Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bogor - Kepala Satuan Lalulintas Polres Bogor Ajun Komisaris Hasby Ristama mengatakan, perbaikan jalan di Jalur Puncak masih berlangsung. Untuk mengatasi antrean kendaraan polisi memberlakukan sistem buka tutup. “Antrean ini disebabkan, volume kendaraan dari Bogor ke Cianjur dan sebaliknya selalu mengalami peningkatan,” kata Hasby, Jumat, 30 November 2018.
Baca: Jalan Retak, Jalur Puncak Terancam Longsor Lagi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasby memperkirakan, antrean kendaraan akan bertambah pada hari libur. Untuk itu dia mengimbau agar masyarakat dapat menggunakan jalur alternatif untuk mengantisipasi kemacetan. “Kami belum bisa memastikan hingga kapan proses buka tutup ini terus dilakukan,” katanya. “Masyarakat sebaiknya menggunakan jalur alternatif.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk jalur alternatif yang menuju Cianjur, Cibodas, Ciloto, Cipanas, Taman Bunga dan sekitarnya, dapat menggunakan jalur Cibubur, Cileungsi, Jonggol dan Cariu dengan jarak kurang lebih 86 kilometer dan bisa ditempuh 30 menit lebih cepat daripada melintasi jalur uncak.
Hasby mengatakan, berdasarkan target dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), perbaikan di Jalur Puncak rampung pada akhir Desember 2018. “Tapi harapan kami, sebelum natal sudah selesai,” katanya. “Jika belum selesai, dikhawatirkan akan terjadi kemacetan parah.”
Menurut Hasby, Kementian PUPR sebenarnya merekomendasikan agar jumlah kendaraan yang melintas di jalur puncak dikurangi selama masa perbaikan. “Karena akan menimbulkan getaran tambahan,” katanya. Getaran itu membuat kondisi jalan bertambah parah terlebih saat kawasan puncak diguyur hujan. “Upaya yang bisa kami lakukan hanya melarang bus dan truk melintas.”
Baca berita sebelumnya:
Longsor Jalur Puncak Terjadi Lagi, Hotel di Puncak Pass Amblas
Perbaikan jalan di Jalur Puncak dilakukan setelah tanah di kawasan Riung Gunung Kabupaten Bogor, mengalami pergerakan pada 28 November 2018. Akibat pergerakan itu muncul retakan sekitar 30 sentimeter. Retakan itu berada di titik longsor yang terjadi pada Februari 2018. Sebagai langkah antisipasi, polisi menutup sebagian jalan agar retakan tidak melebar.