KANTOR Dinas Penertiban dan Pengawasan Pembangunan DKI Jakarta
Raya Kamis pekan lalu lebih cantik dari biasanya. Selain lantai
mengkilap, sepeda motor karyawan pun tidak berantakan. Ini semua
lantaran ir Piek Mulyadi Adikusumo berkunjung ke dinas tersebut
hari itu.
Piek, seorang di antara 4 Wakil Gubernur DKI Jaya yang baru,
memang langsung sibuk begitu selesai dilantik Menteri Dalam
Negeri dua pekan lalu. Tentu saja urusan Dinas P3 bukan urusan
baru untuk dipelajarinya. Sebab begitu ia lulus dari Institut
Teknologi Bandung, 1961, ia langsung bekerja di Dinas Pekerjaan
Umum DKI Jaya.
Lebih-lebih setelah 5 tahun di sana ia diangkat menjadi Kepala
Direktorat IV/Pembangunan Pemerintah DKI. Lantas pula di tahun
1968 menjadi ketua badan yang sejak 1970-an dikenal dengan nama
Badan Perancang Pembangunan Daerah (Bappeda). Ketika Piek
bekerja di Dinas PU, urusan Penertiban dan Pengawasan
Pembangunan menjadi bagian dinas tersebut. Direktorat IV berada
di atasnya lagi.
Jadi Piek bukan orang baru bagi kalangan pegawai Dinas P3. Bukan
orang baru pula untuk bidang yang ditanganinya sebagai Wakil
Gubernur: pembangunan. Sekalipun ketika ditanya apa
rencana-rencananya ia menjawab dengan kalimat usang "Yang
penting kita bisa melaksanakan apa yang ditetapkan pemerintah
dan berbuat baik bagi masyarakat," katanya.
Selain Piek, juga bukan orang baru di bidangnya adalah Wakil
Gubernur Haji Abdul Kohar Imam Chourmain. Bekas Kepala Staf
Garnisun Ibukota ini (dengan pangkatnya sekarang Brigjen TNI)
diberi tugas membidangi urusan yang dulu ditangani Wagub
Wiriadinata. Yakni Pemerintahan, Keamanan dan Ketertiban serta
Agama.
Dakwah
Dengan latar belakang militer dan lama di instansi staf (Kepala
Staf Garnisun Ibukota sejak 1970 sampai ia dilantik menjadi
Wagub) urusan keamanan, ketertiban dan pemerintahan jelas sudah
dikenalnya. Agama? "Kalau ada waktu saya akan selalu bersedia
berdakwah di kampung-kampung sampai Cengkareng atau pelosok
Jakarta mana pun," katanya.
Selama ini ia memang sering keluar masuk kampung untuk dakwah.
Artinya soal agama pun ia cukup punya bahan. Lebih-lebih,
seperti sudah menjadi jiwa ABRI, "di mana pun seorang prajurit
ditempatkan tidak menjadi soal," kata Chourmain.
Sardjono Suprapto dan drs Asmawi masing-masing sebagai Wagub
bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pejabat Sementara Wagub bidang
Ekonomi, Keuangan dan Perindustrian, juga punya pengalaman cukup
untuk bidang masing-masing. Baik Sardjono maupun Asmawi lama
duduk di Dewan Perwakilan Rakyat. Dengan begitu keduanya tentu
mengenal masalah-masalah yang hidup menyangkut urusannya
sekarang. Hanya kalau dulu mereka merencanakan dan mengawasi
sekarang keduanya harus menjadi unsur pelaksana (eksekutif).
Namun dengan latar belakang keempat pembantunya semacam itu
menjadi lebih entengkah tugas Gubernur Tjokropranolo? Tidak,
kata Menteri Dalam Negeri Amirmachmud dalam pidato pelantikan
ke-4 Wakil Gubernur DKI Jaya tadi. "Karena pusat pemerintahan
bera.la di Jakarta maka Jakarta harus dapat lebih mengembangkan
usaha meningkatkan harkat, derajat dan martabat negara, bangsa
dan rakyat Indonesia dibandingkan dengan daerah-daerah lain,"
Amirmachmud menjelaskan. Dan Jakarta, menurut Amirmachmud,
selama ini belum mampu mengendalikan tantangan-tantangan alam,
antara lain banjir. Alhamdulillah .
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini