Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Andre, seorang pedagang kaki lima atau PKL di Blok F Pasar Tanah Abang mengatakan aksi pemalakan massal di lokasi itu memang sudah sering terjadi. Ia menyebut pemalakan itu kerap terjadi semenjak masa Gubernur DKI Fauzi Bowo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sudah lama kalau pemalakan di sini, sebelum zaman Ahok, Jokowi udah menjadi tradisi," kata Andre saat ditemui di depan blok F pasar Tanah Abang, Senin, 9 September 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria 30 tahun itu mengatakan pemalakan memang sering terjadi saat Pasar Tasik digelar pada Senin dan Kamis. Pelakunya, kata dia, adalah anak-anak sekitar kawasan Tanah Abang.
Menurut Andre, warga Tanah Abang sudah disediakan lapak sendiri untuk berjualan. "Mereka itu sudah sering ditangkap dan sebenarnya warga Tanah Abang dikasih lapak khusus sama pemerintah untuk jualan di Jalan Utan Jati, tapi mereka sewakan," kata dia.
Sementara itu, Sambosa, seorang penjaga parkir menilai pemalakan di Tanah Abang adalah dampak dari pembiaran dan tidak adanya lapangan pekerjaan. "Sudah lama terjadi pemalakan di sana, sudah sering karena itu dibiarkan," katanya saat ditemui di Pasar Tasik.
Sambosa pun berharap pemalakan bisa ditertibkan dan pelakunya diberikan efek jera. Selain itu, penjagaan bisa dilakukan secara berkala. "Kalau mau aman jaga secara continue," ujarnya.
Pasca beredarnya video viral aksi pemalakan di Tanah Abang, dari pantauan Tempo Senin siang, sudah tidak terlihat lagi orang-orang yang melakukan pemalakan di depan blok F. Hanya tampak para PKL yang masih ramai menjajakkan jualannya di sepanjang trotoar.
Hal serupa juga terlihat di Pasar Tasik, tempat terjadinya pemalakan massal. Bahkan di sana ada beberapa personel kepolisian berjaga.