SELAMA tiga hari Mukhlas menghilang dari rumahnya. Ketika ia muncul kembali di kampungnya, Desa Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah, awal Februari lalu, anak usia 12 tahun ini mendatangi rumah tetangganya. Dari sana ia minta diantarkan pulang. Alasannya, takut dimarahi bapaknya. Akhirnya anak itu diantar oleh Pardi, Kori, dan Karman. "Kami mau mengantarkan karena kuatir Mukhlas dihajar bapaknya," kata Pardi. Tapi, begitu sampai di depan pintu, justru Mukhlas yang "mengajar" bapaknya. Sambil bertolak pinggang ia berteriak memanggil ayahnya. "Supardja, keluar. Ini anakmu," katanya dengan suara serak. Dan angkuh. Mendengar namanya disebut-sebut, Supardja, 54 tahun, buru-buru keluar. Ia senang karena Mukhlas pulang. Namun, wajahnya langsung berubah merah melihat gaya anaknya yang masih ingusan berkacak pinggang. Mukhlas menantang. "Kalau Bapak tidak mau saya ajak berkelahi, kawinkan saya dengan Rohyati," tantangnya. "Tapi, kalau mau berkelahi ada syaratnya. Kalau Bapak kalah, bapak harus meninggalkan Rohyati. Sebaliknya, kalau saya kalah, saya akan minggat," tambah Mukhlas, bagai seorang Jawara. Supardja, yang semula bisa menahan diri, kini garang. Sembari memaki, ia menerkam anaknya yang masih ingusan itu. Namun, dengan gesit Mukhlas menghindar. Malah si anak cilik ini sempat melepaskan serangan balasan. Tinjunya mengenai perut bapaknya. Supardja jatuh terjengkang. Begitu seterusnya, setiap Supardja menyergap, Mukhlas selalu lolos. Setiap Mukhlas memukul atau menendang selalu kena. Ajaib bin aneh. Perkelahian antara ayah dan anak yang ditonton tiga orang tetangganya itu berakhir dengan kemenangan di pihak Mukhlas. Dengan tubuh loyo, Supardja masuk ke dalam rumah. Mungkin karena malu, dia kemudian buru-buru meninggalkan rumah nya. "Sampai sekarang belum pulang. Tapi, saya tidak merasa kehilangan karena dia sudah sering berbuat seperti itu," tutur Nyonya Supardja. Lalu, siapa Rohyati itu? Dia itu janda kembang dari desa sebelah. Supardja berpacaran dengan janda, sampai melupakan anak istrinya. Itu sebabnya Mukhlas datang "menyindir" minta dikawinkan dengan Rohyati. Artinya, anak kecil ini jadi pahlawan moral. Itu sebabnya, sang ibu berada di pihak Mukhlas. Yang kemudian menarik dibicarakan adalah ini: Bagaimana mungkin anak usia 12 tahun itu tiba-tiba punya kekuatan memukul dan menendang yang begitu dahsyat? Dan pandai berkelit? Semuanya mungkin. Selama tiga hari menghilang itu, Mukhlas menemui kakeknya dan di sana ia minta "ilmu". Setelah tubuhnya "diisi", Mukhlas pulang menantang dan menang. "Tubuh saya sudah diberi kekuatan gaib," katanya. Slamet Subagyo & Yusroni Henridewanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini