Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Peneliti Sebut Banjir Rob di Utara Jawa Bukan Akibat Gerhana

Peneliti Lapan menyatakan bahwa banjir rob di utara Jawa bukan akibat gerhana bulan

6 Juni 2020 | 15.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga berjalan di atas tembok saat banjir rob melanda di Kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, Jumat, 5 Juni 2020. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN Rhorom Proyatikanto mengatakan bahwa banjir rob di utara Jawa tidak terjadi akibat gerhana bulan penumbra. Adapun gerhana terjadi pada Sabtu dari pukul 00.45.56 WIB sampai dengan 04.04.08 WIB.

"Gerhana terjadi pada saat purnama. Kebetulan kemarin-kemarin bulan sedang dekat dengan bumi juga. Maka dari itu, pasang surut pasti lebih tinggi dari rata-rata terjadi dalam beberapa hari terakhir," kata Rhorom saat dihubungi dari Bekasi, Jawa Barat, Sabtu.

"Kalau pun tidak ada gerhana, pasang surut akan setinggi itu. Gerhana hanya fenomena tambahan ketika matahari, bumi, dan bulan hampir segaris," katanya, menjelaskan pasang surut akibat gaya tarik bulan saat purnama.

Gerhana bulan penumbra terjadi saat bayangan bumi yang mengenai bulan bukan bayangan inti bumi yang bisa menjadikan kenampakan bulan menjadi berkurang, melainkan bayangan semu yang hanya akan menjadikan sinar bulan agak redup.

Awal Gerhana bulan penumbra (P1) di seluruh Indonesia terjadi pada pukul 00.45.56 WIB. Pertengahan gerhana bulan penumbra terjadi pukul 02.25.02 WIB dan akhir gerhana bulan penumbra (P4) terjadi pukul 04.04.08 WIB.

Fase-fase gerhana berdurasi sama untuk seluruh Indonesia, selama tiga jam 18 menit 12 detik dengan magnitudo gerhana 57 persen. Hanya saja, Papua tidak bisa melihat fase akhir gerhana karena saat yang bersamaan matahari terbit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun banjir rob melanda perkampungan nelayan Dadap di Kelurahan Kosambi Baru, Kecamatan Kosambi Kabupaten Tangerang sejak Rabu 3 Juni hingga hari ini Jumat 5 Juni 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebanyak 500 Kepala Keluarga dan 2000 jiwa yang tersebar di 5 RW dan 12 RT tergenang banjir rob. Warga Dadap meminta bantuan ke Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar prihatin sekaligus menyesalkan warga Kampung Dadap masih harus berjibaku dengan banjir rob. "Bandel sih pada. Kalo dulu nurut mau dirapihin, gak kaya begini melulu (kena banjir rob)," ujar Bupati Zaki kepada Tempo, Jumat 5 Juni 2020.

Kampung Nelayan Dadap, Kosambi merupakan program penataan kampung kumuh yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tangerang sejak 2013. Di lokasi pesisir tersebut akan dibangun rumah susun sewa, kampung deret untuk nelayan, ruang terbuka hijau, Islamic Boarding School, dan Masjid Agung. Biaya pembangunan fisik penataan Dadap sepenuhnya ditanggung APBN dan APBD dengan anggaran sekitar Rp 175 miliar.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus