Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SAAT wabah pes terdeteksi di Malang, Jawa Timur, pada 1911, para dokter muda lulusan STOVIA turun ke lapangan, termasuk dr Cipto Mangunkusumo. Mereka mengobati pasien di kampung-kampung tanpa alat pelindung diri, karena pada masa itu perlengkapan medis tersebut belum ditemukan. Aksi mereka heroik lantaran, pada saat yang sama, banyak dokter Hindia Belanda menolak berdekatan dengan penyakit mematikan tersebut.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo