Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pemanasan Lokal

3 Desember 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GLOBAL warming (pemanasan global) bukan cuma kisah mencairnya es di kedua kutub bumi. Efek dari menghangatnya atmosfer terasa pula oleh petani di Karawang hingga nyamuk di Pegunungan Jayawijaya, Papua. Ini karena atmosfer seperti air pada bejana berhubungan: saling terkait, saling mempengaruhi. Berikut ini dampak pemanasan global yang telah terjadi di Indonesia.

Permukaan Laut

Permukaan air laut naik

  • Di Teluk Jakarta, ketinggian air laut bertambah 0,57 cm/tahun
  • Pada 2050, seluruh pesisir Indonesia bakal tenggelam 0,28-4,17 meter
  • Di DAS Citarum, 26 ribu hektare kolam dan 10 ribu hektare sawah terancam terendam air laut

    Musim angin barat di Teluk Lampung tidak teratur lagi

    Terumbu Karang

  • Suhu air laut naik 0,2-2,5 derajat Celsius
  • Di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, kenaikan suhu menyebabkan terjadinya pemutihan 50% terumbu karang

    Curah Hujan

  • Rata-rata naik 2-3%; di beberapa tempat (misalnya Madiun) justru turun
  • Serangan angin kencang meningkat
  • Musim hujan terlambat, mengakibatkan petani di Subang dan Pati gagal tanam
  • Musim hujan lebih pendek, seperti terasa di Manggarai, Nusa Tenggara Timur

    Suhu

  • Naik 0,3 ºC/tahun sejak 1990

    Tanah Kandungan karbon: 24 miliar ton

    Energi Emisi CO2/tahun: 275 juta ton

    Hutan Emisi CO2/tahun: 2,6 miliar ton kandungan karbon: 19 miliar ton

    Sampah Emisi CO2: 35 juta ton

    Pertanian Emisi CO2/tahun: 141 juta ton

    Penyakit

  • Di Papua, penyakit malaria menyebar ke pedalaman hingga ke ketinggian 2.013 meter di atas permukaan laut, padahal penyakit ini sebelumnya hanya ada di dataran rendah
  • Demam berdarah masuk ke Papua sejak 2004

    Pola Curah Hujan Indonesia 1979-2006

    Daerah NTB/NTT/dan sekitarnya Relatif rentan terhadap dampak pemanasan global. Terjadi dua kali musim kering lebih dari enam bulan, yakni pada 1982-1997.

    Sumber: Wawancara Dr. Eddy Hermawan (Peneliti senior lapan), IPCC 2007, PEACE, Greenpeace

  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus