Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Partai Pendukung Jokowi Bentuk Forum Silaturahmi

Forum menjadi ajang konsolidasi setelah pembubaran Tim Kampanye Nasional.

30 Juli 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden terpilih 2019-2024 Joko Widodo menghadiri acara silaturahmi dan pembubaran Tim Kampanye Nasional di Menteng, Jakarta, 26 Juli lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Partai pendukung Joko Widodo-Ma’ruf Amin membentuk forum silaturahmi untuk menjaga soliditas koalisi. Forum informal ini dibentuk setelah Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf dibubarkan, Jumat lalu. Selain menjaga keutuhan koalisi, forum ini membantu penyusunan program kerja kabinet baru Presiden Joko Widodo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mantan Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional, Usman Kansong, menyatakan forum ini dibentuk atas inisiatif para petinggi partai politik pendukung Jokowi-Ma’ruf. "Forum memberikan usulan-usulan, termasuk untuk mengawal soliditas dan program kerja (Jokowi-Ma’ruf) nantinya," kata Usman kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Forum, Usman menambahkan, juga bertugas menyusun dan mematangkan program kerja Presiden Jokowi. Forum ini digagas juga untuk menjembatani komunikasi antarpartai dan media massa, termasuk masyarakat luas.

Presiden Joko Widodo membubarkan Tim Kampanye Nasional pada Jumat lalu setelah sukses bekerja memenangi pemilihan presiden. Jokowi kemudian meminta partai koalisi maupun relawan pendukungnya untuk menyodorkan nama-nama yang diusulkan menjadi menteri. Presiden disebut-sebut telah menyiapkan 21 nama dari partai politik dan sisanya dari kalangan profesional.

Seorang politikus di koalisi pendukung Jokowi menyatakan para sekretaris jenderal partai koalisi menggelar rapat setelah Jokowi membubarkan Tim Kampanye Nasional. Awalnya, mereka mengusulkan mengganti nama Tim Kampanye Nasional menjadi Tim Kerja Nasional untuk membantu mempersiapkan kabinet Jokowi-Ma’ruf. "Rapat diselenggarakan di salah satu hotel di Jakarta, dihadiri oleh para sekretaris jenderal dan sejumlah mantan elite ketua Tim Kampanye Nasional," kata sumber itu.

Sumber ini juga mengatakan Presiden Joko Widodo membentuk tim internal untuk membantu presiden menentukan sosok ideal yang bergabung dalam kabinet baru. Tim kecil ini dibentuk tanpa nama dan beranggotakan beberapa orang saja.

Jokowi dikatakan telah mulai menyusun tim tersebut sejak dua pekan lalu. Artinya, saat ini, tim internal Jokowi telah mulai melakukan penyaringan. "Timnya enggak ada nama, dan siapa orang-orangnya, enggak ada yang tahu. Kalau ketahuan namanya, nanti bisa dilobi," ucap dia.

Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan, Arsul Sani, menganggap forum bersama di dalam koalisi Jokowi-Ma’ruf belum perlu dibangun. "Forum bersama koalisi bukan sesuatu yang mendesak untuk diputuskan sekarang. Itu nanti dipikirkan bersama menjelang atau bahkan setelah pemerintahan mendatang dibentuk." kata Arsul, kemarin.

Dia juga menegaskan partai koalisi tidak berwenang untuk menyusun bersama calon-calon menteri yang akan masuk dalam kabinet baru. Karena itu, ia menyerahkan kewenangan kepada Jokowi sepenuhnya untuk memilih orang yang layak menjadi menteri. Meski demikian, kata Arsul, masing-masing partai koalisi boleh mengajukan nama calon menteri kepada Jokowi.

Sejauh ini, kata Arsul, belum semua partai mengusulkan calon menteri. Jokowi juga belum memberikan portofolio atau pos-pos kementerian yang akan dibagi ke partai koalisi. "PPP juga menyambut baik kabinet mendatang diisi mereka yang masih muda, yang penting berintegritas dan memiliki kompetensi," kata Arsul.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Hendrawan Supratikno, mengatakan partainya menyerahkan sepenuhnya kepada presiden untuk menggunakan hak prerogatifnya dalam menyusun kabinet. Dia juga mengatakan partai koalisi telah solid dan tidak menambah koalisi dari partai lain. "Menyatakan partai koalisi tidak perlu menambah partai lain adalah boleh-boleh saja itu, sebagai bagian dari ekspresi aspirasi," kata Hendrawan.

AVIT HIDAYAT

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus