Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Penumpang Mengaku Diusir dari Pesawat gara-gara Pakai Baju Ngatung

Dalam kontrak penerbangan maskapai itu, setiap penumpang dapat dipaksa meninggalkan pesawat jika pakaiannya dianggap tidak pantas.

8 Oktober 2024 | 13.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi penumpang pesawat terbang. Unsplash.com/Mohammad Arrahmanur

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Empat penumpang maskapai penerbangan Amerika Serikat Spirit Airlines mengaku diminta keluar dari pesawat karena dua di antara mereka mengenakan crop top atau baju ngatung. Salah satu penumpang itu, Teresa, mengunggah pengalamannya di Instagram pada Ahad, 6 Oktober 2024. Dia menganggap bahwa pramugara yang mengusir itu seksis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam unggahannya, Teresa mengatakan pramugara itu memintanya kembali ke pintu keberangkatan karena pakaian mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Hai teman-teman! Ini biasanya bukan jenis unggahan yang saya bagikan di sini, tetapi saya ingin membagikan cerita saya karena saya masih syok," tulisnya. "Saya dan teman saya mengalami pengalaman buruk pada Jumat dalam penerbangan 387 dari Lax ke New Orleans dengan @spiritairlines. Kami dilecehkan oleh seorang pramugari pria yang menyuruh kami untuk 'menutupi diri' karena kami mengenakan crop top."

Pakaian Penumpang

Video pertama yang dibagikan oleh Teresa memperlihatkan dirinya duduk di sebelah temannya di pesawat. Teresa terlihat mengenakan tank top tali spaghetti putih dengan sweter bergaris hijau dan putih yang menutupi dadanya. Kedua penumpang itu mengenakan sweter mereka saat menaiki pesawat, tetapi dilaporkan melepasnya saat berada di pesawat karena terlalu panas.

Menurut Teresa, semua orang termasuk staf penerbangan setuju bahwa crop top yang dikenakannya dan temannya tidak melanggar aturan berpakaian mereka, meskipun pramugara itu mengeluh.

"Dia kemudian terus memperlakukan kami dengan buruk dan tidak memberi kami alasan mengapa dia ingin mengusir kami," katanya tentang pramugari pria itu. "Penumpang lain ikut campur dan mencoba membela kami, tetapi akhirnya seorang supervisor memberi tahu kami untuk meninggalkan pesawat atau dia akan memanggil polisi."

Janji Dipesankan Tiket Baru

Sebelum mereka meninggalkan pesawat, supervisor itu diduga berjanji akan memesan ulang tiket penerbangan mereka. Namun, Teresa mengklaim supervisor itu mengatakan tidak ada penerbangan dan menolak memberi mereka pengembalian uang setelah para wanita itu turun dari pesawat.

Teresa dan temannya keluar dengan seorang ibu dan balitanya. Menurut keterangan Teresa, ibu dan anaknya dipaksa keluar tanpa menjelaskan alasannya.

Teresa juga mengaku bahwa ia harus mengeluarkan $1.000 atau Rp15,6 juta untuk memesan ulang penerbangan lain dengan maskapai penerbangan yang berbeda.

Tanggapan Maskapai Penerbangan

Dalam sebuah pernyataan kepada The Independent, perwakilan Spirit Airlines mengatakan tentang aturan berpakaian di pesawat mereka. "(Dalam) Kontrak Pengangkutan kami, sebuah dokumen yang disetujui semua tamu saat membuat reservasi dengan kami, mencakup standar pakaian tertentu untuk semua tamu yang bepergian bersama kami. Kami sedang menyelidiki masalah ini, dan kami sedang menghubungi para tamu mengenai pengalaman mereka.”

Kontrak Pengangkutan, sebagaimana dipublikasikan di situs web Spirit Airlines, menyatakan bahwa setiap penumpang dapat dipaksa meninggalkan pesawat jika penumpang tersebut berpakaian tidak pantas, atau pakaiannya cabul, tidak senonoh, atau menyinggung perasaan.

INDEPENDENT | YAHOO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus