Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Pastikan sekolah menjalankan protokol kesehatan ketat sebelum anak belajar secara tatap muka.
Cara terbaik dengan mendatangi langsung sekolah tersebut.
Orang juga perlu tahu program belajar selama pandemi.
Enam bulan yang lalu, Feni Fitriani sudah punya rencana akan mendaftarkan putri semata wayangnya, yang tahun ini berusia 4 tahun, ke salah satu sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) di dekat tempat tinggalnya di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur. Di sekolah itu, ada kerabat Feni yang sudah lebih dulu menyekolahkan anaknya. Dari cerita sang kerabat, ia merasa kurikulum pelajaran yang diberikan cocok untuk anaknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
April lalu, sekolah PAUD tersebut mulai membuka sesi pendaftaran murid baru. Dengan bersemangat, Feni pun menghubungi sekolah untuk meminta formulir pendaftaran. Agar lebih yakin, suatu ketika ia mendatangi lokasi sekolah untuk melihat langsung proses belajar-mengajar yang dilakukan di sana. “Kebetulan sekolah ini sejak awal tahun lalu sudah membuka sesi belajar tatap muka dengan protokol kesehatan ketat,” ujar perempuan 34 tahun ini, Kamis lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alangkah terkejutnya Feni saat ia datang ke sekolah itu. Ketika itu, di PAUD tersebut sedang ada kegiatan latihan kesenian untuk persiapan acara perpisahan dan wisuda para murid. Feni menyaksikan puluhan murid dan guru di sekolah itu berbaur tanpa menjaga jarak dan tidak memakai masker. “Ada yang pakai masker pun hanya menutupi mulut, guru-gurunya terkesan cuek saja.”
Melihat hal demikian, Feni langsung mengurungkan niat mendaftarkan putrinya di sekolah itu. Ia tak yakin dengan komitmen pengelola sekolah dalam menerapkan protokol kesehatan. “Memang setiap ada kelas tatap muka, kapasitasnya dibatasi. Selebihnya, para murid banyak mengikuti pelajaran online. Tapi kedisiplinan soal protokol kesehatannya terkesan kurang serius.”
Ia pun mengalihkan rencana dengan mendatangi PAUD lain yang lokasinya lebih jauh dari rumahnya. Di sana ia mendapat penjelasan soal penerapan protokol kesehatan jika sesi belajar secara tatap muka dijalankan. “Di sekolah ini, saya merasa protokolnya lebih ketat, karena para guru dipastikan sudah mendapat vaksin. Keterisian kelas juga dibatasi hanya 5-10 anak per sesi tatap muka. Bahkan sekolah menawarkan sesi belajar kunjungan ke rumah pada waktu tertentu.”
Foto: Pixabay
Transparansi dan kedisiplinan pihak sekolah dalam menerapkan protokol kesehatan memang menjadi salah satu pertimbangan penting bagi para orang tua di masa kini. Meski risiko penularan Covid-19 pada anak-anak tercatat rendah, tetap saja para orang tua enggan ambil risiko. “Orang tua ingin anaknya bisa sekolah tatap muka. Tapi, kalau sekolah tidak serius menerapkan protokol kesehatan, kami juga cemas dengan kesehatan anak,” ujar Feni.
Hal lain yang juga penting adalah mengenal materi pelajaran yang diberikan pada masa pandemi. Orang tua perlu tahu program belajar agar orang tua bisa mempersiapkan anaknya sehingga dapat belajar secara maksimal. Sebab, ada sekolah yang materi pelajarannya dirasakan kurang oleh orang tua, sehingga mereka harus mencari cara agar anaknya bisa menutupi kekurangan belajar di sekolah.
Hal itu, misalnya, dialami oleh Sandra Kumala Dewi, seorang ibu yang tahun ini mendaftarkan anak sulungnya ke sekolah dasar di Surabaya. “Materi yang diajarkan lebih banyak menggambar, membuat prakarya, atau mewarnai,” kata Sandra. “Materi pelajaran seperti belajar mengeja, menulis, atau menghitung hampir tak pernah diberikan.” Jadi, ia memberikan les kepada anaknya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo