Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tarlen Handayani, peneliti sosial serta ‘bookbinder’ dan Manajer Program Ruang Arsip dan Sejarah Perempuan (RUAS) Indonesia, mengingatkan kembali bahwa peran perempuan di wilayah domestik tak dapat diabaikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tarlen menyatakan bahwa dalam catatan sejarah besar, peran perempuan di wilayah domestik kerap kali diabaikan. Peran perempuan di wilayah domestik dianggap sebagai sesuatu yang tidak penting dan sesuatu yang diterima begitu saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Padahal, perempuan-perempuan yang masuk ke wilayah gerakan sosial, intelektual, mereka bisa mendapatkan waktu untuk berkiprah di luar wilayah domestik karena ada perempuan lain yang mendukung kerja-kerja domestik,” kata Tarlen dalam diskusi online bertajuk Perempuan dan Kerja Domestik pada Selasa, 16 Mei 2023.
Ukke R. Kosasih, pekerja sosial dan pendiri Kabin Kebun, juga menceritakan bagaimana pekerjaan domestik ini sebenarnya adalah sesuatu hal yang penting. Ia merefleksikan bagaimana keluarga sebagai sebuah unit sosial terkecil, tetapi berdampak besar.
“Keluarga itu kecil tapi dia powerful sekali karena semua pilihan konsumsi itu ditentukan oleh keluarga. Kulkas itu adalah cerminan bagaimana kemudian hidup kita sebenarnya ada yang mengontrol ada yang mengatur. Dan kami mengambil kesadaran itu mencoba membangun kesadaran kembali untuk mengambil ranah domestik,” ujar Ukke pada diskusi yang sama.
Tak hanya itu, Ukke juga berbagi cerita mengenai bagaimana ia melihat pekerjaan domestik ini menjadi penting untuk merancang nilai-nilai, terutama berhubungan dengan masa depan anak.
“Karena sebetulnya, balik lagi kepada itu ya, bahwa keluarga adalah tempat kita merancang nilai-nilai gitu ya, yang akan kemudian mengarahkan jalan kita, terutama ketika kami berkeluarga dan memiliki anak. Tugas kami sebagai orang tua adalah bertanggung jawab untuk membangun bersama-sama dengan dia (anak) sebuah kehidupan yang membuat dia (anak) lebih optimis,” lanjut Ukke.
Tarlen juga mengingatkan bahwa pekerjaan domestik dan kerja di wilayah sosial tak dapat dipisahkan. Ia mengambil contoh bagaimana perempuan di lingkungan keraton Jogja dan Solo berperan besar dalam kehidupan kerajaan.
“Peter Carey pernah menulis di buku Perempuan-Perempuan Perkasa, di lingkungan keraton Jogja dan Solo, bagaimana pekerjaan mengurus kerajaan sebenarnya dilakukan oleh perempuan, raja hanya dijadikan sebagai simbol, tetapi urusan administrasi, keuangan, sastra, filsafat, spiritual, sampai ke pasukan keamanan khusus semua dilakukan perempuan,” kata Tarlen.
Pilihan Editor: Lita Anggraini: Menjala Pekerja Domestik Supaya Aktif Bersuara
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.