Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Untukmu MTQ !

Dengan akan diselenggarakannya perlombaan membaca qur'an tingkat propinsi Ja-Bar, di Cimahi, maka terminal oplet dibongkar, Pasar digusur. Selain itu soal sampah & pedagang kaki lima ditangani. (kt)

10 Februari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TERMINAL oplet dibongkar. Pasar digusur. Yang pertama dipindahkan ke tempat kedua. Yang kedua dipindahkan pula ke tempat lain. Ada apa, ada apa? Ternyata semua itu terjadi di Cimahi (Jawa Barat) karena di sana akan diselenggarakan Perlombaan Membaca Qur'an (Musabaqah Tilawatil Qur'an -- MTQ) tingkat Propinsi Jawa Barat di kota tersebut Juli nanti. Seperti halnya MTQ nasional, begitu juga MTQ propinsi lain, bahkan MTQ keresidenan, kabupaten dan tak ketinggalan tingkat kecamatan di daerah lain, MTQ Propinsi Jawa Barat berpindah-pindah tempat, tiap tahun. Cimahi dapat giliran tahun ini. Namun Mesjid Agung di kota tersebut dinilai ' kurang layak" untuk tempat penyelenggaraan acara tadi. Karenanya perlu dipugar. Tak ayal terminal oplet yang kebetulan terletak di satu sudut halamannya terpaksa dibongkar. Terminal itu belum 5 tahun digunakan. Biaya pemhangunannya dulu menelan jutaan rupiah. Bisa dimaklumi ada semacam keheranan di sebagian warga kota. Bukankah itu berarti penghamburan biaya? Walikota drs Soedarna punya pendapat lain. Halaman mesjid itu kebetulan juga terletak di dcpan kantor Walikota. "Kalau mesjid jelek kan rusak wajah kota?" Soedarna menjelaskan. Restu Gubernur Tapi kesan penghamburan biaya yang apa boleh buat timbul bukan hanya menyangkut pembiayaan pembangunan terminal lama. Tetapi juga menyangkut pemhangunan terminal baru sebagai penggantinya. Juga pembangunan pasar baru sebagai akibat satu di antara 3 pasar lama dijadikan lokasi terminal pengganti tadi. Lagi-lagi Soedarna punya pendapat lain. Terminal yang dibongkar sekarang itu terletak di tepi jalan raya Bandung-Jakarta. "Pemindahan terminal itu ke tempat lain dilakukan juga untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di sekitar jalan raya tadi," katanya menambahkan. Alhasil Soedarna bertekad ingin mendandani wajah kotanya sekarang. Kecuali soal mesjid dan lalu lintas, juga soal sampah dan pedagang kaki lima mulai ditanganinya secara serius. Antara lain dengan dibentuknya Badan Koordinasi Kebersihan dan Keindahan Kota sejak Nopember tahun lewat. Pembentukan BK4 ini merupakan tindak lanjut usaha Soedarna untuk menangani soal kebersihan setelah petugas tingkat Rukun Kampung selama ini dinilainya kurang lancar. Berbeda dengan di berbagai kota lain, masalah kebersihan di Cimahi selama ini memang ditangani oleh RK-RK yang jumlahnya 224. Maklum Cimahi tidak bisa berbuat banyak. Sebagai kota administratif ia harus tunduk kepada pemerintah tingkat kabupaten. Dalam hal ini Kabupaten Bandung. Sebab di sanalah kata akhir sesuatu perencanaan diputuskan. Bisa dimaklumi keberanian Soedarna dalam hal gusur menggusur bangunan yang sudah ada sebenarnya Juga karena ada restu dari Bupati Bandung Lily Sumantri. Bahkan juga dari Gubernur Jawa Barat Haji Aang Kunaefi. Buktinya perletakan batu pertama pemugaran mesjid dilakukan Pak Gub 29 Januari lalu. Bertepatan dengan ulang tahun ke-3 kota administratif tersebut. Bukan urusan main-main MTQ ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus