F. Waluyo, tak merespons pesan pendek yang dikirim Tempo hingga tenggat tulisan. 

INDRA WIJAYA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus