Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Mengarak Kiai Tunggul Wulung

Berbagai cara ditempuh agar mimpi buruk flu Spanyol berlalu. Di Yogyakarta, pusaka kerajaan diarak keliling kota agar wabah cepat sirna.

16 Mei 2020 | 00.00 WIB

Bendera replika Kiai Tunggul Wulung./Dok. KH Moh Jazir
material-symbols:fullscreenPerbesar
Bendera replika Kiai Tunggul Wulung./Dok. KH Moh Jazir

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PUSAKA keramat berupa kain sutra bertulisan “la ilaha illallah” dan “nashrun minallah wa fathun Qarib” diarak keliling kota saat wabah flu Spanyol menyerang Yogyakarta pada 1918. Kain berwarna ungu itu dihiasi gambar pedang yang ujungnya terbelah dua. Dalam sejarah Islam, pedang itu digunakan Ali bin Abi Thalib—sahabat, menantu, dan sepupu Nabi Muhammad—untuk Perang Badar. 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Hardian Putra Pratama

Hardian Putra Pratama

Redaktur Bahasa Tempo

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus