Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Pemerintah DKI Jakarta berupaya membersihkan Kali Sentiong alias Kali Item, Kemayoran, Jakarta Pusat. Menjelang perhelatan Asian Games XVIII, pemerintah Jakarta bahkan menutup sebagian kali itu dengan jaring hitam agar baunya tidak menguar ke mana-mana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski begitu, pengamat lingkungan dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, menilai langkah DKI menutup Kali Sentiong dengan jaring hitam ha-nyalah upaya instan yang hasilnya tak akan maksimal. "Tidak cerdas juga kalau pakai cara instan dengan menutup kali de-ngan jaring," ujar Nirwono saat dihubungi Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kali Item terletak persis di samping Wisma Atlet, sehingga baunya menguar hingga ke dalam kompleks penginapan itu. Pekan lalu, pemerintah DKI menutup Kali Item dengan jaring hitam sepanjang 700 meter. Tapi bau busuk masih tercium saat Tempo menelusuri Kali Item pada kemarin siang.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bau menyengat Kali Item biasa muncul pada siang hari. Sebab, saat itu air kali menguap dan terembus angin. Setelah ditutup kain, Anies berharap bau Kali Item tidak terlalu menyebar dan mengganggu para atlet yang akan menginap di Wisma Atlet.
Menurut Nirwono, agar bau dari Kali Item hilang, pemerintah DKI harus mencegah limbah dari sumbernya. Sumber pencemaran Kali Item, antara lain, adalah pabrik-pabrik yang membuang limbah sembarangan. Pemerintah DKI, kata dia, harus tegas menindak pabrik nakal itu.
Di sekitar Kemayoran, Nirwono menambahkan, banyak industri rumahan, seperti pabrik tahu dan pencucian jins. Industri rumahan tersebut keba-nyakan tidak memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan membuang kotoran langsung ke kali.
Nirwono meminta Gu-bernur Anies melakukan inspeksi mendadak ke pa-brik-pabrik yang tak memiliki IPAL. "Seharusnya Gubernur sidak dan berani menyegel pabrik yang melanggar," kata dia. Selain itu, masyarakat yang membuang sampah ke kali perlu dikenai sanksi. "Sehingga semua masyarakat ikut menjaga kebersihan kali."
Menurut Kepala Dinas Tata Air Provinsi DKI, Teguh Hendarwan, selain menutup kali, pemerintah DKI menggunakan teknologi nano bubble. Teknologi tersebut, kata dia, sudah terbukti mampu mengurangi bau dan menjernihkan air.
Sayangnya, menurut Teguh, teknologi itu belum bisa membersihkan semua debit air di Kali Item. Sebab, DKI hanya memiliki satu unit nano bubble. Dengan memperhitungkan debit airnya, Kali Item setidaknya membutuhkan delapan unit. "Cukup mahal," kata Teguh tanpa menyebutkan anggaran yang diperlukan. Tapi, dia menambahkan, semaju apa pun teknologi yang digunakan, tanpa peran serta masyarakat, kebersihan kali bakal susah dijaga.
Gubernur Anies juga mengklaim telah melarang pengusaha membuang limbah ke Kali Item. Dia berencana mengerahkan lebih banyak petugas untuk membersihkan kali tersebut pada pekan ini. "Insya Allah akan ada tambahan usaha untuk membersihkan kali itu. Sedang disiapkan." ZARA AMELIA | DEVY ERNIS
Santap Siang Rasa Bau Kali
Tenda putih itu berada di luar bangunan Wisma Atlet yang letaknya persis di samping Kali Sentiong atau Kali Item, Kemayoran, Jakarta Pusat. Selama dua pekan, mulai 18 Agustus nanti, para atlet Asian Games bakal bersantap pagi, siang, dan malam di tenda ini.
Berdasarkan pantauan Tempo, kemarin, tenda putih itu baru berdiri sebagian. Sejumlah pekerja terlihat sedang menambah luas tenda. Tapi bukan pendirian tenda yang menjadi masalah. Dengan waktu yang tersisa, hal itu bisa dipastikan selesai.
Biang masalah yang belum terpecahkan adalah bau tak sedap yang menguar dari Kali Item. Sekalipun pemerintah DKI telah menutup kali itu dengan jaring hitam, bau busuk hingga kemarin masih tercium dari tenda itu. Pada jam makan siang, bau kali bahkan lebih menyengat. "Sudah lama ini, mah. Mau diapain juga kayaknya susah ilang baunya," ujar Neneng, warga yang tinggal di sekitar Wisma Atlet sejak bertahun-tahun silam.
Di samping bau busuk, nyamuk bakal menjadi gangguan lain bagi siapa pun yang tinggal di sekitar Kali Item. Beberapa ruangan di Wisma Atlet, terutama lantai bawah, masih menjadi sarang nyamuk. "Masih banyak debu dan material. Jadi, mungkin nyamuk suka," kata seorang pekerja di Wisma Atlet yang enggan disebutkan namanya. "Kalau sudah rapi semua, (mungkin) hilang nyamuknya." DEVY ERNIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo