Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pelajaran dari Tanah Abang

Setelah terjadi kebakaran pasar tanah abang, pd pasar jaya akan memikirkan kemungkinan mengasuransikan pasar-pasar yang dikelolanya, karena baru beberapa pasar saja di dki yang diasuransikan.

15 September 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUA kali Pasar Tanah Abang terbakar. Tahun lalu sempat "termakan" bagian tengahnya sedikit, pertengahan Agustus lalu menghanguskan seluruh blok B yang berisi 709 kios. Seluruh pasar -- yang dibangun buat menampung pedagang kecil kaki lima-terdiri 4 blok dengan 3.200 kios. Kerugian di luar harga bangunan ditaksir Rp. 3.412 juta, di antaranya terdapat yang Rp. 238 juta. Kerugian bangunan, menurut taksiran PD Pasar Jaya, Rp. 500 juta tapi taksiran PT Asuransi Jasa Indonesia sedikit rendah Rp 400 juta. Kios darurat sekarang sudah dibangun. Menurut Gubernur Tjokropranolo yang Kamis siang pekan lalu meninjau ke sana, blok B yang terbakar itu masih cukup kuat, fondasi maupun dindingnya. Ini, katanya berdasarkan penilaian para ahli. Dengan begitu, perbaikannya pun tak memerlukan pembongkaran total, hingga diharap bisa selesai lebih cepat 2-3 bulan. Tjokro juga mengungkapkan persetujuan Bank Indonesia untuk memberikan KIK (kredit investasi kecil) lewat Bank Dagang Negara. Untuk meneliti siapa yang membutuhkan, PD Pasar Jaya membagikan formulir untuk 5 3 3 pedagang yang terkena musibah. Sampai akhir Agustus lalu baru 435 lembar yang kembali masuk, 193 di antaranya menyebutkan telah mengasuransikan dagangannya. Itu pun hanya 54 yang pribumi. Pasar-pasar di DKI sendiri ternyata hanya beberapa saja yang diasuransikan. Antara lain: Tanah Abang, Rawa Bening, Petojo Ilir, Pal Meriam, Tebet Barat. Sedang di pasar-pasar lain, yang diasuransikan biasanya hanya kios-kios yang mendapat KIK. Tapi meski mendapat KIK, pedagang memang tidak diharuskan mengasuransikan dagangannya. "Keharusan memang tidak ada, tapi anjuran ada," kata Djeremia Sinuhadji, Ka Humas PD Pasar Jaya. Sekarang, PD Pasar Jaya mulai memikirkan kemungkinan mengasuransikan pasar-pasar yang dikelolanya, baik yang dihuni pedagang ber-KIK maupun tidak. Saratnya: pasar permanen, dibuka siang-malam dan dekat perkampungan penduduk. Diasuransikan atau tidak, bagaimana kesiagaan Dinas Kebakaran DKI? Dengan armada 116 unit dan tenaga 2.264 orang, Kepala Dinas Kebakaran DKI Sukmadihardja merasa kurang cukup. "Mestinya setiap 10.000 penduduk dilayani 1 unit mobil pemadam kebakaran. Jadi untuk Jakarta yang berpenduduk 5,7 juta memerlukan 570 unit," kata Sukmadihardja. Memaklumi kekurangan itu, Sukma lebih menekankan perlunya memperbanyak penyediaan air di sekitar pasar, hingga kebakaran mudah diatasi. Dan bertolak dari pengalaman, ia menyarankan agar lampu dipadamkan di malan hari, kecuali di gang, sementara oran yang tak berkepentingan dilarang berkeliaran. Pintu gulung Selain itu diharapkannya agar para pedagang tidak menyimpan dagangan di gang atau di atas plafon. "Jangan seperti di Glodok, jalan-jalannya penuh dagangan hingga menghalangi orang jalan," katanya. Dan karena kebakaran bukan masalah Dinas Kebakaran tok ia juga berharap agar setiap kios punya alat pemadam kebakaran sendiri. Konstruksi pasar yang sulit, menurut Sukma juga menyulitkan upaya pemadam kebakaran. Misalnya konstruksi Pasar Tanah Abang. Selain gang-gangnya sempit, kurang dari 2 meter, satu los ternyata terdiri lebih dari 15 kios. Plafon di atas kios yang mudah terbakar juga menyebabkan cepatnya api merembet. Selain itu pintu gulung (rolling door) dari baja juga jadi masalah. Terlalu kuat hingga membongkarnya diperlukan kampak. "Dan kalau baja itu terbakar lalu disemprot air, percikannya bisa bikin tubuh melepuh," tutur Sukma. Belum lagi dagangan yang terbakar yang kebanyakan tekstik "Asapnya membuat mata petugas sangat pedih," tambahnya. Di DKI terdapat 122 pasar, terdiri 16 pasar kota, 25 pasar wilayah, 61 pasar lingkungan, 20 pasar Inpres. Semua itu, tingkat keamanannya oleh Sukma dinilai belum ada yang mencapai lebih dari 20%. Itu tak berarti PD Pasar Jaya berpangku-tangan. Para petugas keamanan pasar dari 5 wilayah, kini sudah mulai ditatar. Mulai dari cara memadamkan api dengan air, dengan karung goni atau tabung pemadam sampai penggunaan pipa penyemprot air. Pokoknya Jangan sampai ikut panik. Dari semua pasar di DKI, Djeremia melihat hanya Pusat Perdagangan Senen yang tergolong rapih. "Senen akan kita jadikan contoh," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus