Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Penataan Tanah Abang Anies Baswedan: PKL Jatibaru Rebutan Tenda

Tengah hari tadi, sekitar 50 PKL Jalan Kalibaru Raya, Tanah Abang, memprotes Satpol PP karena tak dapat tenda, seperti yang dijanjikan Anies Baswedan.

22 Desember 2017 | 18.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas mendirikan tenda pedagang kaki lima di sepanjang jalur depan Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Jumat 22 Desember 2017. Jalan yang ditutup untuk PKL berjualan adalah yang mengarah ke Pasar Tanah Abang. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hari pertama penutupan Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, untuk mewadahi para pedagang kaki lima (PKL) tak berjalan mulus. Kebijakan baru Gubernur DKI Anies Baswedan ini memicu protes PKL yang berebut lapak dengan pedagang yang sudah memiliki toko.

Tengah hari tadi, Jumat, 22 Desember 2017, sekitar 50 PKL, yang biasa berdagang di Jalan Kalibaru Raya, memprotes Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) lantaran tidak mendapat jatah tenda untuk jualan alias lapak dari Dinas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah DKI Jakarta. Mereka kesal karena setelah tiga kali didata sampai ke tingkat RT dan RW, justru yang mendapat tenda adalah pedagang yang memiliki toko di Tanah Abang.

"Dua bulan lalu didata. Buktinya, (sekarang) orang toko yang dikasih (tenda)." kata Sahril, pedagang kanebo.

SimakMeski Dicoret Kemendagri, TGUPP Anies Baswedan Jalan Terus

Mulai hari ini, Jalan Jatibaru Raya ditutup pukul 08.00-18.00 setiap hari. Ini salah satu kebijakan Anies untuk menata keruwetan di Tanah Abang. Sebelumnya, kebijakan menutup jalan untuk PKL diprotes keras para pengemudi angkutan umum yang tak bisa melewati Kalibaru Raya selama 10 jam setiap hari.

Menurut Sahril, pedagang yang memprotes berjumlah cukup banyak. Mereka biasa mangkal dari tangga stasiun sampai Jalan Jatibaru Raya. Namun, dari sekitar 50 PKL tersebut, tak satu pun mendapat tenda yang dijanjikan Anies . Sekarang, pemilik toko di daerah stasiun berdagang sebagai PKL di Jalan Jatibaru.

"Sekarang malah orang toko dalam yang keluar (jualan)," ujar Sahril sambil mengemasi dagangannya.

Yeni, PKL penjual celana olahraga dan celana dalam yang sudah setahun berdagang, juga turut protes. Ia mengatakan hanya PKL yang memiliki kartu tanda penduduk DKI Jakarta yang bisa mendapatkan jatah tenda, tapi dia justru tak dapat.

"Saya ber-KTP Kelurahan Kebon Kacang enggak dikasih (tenda). Katanya (tenda) buat yang KTP Kelurahan Jati," ucapnya kepada Tempo. "Mungkin ada permainan."

Simak:
Penataan Tanah Abang, Pengojek: Kok Jalan Malah untuk PKL

Menurut Kepala Seksi Operasi Satpol PP Harry Apriyanto kisruh terjadi karena baru hari pertama pelaksanaan. Dia berjanji semua PKL Jatibaru Raya, Tanah Abang, akan ditampung. Harry menuturkan total 372 tenda belum datang semuanya. Para pemilik toko yang ikut menjadi PKL di Jatibaru Raya akan ditertibkan.

"Ini baru hari pertama, wajar (ada protes). Masih dievaluasi," ucapnya menenangkan para pedagang.

Ada pedagang yang belum mendapat tenda tenang saja karena sudah memegang nomor tenda. Maria Afrianti, 31 tahun, pedagang itu, tak mempermasalahkan belum kebagian tenda pada hari pertama pelaksanaan kebijakan Anies Baswedan di Tanah Abang. "Kan sudah dapat nomornya," tuturnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus