DUA kali Pasar Tanah Abang terbakar. Tahun lalu sempat
"termakan" bagian tengahnya sedikit, pertengahan Agustus lalu
menghanguskan seluruh blok B yang berisi 709 kios. Seluruh pasar
-- yang dibangun buat menampung pedagang kecil kaki lima-terdiri
4 blok dengan 3.200 kios.
Kerugian di luar harga bangunan ditaksir Rp. 3.412 juta, di
antaranya terdapat yang Rp. 238 juta. Kerugian bangunan, menurut
taksiran PD Pasar Jaya, Rp. 500 juta tapi taksiran PT Asuransi
Jasa Indonesia sedikit rendah Rp 400 juta.
Kios darurat sekarang sudah dibangun. Menurut Gubernur
Tjokropranolo yang Kamis siang pekan lalu meninjau ke sana, blok
B yang terbakar itu masih cukup kuat, fondasi maupun dindingnya.
Ini, katanya berdasarkan penilaian para ahli.
Dengan begitu, perbaikannya pun tak memerlukan pembongkaran
total, hingga diharap bisa selesai lebih cepat 2-3 bulan. Tjokro
juga mengungkapkan persetujuan Bank Indonesia untuk memberikan
KIK (kredit investasi kecil) lewat Bank Dagang Negara.
Untuk meneliti siapa yang membutuhkan, PD Pasar Jaya membagikan
formulir untuk 5 3 3 pedagang yang terkena musibah. Sampai akhir
Agustus lalu baru 435 lembar yang kembali masuk, 193 di
antaranya menyebutkan telah mengasuransikan dagangannya. Itu pun
hanya 54 yang pribumi.
Pasar-pasar di DKI sendiri ternyata hanya beberapa saja yang
diasuransikan. Antara lain: Tanah Abang, Rawa Bening, Petojo
Ilir, Pal Meriam, Tebet Barat. Sedang di pasar-pasar lain, yang
diasuransikan biasanya hanya kios-kios yang mendapat KIK.
Tapi meski mendapat KIK, pedagang memang tidak diharuskan
mengasuransikan dagangannya. "Keharusan memang tidak ada, tapi
anjuran ada," kata Djeremia Sinuhadji, Ka Humas PD Pasar Jaya.
Sekarang, PD Pasar Jaya mulai memikirkan kemungkinan
mengasuransikan pasar-pasar yang dikelolanya, baik yang dihuni
pedagang ber-KIK maupun tidak. Saratnya: pasar permanen, dibuka
siang-malam dan dekat perkampungan penduduk.
Diasuransikan atau tidak, bagaimana kesiagaan Dinas Kebakaran
DKI? Dengan armada 116 unit dan tenaga 2.264 orang, Kepala Dinas
Kebakaran DKI Sukmadihardja merasa kurang cukup. "Mestinya
setiap 10.000 penduduk dilayani 1 unit mobil pemadam kebakaran.
Jadi untuk Jakarta yang berpenduduk 5,7 juta memerlukan 570
unit," kata Sukmadihardja.
Memaklumi kekurangan itu, Sukma lebih menekankan perlunya
memperbanyak penyediaan air di sekitar pasar, hingga kebakaran
mudah diatasi. Dan bertolak dari pengalaman, ia menyarankan agar
lampu dipadamkan di malan hari, kecuali di gang, sementara oran
yang tak berkepentingan dilarang berkeliaran.
Pintu gulung
Selain itu diharapkannya agar para pedagang tidak menyimpan
dagangan di gang atau di atas plafon. "Jangan seperti di Glodok,
jalan-jalannya penuh dagangan hingga menghalangi orang jalan,"
katanya. Dan karena kebakaran bukan masalah Dinas Kebakaran tok
ia juga berharap agar setiap kios punya alat pemadam kebakaran
sendiri.
Konstruksi pasar yang sulit, menurut Sukma juga menyulitkan
upaya pemadam kebakaran. Misalnya konstruksi Pasar Tanah Abang.
Selain gang-gangnya sempit, kurang dari 2 meter, satu los
ternyata terdiri lebih dari 15 kios. Plafon di atas kios yang
mudah terbakar juga menyebabkan cepatnya api merembet.
Selain itu pintu gulung (rolling door) dari baja juga jadi
masalah. Terlalu kuat hingga membongkarnya diperlukan kampak.
"Dan kalau baja itu terbakar lalu disemprot air, percikannya
bisa bikin tubuh melepuh," tutur Sukma. Belum lagi dagangan yang
terbakar yang kebanyakan tekstik "Asapnya membuat mata petugas
sangat pedih," tambahnya.
Di DKI terdapat 122 pasar, terdiri 16 pasar kota, 25 pasar
wilayah, 61 pasar lingkungan, 20 pasar Inpres. Semua itu,
tingkat keamanannya oleh Sukma dinilai belum ada yang mencapai
lebih dari 20%.
Itu tak berarti PD Pasar Jaya berpangku-tangan. Para petugas
keamanan pasar dari 5 wilayah, kini sudah mulai ditatar. Mulai
dari cara memadamkan api dengan air, dengan karung goni atau
tabung pemadam sampai penggunaan pipa penyemprot air. Pokoknya
Jangan sampai ikut panik.
Dari semua pasar di DKI, Djeremia melihat hanya Pusat
Perdagangan Senen yang tergolong rapih. "Senen akan kita jadikan
contoh," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini