BANYAK juga yang terperanjat. Hitachi dan Mitsubishi, dua
produsen raksasa alat elektronika Jepang, dikabarkan melakukan
"spionase industri" di Amerika Serikat, baru-baru ini. "Namun
bagi mereka yang sering berkumpul di Wisma Rickey's Hyatt dan
Dinah's Shack, El Camino Real, California, berita itu tak
terlalu mengejutkan," kata Robert Lindsey dalam tulisannya untuk
New York Times Service.
"Saya kira Hitachi dan Mitsubishi justru hanya puncak sebuah
gunung es," ujar Charles Rudd berkomentar. "Bahkan agak
mengherankan, bahwa sebelum ini kegiatan seperti itu belum
pernah terungkap."
Para penegak hukum sependapat: Lembah Silicon sudah sama seperti
Wina pada 1946, atau Lisabon pada 1940 -- medan perburuan
mata-mata pelbagai negeri, tak terkecuali agen-agen perusahaan
Amerika Serikat yang saling mengintai.
Sebagian kalangan bahkan berpikir lebih jauh. Lembah Silicon,
menurut taksiran mereka, sudah berkembang menjadi semacam pasar
gelap, tempat jutaan dollar dipertaruhkan untuk memperoleh data
data perlengkapan elektronika, beberapa di antaranya yang
berhubungan dengan keperluan militer. Pencurian berjalan setiap
tahun. Data dan perlengkapan itu mengalir ke luar -- banyak di
dntaranya yang berlabuh di negeri-negeri komunis.
Syahdan sekitar 1960-an, suatu generasi insinyur wiraswasta
bermukim di lembah ini. Dari pasir pantai yang sederhana,
silicon, mereka memhuat bahan baku microchips, alat yang
dihutuhkan komputer modern untuk bekerja. Para insinyur itu
segera menjadi kaya.
Dengan panjang 40 km dan lebar 10 km, Lembah Silicon kemudian
berkembang menjadi kawasan industri yang menentukan. Di sana
"bersarang" 600 pabrik alat elektronika, ribuan subkontraktor,
konsultan, dan makelar. Perputaran modal dalam bisnis alat
elektronika saja di lembah ini mencapai US$ 4,2 milyar setahun.
Gagasan dan informasi dipertukarkan di lembah ini. Hotel dan
berbagai tempat persantaian menjadi saksi pelbagai mufakat dan
diskusi. "Setiap siang, rumah makan dan bar seperti Rickey's,
Dinah's Shack, dan Chez Yvonne penuh sesak dengan para sahabat,
saingan, maupun sekedar pencari keterangan," kata Robert
Lindsey.
"Jumlah informasi yang dipertukarkan di bar dan rumah makan tak
terlukiskan banyaknya," ujar James Fox, agen FBI yang memiliki
pengetahuan khusus mengenai Lembah Silicon. Lalu berapa banyak
pelaku yang terlibat dalam "spionase" gaya baru ini? "Entahlah,"
kata Fox, "paling tidak ratusan." Kemudian ia cepat menambahkan,
"suatu problem yang memang gawat."
Di samping Jepang, Uni Soviet dan para kerabatnya, lembah ini
konon menampung pula wakil-wakil dari Dunia Ketiga, Israel,
Cina, Prancis, Jerman Barat, "boleh dikatakan dari seluruh
dunia." Semua mengintai proses teknologi pengembangan industri
microchips, terutama yang berhubungan dengan kepentingan
militer. Apa lagi ekspor teknologi jenis itu dilarang tegas
oleh Departemen Luar Negeri AS.
Mentut Fox, beberapa rahasia secara mudah dipindahtangankan
sembari minum atau makan malam "atas nama bisnis." Para
pelakunya adalah agen-agen yang menguasai masalah teknik, dan
berkunjung ke lembah itu dalam selimut misi perdagangan atau
pertukaran teknik.
Beberapa negeri konon menanamkan agennya secara khusus di sana.
Beberapa lagi, termasuk Cina, masuk melalui perkongsian di
bidang bisnis alat elektronika. Ada pula negeri tertentu,
menurut para penyelidik, yang tak segan-segan membayar mahal
para karyawan Amerika yang sudi membocorkan rahasia
perusahaannya. Tapi menurut kalangan industri, Amerika sendiri
jamak melancarkan spionase seperti itu bila ingin memperoleh
rahasia perusahaan saingannya.
"Mungkin problem kami terbesar justru menghadapi orang-orang
Amerika yang rakus, dan mau mengerjakan hampir semua hal demi
uang," kata Fox. Di Lembah Silicon, konon, terdapat sekitar 200
makelar bebas yang menjual komponen elektronika. Sebagian besar
mereka mengekspor "barang dagangan"nya ke negeri ketiga --
seperti Kanadadan Swiss dan tahu bahwa komponen-komponen itu
kelak mencapai tujuan terakhir di Uni Soviet, paling tidak salah
satu negeri blok Soviet. Dan hal ini sangat bertentangan dengan
peraturan Departemen Luar Negeri AS yang melarang pengiriman
alat demikian ke negeri-negeri komunis.
Tapal batas Amerika Serikat adalah "jaring yang jebol," kata
seorang penyelidik Bea Cukai AS di San Francisco. Douglas K.
Southard, wakil jaksa daerah Santa Clara yang khusus menangani
kasus Lembah Silicon memandang kongkalikong itu sebagai bagian
"kerakusan dan ketamakan" yang ditimbulkan pertumbuhan industri,
dan keuntungan yang bersembunyi di belakangnya.
Lembah Silicon, kata dia, adalah "contoh utama kapitalisme yang
sedang meluap." Setiap orang ingin menjadi jutawan dalam waktu
singkat. Uang mengalir seperti air, "menggoda warganegara yang
biasanya jujur untuk memperebutkan bagian dari kue pastel itu."
Menurut perkiraan Southard, selama lima tahun terakhir telah
dicuri paling tidak US$ 100 juta dalam bentuk komponen lengkap
serta data teknologi. Di pasaran gelap dunia, mikro sirkuit
tampil sebagai barang dagangan paling laris. Ia demikian
kecilnya, sehingga mudah dicuri untuk kemudian dijual dengan
mahal.
Pemerintahan Reagan berjanji memberi prioritas tinggi untuk
membendung mengalirnya teknologi dan komponen
perusahaan-perusahaan AS itu keluar. Tapi banyak orang meragukan
hasilnya.
Wakil presiden Dimes Griup Rudd yang mengekspor instrumen medis
dan ilmiah non-militer ke Uni Soviet mengatakan, "banyak
teknologi yang mengalir keluar Lembah," beberapa di antaranya
melalui kegiatan matamata. Banyak dari jumlah yang keluar ini,
tambah Rudd, "didorong alasan memperoleh keuntungan, kerakusan.
Kita tidak mungkin membendung atau menghentikannya, kecuali kita
mengubah diri kita sendiri menjadi masyarakat tertutup."
Di antara orang-orang rakus itu adalah yang bernama John Henry
Jackson, 44 tahun. Ia terkenal sebagai Jack bermata satu, sedang
menunggu sidang pengadilan. Tuduhan yang didakwakan kepadanya:
pencurian besar-besaran, persekongkolan, pembelian, penerimaan
dan pemilikan barang curian yang diubah. Ia sendiri pernah
dihukum empat kali karena pelbagai kejahatan.
Tapi kali ini sidang pengadilannya agak lain. Ia dituduh sebagai
tokoh dunia elektronika di bawah tanah. Jackson menolak
tuduhan itu.
Dia didakwa memimpin komplotan penjahat yang mencuri 10.000 chip
memori dari Intel Corporation, pabrik raksasa semiconductor di
Lembah Silicon. Ia juga memasarkan kembali 100.000 alat lain
yang serupa, sebagian besar curian. Konon yang dicurinya dari
Intel Corporation ialah chip komputer 32K Eprom yang sangat
khas dan rumit. Harganya US$ 100 sebuah, pada waktu itu.
Tapi yang lebih penting bagi kantor kejaksaan serta penyelidik
Federal ialah jangkauan penerapannya dalam peralatan
elektronika -- dari video arcade game yang tidak berbahaya
sampai sistem penuntun pesawa tempur.
PERKARA Jackson menjadi sangat penting karena melibatkan apa
yang dinamakan "pasar kelabu" dalam dunia elektronika.
Akhir-akhir ini pasar kelabu itu telah berkembang menjadi "pasar
di bawah tanah" alat-alat elektronika dan chip komputer,
sebagian hasil curian.
Para penegak hukum berpendapat pasar itu merongrong keamanan
nasional, dan berperanan besar meningkatkan kejahatan industri
elektronika, yang sebelumnya aman-aman saja. Disebut "pasar
kelabu" karena tadinya penjualan chip surplus itu sah belaka.
Belakangan baru berkembang menjadi pasar gelap yang sebenarnya.
Atas pertanyaan, pihak polisi dan agen federal mengatakan pasar
kelabu itu melibatkan modal sekitar US$ 20 juta. Tapi segera
ditambahkannya, jumlah itu bisa tiga sampai empat kali lebih
besar. Dan pasar ini ternyata makin lama makin terorganisasi.
Mengenai pengaruhnya terhadap keamanan nasional, William H.
Websier, Direktur FBI menyatakan dalam sebuah pidatonya tahun
lalu, "teknologi Amerika Serikat, baik bidang militer maupun
industri, adalah sasaran nomor satu operasi intel asing. Dalam
sejarah kami, baru kali ini dunia usaha Amerika Serikat mendapat
serangan mata-mata yang pintar dan njlimet".
Banyak detil kasus Jackson diterima dari terdakwa sendiri dalam
keterangan yang diberikannya di depan polisi selama ditahan.
Sebagian lagi datang dari para saksi, termasuk sekretaris
Jackson. Meski demikian, ada usaha pengacara membatalkan
keterangan pendahuluan itu di sidang pengadilan.
SEHARI-HARI gudang chip Intel Corporation yang kebobolan itu
dijaga sangat ketat. Sirene maupun penjaga keamanan bertugas 24
jam sehari semalam. Dan pelbagai sistem keamanan lainnya
digunakan menjaga gudang tersebut.
Menurut Jackson dalam pemeriksaannya, ia bisa mengelakkan semua
penjaga serta sistem keamanan itu karena ia melibatkan petugas
dalam. Polisi memang menangkap antara lain penjaga keamanan
Albert Williams. Adalah Albert Williams, juga tertuduh dalam
perkara Jackson ini, yang membawa keluar chip itu dari gudang
dalam lipatan jaket kulitnya. Sekali-sekali chip itu bahkan
dibawa keluar secara menyolok, dalam kantung-kantung plastik
sampah.
Menurut Williams, ia dan Jackson bisa bekerjasama karena ada
"uluran tangan" eksekutif Intel Corporation yang namanya tidak
disebut dalam pemeriksaan dan yang juga tidak dituntut dalam
sidang pengadilan. Eksekutif inilah, konon, yang mempersiapkan
kertas-kertas yang diperlukan untuk membuat 10.000 buah chip
memori yang akan dicuri itu. Kertas-kertas itu kemudian
dimusnahkan, demi menghilangkan jejak.
Bagi orang-orang yang mata duitan, segala cara tampaknya halal.
John Henry Jackson memperkuda orang dalam perusahaan. Tapi jika
hal ini tidak mungkin, cara lain ditempuh.
Dalam wawancara yang direkam sccara rahasia, dengan penyelidik
swasta seorang anak buah Jackson melukiskan majikannya
kadangkala mempergunakan gadis cantik untuk memancing para
pekerja yang sedang sibuk memuat barang-barang elektronika itu
ke dermaga, dan kemudian ke kapal. Orang lain lalu mengangkut
barang-barang tersebut ke tempat lain.
Menurut Jackson, 90% dari pencurian yang dilakukannya terjadi
sewaktu chip dimuat ke kapal dan diangkut atau dikeluarkan dari
gudang penyimpanan. Chip yang dicuri itu baru saja datang dari
bagian perakitan, dan karenanya belum dibubuhi merk. Biasanya
40% dari keseluruhannya diapkir.
Kemudian chip itu dibawa ke sebuah rumah di Sunnyvale,
California, untuk diberi merk Intel. Selanjutnya diangkut ke
California Selatan, dijual tunai kepada pembeli. Dari sini chip
itu menempuh perjalanan panjang melalui "pasar
kelabu. "Tapi pencurian seperti yang dilakukan Jackson bukanlah
yang pertama kali terjadi pada Intel Corporation," kata Michacl
S. Malone dalam tulisannya di The New York Times, 30 Mei 1982.
Michael Moe, pengawas bagian perawatan gedung perusahaan
tersebut, pada April 1980 mengangkut keluar chip memori yang
bernilai ribuan US$ dalam sebuah kotak palsu. Mei 1980 Moe
dijatuhi hukuman karena melakukan pencurian besar-besaran.
Berkaitan dengan perkara Moe Glen Johnson, pemilik Glen
Manufacturing Inc. dari pabrik elektronika di Stockton,
California, dijatuhi pula hukuman karena membeli ribuan buah
chip curian dari Moe.
"Kami sekarang memonitor pasar kclabu itu di tempat," kata
Rodger S. Borovoy, wakil preslden Intel Corporation, penasihat
umum serta direktur bagian keamanan. "Dan kami sudah berhasil
toko-toko kecil tidak lagi menjual barang-barang Intel." Tapi
Borovoy mengaku, usaha bersama secara besar-besaran melawan
pasar kelabu itu masih harus dilakukan. "Saya khawatir kami
masih sendirian melawan pasar kelabu itu," kata Borovoy.
Industri elektronika mempunyai siklus sendiri dan tunduk pada
pasang surut ekonomi. Sewaktu-waktu muncul permintaan mendadak,
sehingga harga barang melonjak. Maka hasil utama pabrik seperti
chip memori dan micro-processors mengalami permintaan yang luar
biasa banyaknya.
Waktu penyerahan dapat berkisar dari beberapa hari sampai selama
setahun. Para langganan yang gugup berusaha mencari setiap
sumber barang. Ketika harga cenderung menurun, masa unggul itu
pun surut. Pabrik-pabrik yang pcnuh sesak berisi barang-barang
inventaris itu harus menjualnya agar bisa mempertahankan
lancarnya roda keuangan.
Para pedagang pasar kelabu membuat jasa yang menguntungkan dan
sah, dengan bertindak sebagai pedagang perantara. Itu sebabnya
mereka didukung baik olch pemilik pabrik, maupun oleh "nasabah".
Sewaktu masa surut, para pedagang pasar kelabu membeli barang
inventaris yang melimpah itu dengan potongan harga, sambil
bertaruh bahwa barang-barang ang modelnya khas itu akhirnya akan
diminta lagi.
Ketika terjadi permintaan tiba-tiba, mereka bisa menjual dengan
harga tinggi sekali. Kadangkala permintaan demikian besarnya
sehingga melampaui persediaan. Keadaan begini menggoda sementara
pedagang untuk melakukan pencurian. Kenaikan harga tinggi video
game Jepang pada 1977-1978 adalah peristiwa paling akhir yang
membuat banyak pedagang pasar kelabu melakukan kejahatan.
Menurut seorang pedagang pasar kelabu, di Lembah Silicon ketika
itu banyak sekali pabrik kecil Jepang memenuhi permintaan video
game itu. Dan, ternyata, chip memori yang kritis, "leluhur"
semiconductor yang dikatakan dicuri Jackson itu, hanya bisa
diperoleh di Amerika Serikat. Maka pesanan membanjiri
perusahaan-perusahaan semiconductor AS.
Ketika permintaan yang luar biasa banyaknya tidak dapat dipenuhi
pabrik atau distributor yang mendapat izin, para pengusaha
Jepang mulai bermunculan di Lembah Silicon. Mereka menawar
dengan harga US$20 atau lebih semiconductor yang bernilai US$3
itu. Dan mereka tidak mengajukan pertanyaan apa pun. Seorang
pedagang pasar kelabu yang tidak mau disebut namanya ingat
bagaimana ia bertemu dengan para eksekutif Jepang di pelabuhan
udara San Francisco. Eksekutif tersebut membawa tas yang berisi
US$ 1 juta uang tunai.
Keuntungan yang sangat besar seperti itu membuat sementara
pedagang pasar kelabu segera menjadi jutawan, sementara yang
lain cepat menjadi penjahat. Tapi untuk kebanyakan pedagang,
menurut para penegak hukum, hal itu dirasakan sebagai usaha
tidak sah yang membuat mereka sejak itu sering melakukan
perbuatan di luar hukum.
Wakil jaksa daerah Santa Clara, Douglas K. Southard, yang
menjadi penuntut umum dalam perkara Jackson, menilai 30 sampai
40 tuntutan sudah berhasil dilakukan terhadap usaha pasar kelabu
yang tidak sah itu. Dari 100 sampai 200 orang pedagang pasar
kelabu itu, kata Southard, "sebagian besar pedagang perantara
yang sah."
Tapi ia menambahkan, "masalahnya ialah bahwa usaha khusus itu
seperti pemilikan rumah gadai. Hal ini memberikan kesempatan
untuk membeli barang curian jika barang itu bisa diperoleh.
Bahkan pedagang perantara yang paling jujur kadangkala akan
memalingkan kepalanya."
Barang-barang yang bergerak di pasar kelabu ditangani oleh tiga
kelompok: distributor besar yang diragukan yang mencampur
barang-barang curian, tiruan atau yang diapkir dengan
barang-barang inventaris yang diperoleh dari pabrik-pabrik yang
mendapat izin. Lalu apa yang dinamakan schlocker, yang berbuat
dalam banyak hal sama dengan kelompok pertama itu. Dan
orang-orang yang memperbaiki logam tua, yang mempunyai "orang
dalam" di perusahaan semiconductor yang memalsukan chip yang tua
dengan yang baik, atau yang begitu saja menjual chip rongsokan
sebagai chip yang baik. Menurut polisi, pembayaran kepada
pekerja bagian perakitan yang melakukan pencurian itu paling
sering dilakukan dalam bentuk narkotika.
BAGAIMANAPUN cara masuknya ke pasar kelabu, barang itu tidak
lama berada di pasar tersebut. Menurut polisi setempat, beberapa
chip dicuri berdasarkan pesanan dan nasabahnya sudah siap
menunggu dan membayarnya. Tetapi kebanyakan barang
diperjualbelikan di kalangan pedagang perantara sambil mencari
kesempatan, dan akhirnya melalui banyak tangan pedagang
perantara barang itu baru sampai kepada nasabahnya.
Kasus Jackson mengungkapkan secara khas seluk beluk permainan di
sekitar "pasar kelabu". Menurut pengakuan Jackson di depan
polisi, perusahaannya -- Dyno Electronics di Santa Clara --
menjual chip curian kepada Space Age Metals di Gardenia,
California. Space Age membantah keterangan ini dengan catatan,
dulu ia memang pernah terlibat bisnis dengan Dyno.
Menurut cerita Jackson pula, Space Age kemudian menjual chip
tersebut kepada Mormac Technology Inc. di Tarzana, masih kawasan
California. Juga kepada Republic Electronics Inc. di Arlington,
Virginia. Tapi pada kesempatan lain, Dyno juga melakukan bisnis
langsung dengan Mormac.
Pada gilirannya, Mormac dan Republic menjual barang tersebut
kepada langganan yang sama: E.D.V. Elektronik, distributor
peralatan elektronika di Munich, Jerman Barat. Yang disebut
terakhir ini kemudian menyalurkan barang tersebut kepada A.G.
Siemens, raksasa bisnis elektronika Jerman Barat. Persoalan
menjadi terbuka November 1979, justru tatkala Siemens mengeluh
kepada Intel Corporation tentang ditemukannya sejumlah chip
Intel yang dipalsukan.
Menurut kalangan petugas hukum, "hubungan internasional" semacam
itu memang tidak merupakan hal lumrah. "Pasar kelabu", dengan
segala jaringannya, sebetulnya sanggup mencapai langsung
perusahaan mana pun di seluruh pelosok bumi, bahkan perusahaan
yang terbilang kecil.
Bersama Jackson diadili juga Patrick Ketchum, salah seorang
karyawan penting Mormac. Menurut Jackson, Ketchum inilah yang
menjual sejumlah chip curian kepada Anatoli Maluta, seorang
warga negara Amerika keturunan Rusia. Juga kepada Werner
Bruchhausen, seorang Jerman Barat.
Nama Maluta dan Bruchhausen memang tak begitu harum. Keduanya
pernah dituduh menyelundupkan alat pembuatan semiconductor ke
belakang tirai besi.
Ketchum sendiri pernah diperkarakan pada 1979. Termasuk nekat,
ia menjual chip palsu kepada pihak militer AS. Kebetulan saja ia
lagi mujur. Sidang tak berhasil membuktikan bahwa Ketchum
mengetahui kepalsuan barang yang disalurkannya dari Jackson itu.
Setelah bertahun-tahun terciptalah beberapa jalan perdagangan
pasar kelabu. Sumber utama masih tetap Lembah Silicon, walaupun
daerah kantung elektronika lain seperti Boston dan Phoenix mulai
terlihat sebagai pasar gelap yang berkembang. Di Malaysia pabrik
perakitan perusahaan-perusahaan elektronika Amerika Serikat juga
mengalami banyak pencurian.
Banyak nasabah dari pedagang perantara Amerika Serikat adalah
pedagang perantara pula yang beroperasi di negeri-negeri yang
tidak kena peraturan embargo Amerika Serikat. Finlandia,
Prancis, Austria dan malahan Kanada ditunjuk oleh
pedagang-pedagang pasar kelabu sebagai stasiun penting untuk
menyalurkan barang elektronika ke negeri Blok Timur, Iran, dan
negeri lainnya.
Lalu, siapakah sebetulnya langganan tetap "pasar kelabu"?
"Menurut mitos umum, adalah para agen KGB yang bersembunyi di
tiap pojok Lembah Silicon, menunggu kesempatan mencuri model
chip terakhir," tulis Michael S. Malone. Uni Soviet konon sudah
menemukan hal yang dipelajari Jepang dan Honkong beberapa tahun
lalu, yaitu bahwa para tokoh pasar kelabu AS selalu
berlomba-lomba melayani pesanan langganan.
Karena itu, menurut seorang bekas gembong pasar kelabu, "KGB tak
perlu pusing menempatkan orangnya di sini." Seperti
ditambahkannya, "mereka bukan orang tolol. Mereka tahu semua hal
bisa diatur dengan pihak ketiga, sembari mereka sendiri
ongkang-ongkang di kampung halamannya."
MENURUT perkiraan, sudah lebih satu dekade pasar kelabu
melayani langganannya dengan setia. Jepang, Taiwan, Malaysia,
dan Korea Selatan sudah menikmati pelayanan pasar itu lebih
dulu. Kemudian menyusul negeri-negeri Blok Timur, Cina, dan
mungkin saja beberapa negeri sedang berkembang.
Tidak semua penjualan bersifat internasional. Banyak bisnis
pasar kelabu pada mulanya pembuat perlengkapan kecil-kecilan
asli Amerika. Tapi tatkala beberapa jenis perlengkapan susah
dicari di pasar resmi, perusahaan-perusahaan kecil itu melejit
menjadi bisnis besar. Bahkan kini, menurut Michael S. Malone,
"beberapa kongsi besar mulai melibatkan diri ke dalam jaringan
pasar kelabu."
Sekalipun para pedagang pasar kelabu itu merasa telah memainkan
peranan penting namun kelalaian mereka terhadap para nasabah
bisa mempunyai akibat yang membahayakan. Misalnya Southern
California telah menemukan muatan chip yang keliru isinya. Juga
orang tidak mungkin bisa mengukur kerugian yang diderita bidang
ekonomi dan keamanan militer bangsa dengan terjualnya teknologi
yang maju kepada saingan-saingan asing atau musuh.
Dan ramalan, setidak-tidaknya menurut Borovoy dari Intel
Corporation, tidak baik bagi masa depan yang dekat. "Akan
menjadi lebih buruk lagi," kata dia. "Kami akan melihat
masalah-masalah kapasitas lagi dalam industri. Masa memainkan
peranan penting mulai menanjak," Dan jika orang tidak bisa
memperoleh barang secara sah, barang akan diperoleh dengan cara
yang bagaimanapun juga."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini