KUNJUNGAN Presiden Soeharto ke Sulawesi Utara awal bulan ini
temasuk paling singkat dibanding dua kunjungan sebelumnya. Namun
agaknya kunjungan ketiga ini memberi kesan cukup dalam di hati
rakyat propinsi ini. Diawali laporan Gubernur Worang sesaat
setelah rombongan Kepala Negara menginjakkan kaki di bandar
udara Sam Ratulangi, diresmikanlah 10 buah proyek yang
kesemuanya bernilai sekitar Rp 22 milyar. Proyek-proyek itu
adalah: landasan baru pelabuhan udara Sam Ratulangi (sehingga
mampu didarati DC-9), VIP Room pelud Sam Ratulangi, Kawanua City
Hotel, PN Perikani Aertembaga, penambahan fasilitas pelabuhan
Bitung, industri komponen mobil milik PT Inkoasku Bitung, pabrik
minyak nabati KVO Amurang, pabrik tepung kelapa Unicotine
Ainnadidi, proyek irigasi Dumoga dan proyek pasar murah
Kotamadya Manado.
Kecuali pabrik minyak nabati KVO Amurang dan proyek pasar murah
(yang bagi banyak penduduk kota Manado belum jelas di mana
lokasinya), kedelapan proyek lainnya sempat ditinjau Presiden.
Sayang juga bahwa proyek stasion TVRI yang sudah cukup lama
ditunggu penduduk Sulawesi Utara untuk dinikmati hasilnya belum
dapat diresmikan. Maklum proyek ini baru rampung sekitar 60
saja walaupun sebelumnya sudah berkali-kali dijanjikan untuk
selesai pada waktunya. Tapi soal ini tak mengurangi spontanitas
penyambutan terhadap rombongan Kepala Negara. Rakyat Minahasa
saja dari 27 kecamatan membangun pagar betis dari batas kota
Manado sampai bandar udara Sanl Ratulangi, ketika menjemput dan
melepas kepulangan Presiden dan rombongan. Sepanjang jalan raya
Tonsea dari Bitung sampai Kairagi rombongan selalu dielu-elukan
dengan hangat. Tak lupa bendera-bendera kecil di tangan para
bocah, yang merah putih maupun bergambar pohon beringin dua
bendera wajib yang tak dapat dipisah-pisahkan di Sulawesi Utara
saat ini.
Turun Ke Sawah
Bagi penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow yang untuk pertama
kali melihat wajah Pak Harto, kunjungan ini mempunyai arti
tersendiri. Sebagai bekas anak petani desa, di sini Presiden
turun ke sawah di desa Kosinggolan untuk menanam padi
bersama-sama rakyat. Untuk acara ini Bupati Bolaang Mongondow,
Inyo Tangkudung telah mengerahkan sekitar 1000 orang penduduk
dari tiap-tiap kecamatan yang 15 jumlahnya di wilayah ini untuk
menanamkan padi secara massal. Acara ini jadi lebih penting
lagi, sebab dengan demikian langkah lanjut telah dilakukan untuk
mempersiapkan isi perut 1,9 juta penduduk propinsi ini. Di sini
proyek irigasi Dumoga telah diresmikan Kepala Negara untuk
13.807 hektar sawah yang di harapkan menjadi lumbung padi utama
Sulawesi Utara.
Ditambah dengan peresmian proyek perikanan di Aertembaga, maka
lengkaplah urusan perut penduduk propinsi ini Sebab beras dari
Dumoga, ikan di Aertembaga. Belum lagi tepung di Aermadidi,
minyak di Amurang. Dan seterusnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini