Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Mereka yang Jadi Teladan

Pekerjaan di bidang STEM (sains, teknologi, engineering, dan matematika) masih didominasi laki-laki. Untuk meningkatkan partisipasi perempuan, perlu ada figur yang tampil sebagai panutan.

11 Desember 2022 | 00.00 WIB

Mereka yang Jadi Teladan
Perbesar
Mereka yang Jadi Teladan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Jumlah perempuan yang berkarier di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (science, technology, engineering, and mathematics atau STEM) masih terbilang rendah. Salah satu alasannya adalah persepsi lingkungan kerja yang didominasi laki-laki. Selain itu, industri yang dekat dengan ilmu pasti ini dianggap banyak mengandalkan fisik.

Kesenjangan tersebut turut tecermin dalam riset LinkedIn Jobs on the Rise 2022. Penelitian ini menunjukkan, sepanjang 2021, hanya 33,3 perempuan yang bekerja sebagai data scientist specialists dan hanya 27,8 persen sebagai machine learning engineers. Padahal dua pekerjaan tersebut memiliki pertumbuhan tercepat selama lima tahun terakhir dan diproyeksikan terus bertumbuh pada masa depan.

Untuk meningkatkan partisipasi perempuan, Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) memandang bahwa perlu ada sosok perempuan pemimpin di perusahaan berbasis STEM yang tampil sebagai tokoh panutan. Berikut ini sejumlah nama yang bisa menjadi kandidat ikon perempuan di bidang STEM.

- Tri Mumpuni

Ilmuwan kelahiran Semarang ini merupakan pemberdaya listrik di lebih dari 60 lokasi terpencil di Indonesia. Berbagai penghargaan telah diraih Tri atas perannya dalam menyediakan energi lokal, terutama melalui pengembangan pembangkit listrik tenaga mikrohidro serta penyediaan air bersih bagi masyarakat.

Penghargaan yang diraihnya antara lain Climate Hero 2005 dari World Wildlife for Nature, Ashden Awards 2012, Magsaysay Awards 2012, dan masuk dalam The World’s 500 Most Influential Muslim 2021 untuk kriteria sains dan teknologi.

 

- Silvia Halim

Satu-satunya perempuan dalam jajaran dewan direksi PT MRT Indonesia ini telah memimpin pembangunan fasilitas kereta MRT Jakarta. Pada 2019, Silvia menerima penghargaan dari GE Indonesia, perusahaan manufaktur asal Amerika Serikat.

Selama menjabat, Silvia bertanggung jawab pada tiga bidang. Pertama, wilayah konstruksi yang meliputi stasiun, depot, trackwork, sistem kereta, dan rolling stock MRT Jakarta. Kedua, operasi dan pemeliharaan yang meliputi stasiun, depot, jalur kereta, sistem kereta, dan kereta MRT Jakarta. Ketiga, pengembangan yang berorientasi pada bisnis di stasiun.

 

- Moorissa Tjokro

Nama Moorissa mulai dikenal luas sejak dua tahun lalu. Saat itu, ia menempati posisi autopilot software engineer di perusahaan mobil listrik yang berbasis di San Francisco, California, Amerika Serikat. Ia juga dipercaya ikut menggarap fitur swakemudi atau full self-driving untuk mobil listrik Tesla.

Dari situs blog pribadinya, Moorissa kini bekerja sebagai senior software systems engineer di Cruise, perusahaan startup robotaxi yang tengah mengembangkan sistem otonomi L4.

 

- Premana Wardayanti Permadi

Dosen Institut Teknologi Bandung ini merupakan perempuan pertama peraih gelar doktoral di bidang astrofisika. Premana, yang juga menjabat Kepala Observatorium Bosscha ITB, bahkan memiliki asteroid dengan nama dirinya, yaitu Asteroid 12937 Permadi.

Walau divonis menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS), Premana tetap aktif meneliti, mengajar, hingga menggerakkan pendidikan astronomi untuk anak-anak.

 

- Arvilla Delitriana

Perempuan kelahiran Tebing Tinggi, Sumatera Utara, ini juga layak menjadi sosok panutan. Namanya pernah mencuat pada dua tahun lalu karena sukses merancang jembatan lengkung bentang panjang untuk kereta ringan atau LRT di Kuningan, Jakarta Selatan. 

Arvilla, 51 tahun, memiliki beberapa rancangan karya selama lebih dari 20 tahun berkarier. Di antaranya Jembatan Pedamaran 1 dan 2 di Riau, Jembatan Kereta Cirebon-Kriya, Jembatan Perawang di Riau, Jembatan Bagan Siapi-api, Jembatan Kali Kuto Semarang, Jembatan Soekarno di Manado, Jembatan Layang Pasupati Bandung, dan Jembatan Interchange Solo-Kertosono.

NASKAH: FRISKI RIANA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Friski Riana

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus