Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

10 Buah Proyek

8 dari 10 proyek di sulawesi utara ditinjau dan di resmikan presiden. pabrik minyak nabati kvo, proyek pasar murah dan stasiun tvri belum diresmikan. proyek irigasi dumoga dapat mengairi 13.807 ha. (dh)

20 November 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KUNJUNGAN Presiden Soeharto ke Sulawesi Utara awal bulan ini temasuk paling singkat dibanding dua kunjungan sebelumnya. Namun agaknya kunjungan ketiga ini memberi kesan cukup dalam di hati rakyat propinsi ini. Diawali laporan Gubernur Worang sesaat setelah rombongan Kepala Negara menginjakkan kaki di bandar udara Sam Ratulangi, diresmikanlah 10 buah proyek yang kesemuanya bernilai sekitar Rp 22 milyar. Proyek-proyek itu adalah: landasan baru pelabuhan udara Sam Ratulangi (sehingga mampu didarati DC-9), VIP Room pelud Sam Ratulangi, Kawanua City Hotel, PN Perikani Aertembaga, penambahan fasilitas pelabuhan Bitung, industri komponen mobil milik PT Inkoasku Bitung, pabrik minyak nabati KVO Amurang, pabrik tepung kelapa Unicotine Ainnadidi, proyek irigasi Dumoga dan proyek pasar murah Kotamadya Manado. Kecuali pabrik minyak nabati KVO Amurang dan proyek pasar murah (yang bagi banyak penduduk kota Manado belum jelas di mana lokasinya), kedelapan proyek lainnya sempat ditinjau Presiden. Sayang juga bahwa proyek stasion TVRI yang sudah cukup lama ditunggu penduduk Sulawesi Utara untuk dinikmati hasilnya belum dapat diresmikan. Maklum proyek ini baru rampung sekitar 60 saja walaupun sebelumnya sudah berkali-kali dijanjikan untuk selesai pada waktunya. Tapi soal ini tak mengurangi spontanitas penyambutan terhadap rombongan Kepala Negara. Rakyat Minahasa saja dari 27 kecamatan membangun pagar betis dari batas kota Manado sampai bandar udara Sanl Ratulangi, ketika menjemput dan melepas kepulangan Presiden dan rombongan. Sepanjang jalan raya Tonsea dari Bitung sampai Kairagi rombongan selalu dielu-elukan dengan hangat. Tak lupa bendera-bendera kecil di tangan para bocah, yang merah putih maupun bergambar pohon beringin dua bendera wajib yang tak dapat dipisah-pisahkan di Sulawesi Utara saat ini. Turun Ke Sawah Bagi penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow yang untuk pertama kali melihat wajah Pak Harto, kunjungan ini mempunyai arti tersendiri. Sebagai bekas anak petani desa, di sini Presiden turun ke sawah di desa Kosinggolan untuk menanam padi bersama-sama rakyat. Untuk acara ini Bupati Bolaang Mongondow, Inyo Tangkudung telah mengerahkan sekitar 1000 orang penduduk dari tiap-tiap kecamatan yang 15 jumlahnya di wilayah ini untuk menanamkan padi secara massal. Acara ini jadi lebih penting lagi, sebab dengan demikian langkah lanjut telah dilakukan untuk mempersiapkan isi perut 1,9 juta penduduk propinsi ini. Di sini proyek irigasi Dumoga telah diresmikan Kepala Negara untuk 13.807 hektar sawah yang di harapkan menjadi lumbung padi utama Sulawesi Utara. Ditambah dengan peresmian proyek perikanan di Aertembaga, maka lengkaplah urusan perut penduduk propinsi ini Sebab beras dari Dumoga, ikan di Aertembaga. Belum lagi tepung di Aermadidi, minyak di Amurang. Dan seterusnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus