Pencuri kayu jati

DALAM soal nekat, mungkin pencuri kayu jati Indonesia termasuk di garis terdepan. Tahun lalu, menurut Direktur Utama Perum Perhutani Hartono pekan lalu, kayu jati yang dicuri ditaksir bernilai sekitar Rp 3,6 milyar. Selain itu juga tercatat 5 polisi khusus kehutanan yang meninggal karena dikeroyok pencuri. Pencurian kayu di Randublatung, Blora, dilakukan terang-terangan, di siang hari oleh berbagai kelompok antara 25 sampai 50 orang. Kayu jati curian diangkut dengan truk. Para pencuri itu memang tidak takut dengan petugas kehutanan yang jumlahnya segelintir saja. Januari lalu pernah seorang pencuri tertangkap basah menebang kayu. Oleh Mantri Hutan dan pembantunya sang pencuri dibawa ke Pondok Kerja Hutan untuk diperiksa. Di tengah pemeriksaan, mendadak muncul puluhan orang berteriak-teriak menuntut pembebasan temannya. Batu pun bertubi-tubi melayang merusak rumah. Di tengah serbuan teman-temannya itu, si pencuri berhasil melarikan diri, setelah gagal merebut senjata api mantri hutan. Kenekatan para pencuri tergambar juga pada satu peristiwa lain. Dua petugas kehutanan memergoki segerombolan pencuri menebang kayu. Keduanya lantas berdiri di atas tumpukan kayu sambil "menghirnbau" agar para pencuri meninggalkan kayu curiannya. Jawaban sekitar 50 orang pencuri itu tegas: beramai-ramai mereka mengangkat kayu itu hingga petugas itu ikut terangkat dan jatuh.