Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Sunan Prapen disebut sebagai orang yang menyebarkan Islam di Lombok dan Sumbawa.
Ada versi lain menyebutkan bahwa Sunan Prapen hanya mengislamkan pendatang.
Sunan Prapen kembali ke Giri Kedaton dan menjadi raja.
"JIKA ingin mengislamkan Lombok, maka islamkan dulu rajanya.” Patih Rangga Salut menyampaikan kalimat tersebut kepada Sunan Prapen setelah dia mengetahui maksud cucu Sunan Giri itu datang ke Lombok. Menurut Jamaludin, peneliti Universitas Islam Negeri Mataram yang pernah meriset awal mula Islam di Lombok, Sunan Prapen pertama kali menginjakkan kaki di daratan Lombok di wilayah yang kini menjadi Desa Salut di Lombok Utara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jamaludin mengatakan Sunan Prapen tak datang sendirian. Ia tiba bersama sejumlah ulama berikut seribuan anggota pasukan pada 1505. Salah satu tangan kanannya adalah Lembu Mangkurat. Kapal-kapal mereka bersandar di Labuhan Carik, pelabuhan yang sebelumnya pernah disinggahi kapal-kapal Majapahit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jamaludin mengatakan kedatangan Sunan Prapen merupakan awal islamisasi di Lombok. Saat itu, Kerajaan Giri Kedaton yang diperintah Sunan Giri menguasai pesisir utara Jawa bagian timur. “Berdasarkan catatan-catatan yang ada, di era Sunan Prapen-lah Lombok diislamkan,” kata Jamaludin.
Setelah menerima masukan Patih Rangga Salut, Sunan Prapen kemudian menemui Prabu Rangkesari, “raja utama” di Lombok. “Kalau Raja Lombok sudah masuk Islam, Raja Bayan, Raja Pejanggik, dan Raja Langko akan memeluk Islam,” ujar Jamaludin. Misinya berjalan mulus. Sang Raja memeluk agama baru.
Menurut Jamaludin, Sunan Prapen kemudian mengutus orang-orang yang datang bersamanya untuk menyebarkan Islam ke seluruh penjuru Lombok. Meski Prabu Rangkesari sudah masuk Islam, nyatanya sebagian penduduk tidak serta-merta mengikuti sang Raja. Kalau sudah begitu, kata Jamaludin, para utusan Sunan Prapen mengajak penentangnya beradu ilmu. Jika utusan kalah, penduduk tak perlu masuk Islam. “Para utusan itu tak pernah kalah,” ucap Jamaludin.
Meski disebut sebagai pembawa agama Islam ke Lombok, Sunan Prapen kurang dikenal sebagian masyarakat Lombok. Di Desa Salut, misalnya, namanya hanya dikenal selintas. “Kami dengar nama Sunan Prapen, tapi penyebar Islam di sini adalah Syekh Malik Ibrahim,” kata Mamiq Karyanon, tokoh masyarakat Salut.
Dosen Universitas Mataram, Muhammad Fadjri, punya versi lain. Menurut dia, di Lombok Sunan Prapen hanya mengislamkan pendatang, yang disebut bangsawan-kawule, yang lari dari Sulawesi, Jawa, dan Bali. Orang asli Sasak, yang disebut perwangse dan jamaq, sudah memeluk Islam sebelum Sunan Prapen datang. Menurut Fadjri, kedatangan Sunan Prapen pun atas perintah Sunan Giri untuk menemui para wali yang ada di Lombok.
Menurut Jamaludin, setelah mengislamkan Lombok, Sunan Prapen dan pasukannya kemudian bergerak ke Sumbawa. Seperti di Lombok, Sunan Prapen mendatangi Raja Sumbawa dan mengajaknya masuk Islam. “Raja Sumbawa kemudian mengundang Raja Bima, Raja Taliwang, dan Raja Pekat,” tutur Jamaludin. Sunan Prapen pun meninggalkan sebagian pengikutnya dari Jawa untuk mengajarkan Islam di wilayah Sumbawa.
Sebagian peneliti menyebutkan penyebaran Islam oleh Sunan Prapen di Lombok dan Sumbawa berlangsung singkat. Tapi, menurut Jamaludin, berdasarkan naskah-naskah kuno, Sunan Prapen berangkat dari Kedaton Giri pada 1505 dan kembali pada 1545, sebelum dia diangkat menjadi Raja Giri.
ABDUL LATIEF APRIAMAN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo