Bekas perdana menteri Singapura, Lee Kuan Yew, bertemu dengan Presiden Abdurrahman Wahid, Sabtu, 17 Februari lalu. Dalam rombongan Lee ada beberapa pakar ekonomi seperti mantan Direktur Federal Reserve Bank Paul Volcker, Nobuo Matsunaga dari Jepang, Marc Vienot dari Prancis, dan Ulrich Cartellieri dari Jerman.
Menurut Menteri Luar Negeri Alwi Shihab, Presiden Abdurrahman mendengarkan nasihat dari Lee, yang pernah ditunjuk Presiden sebagai penasihat ekonominya. Tapi, sebelum bertemu dengan Presiden, tim itu lebih dulu bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat di bidang ekonomi, termasuk Menko Perekonomian Rizal Ramli dan para anggota stafnya. Kepada tim itu, menurut Alwi, diberikan penjelasan mengenai kondisi ekonomi Indonesia terkini.
Hubungan Presiden Abdurrahman dengan Lee pernah tegang ketika ide Presiden tentang Forum Pasifik Barat (FPB), yang bisa mencakup negara Papua Nugini dan Timor Timur, tidak mendapat dukungan dari Lee. Lalu, Presiden menuding Lee tidak peduli pada negara-negara yang ada di selatan Singapura. Untung saja, pihak pemerintah Singapura tidak menanggapi kegusaran Presiden Abdurrahman, sehingga percikan yang terjadi November 2000 itu tidak memperburuk hubungan kedua negara.
***
Seorang tersangka kasus bom di Bursa Efek Jakarta, Ibrahim Abdul Manaf, melarikan diri dari Penjara Cipinang, sekitar pukul lima pagi, Jumat pekan lalu. Ibrahim, anggota Kostrad berpangkat sersan kepala itu, kabur bersama kawannya, Ibrahim Aji, dengan menggunakan tali.
Berita ini dibenarkan Kepala Direktorat Serse Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Harry Montolalu, yang ditemui wartawan di Korps Serse Mabes Polri, Jakarta. Menurut Montolalu, pihak polisi saat ini sedang mengejar kedua pelarian tersebut. Ia menduga, pelarian kedua orang itu adalah hasil rekayasa, karena di luar tembok terdapat tali yang kemungkinan digunakan untuk melarikan diri. Masih menurut Montolalu, pelarian itu terjadi karena ada kelalaian dalam penjagaan.
Pengacara Ibrahim, Hendardi, dari Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI), juga membenarkan bahwa kliennya kabur dari Cipinang. Hendardi menyesalkan apa yang dilakukan kliennya dan dia kabur karena dipengaruhi oleh teman satu selnya. "Keadaan tahanan Cipinang jauh lebih baik ketimbang di Polda Metro Jaya. Di Polda, dia dipukuli," kata Johnson Panjaitan dari PBHI, pengacara lain Ibrahim.
Ibrahim A.M. adalah tersangka kasus bom BEJ yang ditangkap di Bandung oleh Kapolwiltabes Bandung, Senior Superintenden Alex Bambang Riatmodjo. Sedangkan Ibrahim Aji adalah penjahat kasus narkotik yang sudah divonis tujuh tahun.
***
Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) meluncurkan buku putih Menegakkan Kebenaran, di Jakarta, Jumat pekan silam. Buku setebal 82 halaman itu adalah pemaparan fakta dari pihak FKB berkaitan dengan dana Yanatera Bulog dan bantuan Sultan Brunei. Menurut Ali As'ad, ketua tim penyusun yang pernah menjadi anggota Pansus DPR, telah terjadi praktek politik manipulatif di DPR sehingga menimbulkan berbagai konflik.
Dalam buku putih itu dipaparkan bahwa justru pihak Pansuslah yang melakukan berbagai pelanggaran. Antara lain disebut bahwa lahirnya Pansus (28 Agustus 2000) adalah untuk menutup usaha pembongkaran kasus-kasus korupsi yang terjadi di masa Orde Baru. Disebutkan juga bahwa proses penyelidikan Pansus berjalan distortif, dengan hanya membidik orang-orang dekat Presiden Abdurrahman Wahid. Buku putih ini juga mengulas bahwa anggota dewan telah melanggar tata tertib yang menyatakan rapat tertutup tidak untuk dibuka. Upaya untuk membocorkan isi rapat-rapat itu yang kemudian membentuk pendapat publik sehingga melanggar asas praduga tak bersalah.
Rencananya, Menegakkan Kebenaran akan disusul dengan buku kedua yang berjudul Gus Dur Bersih.
***
Rembuk Nasional Mahasiswa, yang bertujuan menggalang kesamaan visi, gagal mencapai kata sepakat. Pertemuan perwakilan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia yang diselenggarakan di Bandung itu (13-14 Februari 2001) akhirnya hanya diisi oleh silang pendapat persoalan politik praktis, sehingga melupakan maksud utama.
Para mahasiswa, misalnya, lebih tertarik membicarakan soal perlu tidaknya sidang istimewa (SI) dilaksanakan. Sebagian peserta menyatakan SI perlu, tapi mahasiswa dari Jawa Timur menolaknya. Sedangkan delegasi mahasiswa Ambon, Irianjaya, dan Sulawesi Selatan menginginkan agar persoalan lokal dimasukkan dalam agenda pembahasan. Perbedaan pendapat di antara mahasiswa itu malah hampir menimbulkan perkelahian.
Kisruh tidak hanya terjadi di dalam ruang pertemuan. Forum yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa, Keluarga Besar Mahasiswa IAIN Sunan Gunung Jati Bandung ini juga sempat didemo oleh beberapa kelompok massa dan mahasiswa. Massa NU, yang berdemonstrasi pada hari pertama, menganggap pertemuan itu ditunggangi kelompok tertentu. Sedangkan pada hari kedua, sekitar 100 mahasiswa yang mengaku dari Badan Eksekutif Mahasiswa berdemonstrasi untuk memprotes bahwa para delegasi yang hadir tidak representatif dan menganggap rembuk itu tidak sah. Karena suasana memanas, polisi mengevakuasi peserta ke suatu tempat yang dirahasiakan.
***
Gunung Slamet kembali meminta korban. Hingga berita ini ditulis, sudah empat mahasiswa Universitas Gadjah Mada tewas saat mendaki gunung yang terletak di perbatasan Banyumas-Pekalongan itu. Keempat korban: Turniyadi alias Dodo (Fakultas Hukum angkatan 1996), Ismarilianti (Fakultas Kehutanan angkatan 1998), Masruki dan Fauzan (fakultas dan angkatannya tak tercatat). Sementara itu, seorang mahasiswa yang bernama Bergas hingga kini belum diketahui nasibnya.
Kisah tragis di gunung yang memiliki puncak setinggi 3.428 meter di atas permukaan laut ini berawal dari sebuah kegiatan rutin Mapa Gama unit kegiatan mahasiswa UGM bidang pencinta alam. Pada 3 Februari lalu, Mapa Gama menerjunkan 4 tim yang terdiri dari 26 anggotanya untuk melakukan kegiatan lintas gunung.
Nahas bagi anggota Mapa Gama itu. Saat pendakian dimulai, wilayah Gunung Slamet diterpa hujan disertai badai pasir. Suhu udara di puncak Slamet, yang berada pada kisaran minus 4 derajat Celsius, menyebabkan para pendaki terkena hipotermia, kedinginan yang akut. Beberapa mahasiswa selamat berkat pertolongan masyarakat sekitar, polisi, dan para organisasi pencinta alam dari beberapa kampus.
***
DPR RI membentuk Panitia Khusus Kode Etik DPR, Selasa minggu lalu. Tujuan pembentukan kode etik adalah untuk menjaga citra anggota dewan.
Pansus itu nantinya bertugas menyusun rambu-rambu etika bagi anggota DPR, sekaligus sanksi bagi yang melanggar. Poin-poin yang diatur antara lain soal pemberian hadiah dan fasilitas kepada anggota dewan dari pihak luar dan soal perjalanan dinas yang tidak boleh membawa keluarga kecuali dengan tanggungan sendiri.
Pansus itu beranggotakan 50 orang, yang merupakan perwakilan dari fraksi-fraksi sesuai dengan perimbangan kursi yang ada. Pun, Pansus akan membentuk Dewan Kehormatan yang memiliki wewenang untuk menerima laporan, mempertimbangkan, dan memutuskan sanksi.
***
Jaksa Agung Marzuki Darusman menyatakan bahwa pihaknya sedang memeriksa 31 kasus korupsi di dalam tubuh Pertamina. Sebanyak 22 kasus dalam pemeriksaan intelijen yustisi dan sembilan sisanya sudah sampai pada tahap penyidikan. Laporan yang disampaikan Selasa pekan lalu itu merupakan jawaban tertulis Marzuki atas pertanyaan Komisi VIII DPR.
Lebih jauh disebutkan, pada tahun 1992-1995, Faisal Abda'oe, yang pada masa itu menjadi direktur utama Pertamina, telah menyalahgunakan wewenang sehingga merugikan negara lebih dari US$ 23 juta. Kerugian disebabkan beberapa perpanjangan kontrak karya, kerja sama proyek yang dinilai melanggar keputusan presiden.
Bina Bektiati, Tempo Interaktif
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini