Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Satu keluarga tewas karena jatuh dari Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, disebut sebagai penghuni gedung itu. Namun mereka telah keluar dari gedung Topaz, apartemen tempat mereka tinggal di lantai 16, sejak dua tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Kepala Pengelola Apartemen Teluk Intan, Sohib, mengatakan tak mengetahui satu keluarga sempat menghuni apartemen itu. "Saya terus terang saja, orang itu penghuni sini atau bekas tinggal di sini, saya enggak tahu," kata Sohib, saat ditemui di kawasan Apartemen Teluk Intan, Selasa, 12 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengatakan, saat kejadian keempat orang itu melompat dan ditemukan tewas di area parkir gedung Topaz, ia ada di situ. Namun berdiri dari kejauhan. "Tapi saya enggak berani mendekat. Saya sudah membayangkan (mayat) orang itu seperti apa," tutur dia.
Dia mengatakan, setelah anggota Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) yang datang di lokasi korban ditemukan barang berupa tas. "Dia buka-buka barang bawaannya, identitas dibuka, terus kami dipanggil. Ternyata dia masih pegang (kartu) akses gedung sebelah," tutur Sohib.
Saat diminta menemui pihak manajemen Teluk Intan yang mengetahui legalitas hunian bilik apartemen yang sebelumnya digunakan satu keluarga itu, Sohib mengatakan kantor manajemen masih tutup. "Tapi biasanya keterangan semacam itu sudah dikasih Polsek. Biasanya Polsek sudah minta data (hunian) itu ke dia. Biar data yang kami sampaikan sama," tutur dia.
Sohib mengatakan, bahwa korban yang diduga melompat dari anjungan apartemen 21 lantai itu, membawa kartu akses bilik 16-A. Menurut Sohib, keterangan sebagai penghuni di lantai 16 itu juga sedang dicari oleh kepolisian. "Pihak Polsek (Penjaringan) kan tanya, dia penghuni sini apa buka? Nah saya bilang, saya tidak tahu," tutur dia.
Tempo menemui salah satu tetangga bilik korban, Linda. Perempuan 39 tahun itu mengenal keluarga tersebut. Dia bahkan kerap berbicara dengan AIL, ibu atau suami korban. Linda mengatakan bahwa AIL sempat menceritakan masalah yang menimpa keluarganya. Salah satunya, penyitaan bilik apartemen.
"Pas selesai Covid-19, saya lihat kayak mau pindahan. Lalu dia cerita, kalau rumahnya kena sita," kata Linda saat ditemui di lantai 16 apartemen tersebut, Ahad malam, 10 Maret 2024. Keempat korban yang tewas karena melompat dari gedung tersebut, yakni EA, 50 tahun, AEL (52), JWA (13), dan JL (15).
Pilihan Editor: Cerita Tetangga Tentang Keluarga yang Lompat dari Rooftop Apartemen: Pernah Dengar Rumah Mereka Disita
Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri:
Dinas Kesehatan Jakarta menyediakan psikolog GRATIS bagi warga yang ingin melakukan konsultasi kesehatan jiwa.
Terdapat 23 lokasi konsultasi gratis di 23 Puskesmas Jakarta dengan BPJS. Bisa konsultasi online melalui laman https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id dan bisa dijadwalkan konsultasi lanjutan dengan psikolog di Puskesmas apabila diperlukan.
Selain Dinkes DKI, Anda juga dapat menghubungi lembaga berikut untuk berkonsultasi:
Yayasan Pulih: (021) 78842580.
Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan: (021) 500454
LSM Jangan Bunuh Diri: (021) 9696 9293