Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Pakaian Paling Diburu untuk Pernikahan Putra Mahkota Paku Alam X

Ada satu model pakaian yang paling banyak dicari oleh mereka yang akan menghadiri resepsi pernikahan putra mahkota Paku Alam X. Seperti apa busananya?

5 Januari 2019 | 22.00 WIB

Abdi Dalem Keraton. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Perbesar
Abdi Dalem Keraton. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pernikahan putra Mahkota Paku Alam X Yogyakarta, Bendara Pangeran Hario (BPH) Kusumo Bimantoro dengan Maya Lakshita Noorya bertajuk Dhaup Ageng. Resepsinya pernikahan itu digelar selama dua hari, yakni pada Sabtu dan Minggu, 5 - 6 Januari 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pernikahan ini turut membawa dampak positif bagi persewaan pakaian tradisional adat khas Jawa. Salah satu model busana yang paling banyak dicari adalah pakaian Peranakan. Baju peranakan merupakan busana gaya Mataraman Yogyakarta yang biasa dikenakan para abdi dalem keraton.

Pakaian peranakan ini terdiri dari atasan surjan motif lurik dengan warna dasar biru tua. Bawahannya adalah kain jarik. Untuk laki-laki, ada tambahan blangkon sebagai penutup kepala. Adapun yang perempuan, rambutnya disanggul atau dikonde.

Salah satu toko busana tradisional di Yogyakarta yang ketiban rejeki persewaan dan penjualan baju peranakan itu yakni Toko Koesaeri. "Banyak yang sewa baju peranakan, tapi tak sedikit juga yang membeli untuk acara Dhaup Ageng," ujar Koestriani, generasi kedua pemilik Toko Koesaeri saat berbincang dengan Tempo, Jumat 4 Januari 2018.

Koestriani, generasi kedua pemilik Toko Koesaeri menunjukkan pakaian peranakan yang banyak dicari untuk acara pernikahan putra mahkota Paku Alam X Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Tri, panggilan Koestriani, menuturkan, yang menyewa dan membeli baju peranakan itu berasal dari berbagai kalangan. Ada tamu undangan, pejabat, hingga wartawan. Dalam acara Dhaup Ageng yang berlangsung di Kompleks Pura Pakualaman itu, memang hampir sebagian tamu diwajibkan mengenakan baju peranakan, tak terkecuali wartawan yang meliput. Aturan yang sama juga berlaku di dalam Kompleks Keraton Yogyakarta saat ada acara tertentu yang berkaitan dengan tradisi dan dihadiri Raja Keraton Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Menjelang Dhaup Ageng, tercatat ratusan pakaian peranakan habis disewa. Biaya sewa baju peranakan komplit berkisar Rp 70 ribu sampai Rp 100 ribu. Masa sewanya sampai acara yang diikuti selesai. Jaminan persewaan baju peranakan ini juga tak rumit. Cukup membayar sewa dan tinggalkan nomor telepon penyewa ke penjaga toko.

Tak hanya menyewa, ada pula yang membeli baju peranakan untuk menghadiri acara Dhaup Ageng. Harga satu set baju peranakan sekitar Rp 350 ribu sampai Rp 375 ribu. Jika ingin lebih komplit dengan sabuk tebal, selop, sampai keris, harganya bisa mencapai Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu. Harga tersebut bervariatif, tergantung kain dan kualitas keris yang dipilih.

Rini Kustiani

Rini Kustiani

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus