PARA pedagang ekonomi lemah dan kakilima di Jambi kini dicekam
harap-harap cemas. Sebab tak kurang dari Walikota Jambi sendiri,
Zainir Havis BA, yang menjanjikan perbaikan nasib mereka. Ini
diucapkan walikota tatkala mengajukan rencana penggunaan kredit
Inpres Pasar Rp 65 juta yang diperoleh Kotamadya Jambi tahun
1976/77 ini. Menurut rencana yang kemudian sepenuhnya diaminkan
DPRD, duit sebanyak itu buat perluasan Pasar Angso Duo Rp 40.587.000,
peremajaan kios-kios dan WC umum, stasion mobil Kebon Jahe Rp
19.280.000 dan pembangunan los ikan/daging dan WC umum pasar TAC
Sipin Rp 5.133.000. "Perluasan Pasar Angso Duo dimaksudkan buat
menampung para pedagang ekonomi lemah dan kakilima", begitu
Zainir Haviz menjelaskan kepada para wakil rakyat. Menurut
walikota, para pedagang tersebut kelak tak akan dipungut uang
bangunan secara sekaligus, tapi dengan cicilan setiap hari.
Itu baru janji. Tapi bagi para pedagang ekonomi lemah dan
kakilima didengar dengan rasa sangsi. Sebab Pasar Angso Duo
selama ini masih memiliki kios-kios kosong yang tidak digunakan
sebagaimana mestinya. Sehingga dengan rencana perluasan itu,
tidakkah akan percuma saja? Apalagi di tempat-tempat lain
seperti di terminal oplet Rawasari dan terminal bis Simpang
Kawat, kios-kios permanen yang dibangun Pemda Kotamadya,
belakangan ini banyak ditinggalkan para pemiliknya. Karena
kegiatan bongkar muat bis-bis dipindahkan ke terminal Simpang
Kawat, hingga berakibat terminal Rawasari jadi sepi. Sementara
kios-kios di Simpang Kawat yang sudah selesai 4 bulan lalu,
hingga kini belum ada yang menggunakan. Belum jelas pula, sudah
ada pemiliknya atau belum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini