PENGAKUAN Suyati jadi buah bibir. Awal Desember lalu, gadis manis berusia 17 tahun itu menyatakan diri hamil satu setengah bulan. Bapak sang janin nggak tahu siapa. Berita yang semula sayup-sayup itu dalam tempo singkat membakar Desa Sukohardjo, Magelang, Jawa Tengah Lengkap dengan bumbu-bumbunya. Tuding-menuding pun tak terelakkan. "Soalnya, selama ini Suyati banyak teman laki-laki," kata pemuda Darto. Lalu, siapa di antaranya Romeonya? Darto tak bisa menjawab. Orangtua Suyati pun resah. M. Zuhdi, penasihat desa, segera melakukan langkah pengamanan. "Kalau tidak, bisa-bisa semua orang kena tuduh," katanya. Kamituwa desa itu mulai mengadakan pengusutan pendahuluan. Dari Suyati, diperoleh empat nama yang "diduga" ikut ambil bagian dalam proyek "X". Pada hari "H", Zuhdi mengundang Rusdi, Joko, Arif, dan Herman sebagai pihak tergugat. Mereka diminta berkumpul di rumah Zuhdi. Suyati sebagai satu-satunya saksi juga diminta hadir. Ia didampingi Sukardjo, ayahnya, yang sekaligus bertindak sebagai penggugat. Sementara itu, Zuhdi dipercaya jadi hakim dan panitera dalam sidang. Di luar dugaan, persidangan yang semestinya dilaksanakan secara rahasia ternyata dikunjungi hampir semua penduduk Desa Sukohardjo. Jadinya, suasana ketika itu lebih mirip pasar malam. Dari anak-anak sampai kakek-nenek tumplek di tempat itu. Dengan wajah tertunduk Suyati menceritakan kembali aib itu. Tanpa tedeng aling-aling, gadis ramping itu menyebutkan Rusdi-lah satu-satunya yang harus bertanggung jawab. Rusdi dengan tangkas berkelit. "Saya memang pernah berbuat intim dengan Suyati. Seingat saya, sudah tujuh kali. Tapi saya baru melakukannya 20 hari yang lalu, sementara umur kandungan Suyati sudah satu setengah bulan," kata pemuda berusia 23 tahun itu. "Nah, bagaimana bisa menyimpulkan kalau saya ayah calon anak Suyati?" "Suyati tidak perawan lagi," tambah bujangan itu. Buktinya? "Maaf, jalannya licin dan mudah sekali sampai ke tujuan," sambung Rusdi. "Kalau begitu, Saudara sudah pengalaman," tanya Pak Hakim. "Ya. Saya berbuat intim tidak dengan dia saja. Karena itu, saya tahu mana yang masih perawan dan mana yang tidak," kata Rusdi sambil tersenyum. Kontan disambut sorak oleh pengunjung. Suyati tak kuasa menahan tangis. Apalagi setelah Joko, Arif, dan Herman ikut menyangkal. Dengan hati yang luka, Suyati berlari pulang ke rumah ibunya, diikuti ratusan pasang mata. Sidang terpaksa dibubarkan. Sampai detik ini, Suyati tetap yakin, ayah bayi yang dikandungnya adalah si Rusdi. "Saya paling sering berbuat dengan dia. Dan dialah satu-satunya pacar saya," ujarnya kepada Slamet Subagyo dari TEMPO. Apa kata Rusdi? "Sebenarnya, kalau dulu Suyati langsung bilang sama saya, begitu dia hamil, mungkin saya akan menikahinya. Tapi karena dia lapor ke Kamituwa dan cerita pada tetangga, saya jadi dendam dan tidak mau menikahinya," kata buaya darat itu. Yuroni Henridewanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini