TRAGEDI lain lagi yang menimpa Tejo, 28 tahun, di Dusun Sukomulyo, Kecamatan Langgapayung, Kabupaten Labuhanbatu, sekitar 500 km dari Medan. Pemuda ganteng asal Yogyakarta ini merantau ke sana 4 tahun silam. Ia lalu dimodali pamannya 4 hektare kebun karet di Desa Batanggogar, 15 km dari Sukomulyo. Merasa pinggangnya sudah kuat, Tejo pun meminang Tina, 19 tahun. Dia tahu, gadis manis tetangganya itu sudah lebih dulu dipinang pemuda Simalungun sebut saja Eman juga tetangga mereka. Tapi, dari rundingan dengan orang tua si cewek, Tejo sanggup membayar dua kali lipat dari uang yang pernah diberikan saingannya, yakni Rp 400 ribu. Uang itu lalu diserahkan orang tua Tina kepada Eman. Tak lama kemudian Tejo yang tak tamat SD itu jatuh sakit. Menurut pengamatan bapak angkatnya, Prawiro, dia kena santet. Prawiro menasihatinya agar jangan suka merebut tunangan orang. Namun, Tejo begitu terpincuk pada Tina. Dia jengkel karena tahu Tina juga disantet untuk berbalik membencinya. Dalam suntuknya ia lalu pergi ke rumah pamannya. Di situ sedang tak ada orang. Tejo lalu masuk dan mengunci semua pintu. Dia melepas seluruh pakaian dan mengambil pisau dapur. Tahu pamannya mengintip, Tejo mengacungkan pisau tadi. Pamannya terpekik, hingga tetangga berduyun. Mereka berebut mengintip dari balik jendela, tidak berdaya ketika menyaksikan Tejo menarik burungnya sambil bersorak, ''Tina! Yang satu ini kupersembahkan untukmu, tapi kenapa kau membenciku?'' Lalu mahkota jantannya itu pun nyaris putus. Pintu didobrak, Tejo dilarikan ke puskesmas, dan akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Rantauprapat. Genting sudah, sampai terpaksa diputus sama sekali. ''Potongan itu dia minta disampaikan buat Tina,'' kata pamannya kepada Bambang Sukma Wijaya dari TEMPO. Ed Zoelverdi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini