Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah daerah menggelar bursa kerja khusus para difabel dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember 2022. Di Jawa Barat, misalnya, Dinas Sosial Kota Bandung menggelar job fair yang berlangsung di Plaza Balai Kota. Menurut keterangan resmi di situs web Bandung.go.id, lowongan kerja tersedia di perusahaan swasta yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bandung, toko retail, toko modern, serta mal di Kota Bandung.
Di Jakarta, misalnya, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) DKI menggelar Job Fair Disabilitas di Lapangan Banteng, kemarin. Sebanyak 13 perusahaan, di antaranya tujuh badan usaha milik daerah (BUMD) dan enam perusahaan swasta, ikut meramaikan acara ini.
Salah satu difabel yang cukup antusias mengikuti bursa kerja ini adalah Tuahta Ramadhani. Pria yang memiliki gangguan berbicara ini datang dari Serang ke Jakarta untuk melamar berbagai posisi di sejumlah perusahaan. “Administrasi, teknologi informasi, ataupun analis data,” ujar pemuda berusia 24 tahun itu saat ditemui di Lapangan Banteng, Jakarta, kemarin.
Alumnus Universitas Brawijaya tersebut telah mempersiapkan diri mengikuti job fair, seperti membawa resume dan berkas pendukung dalam bentuk softcopy. Ia berharap keberadaan bursa kerja ini bisa mendorong teman-teman difabel agar bisa bekerja.
Difabel Tuli yang bekerja sebagai Event Manager Inklusiv Warung, Cristophorus Budidharma, berdiskusi dengan atasannya, di Inklusiv Warung, Canggu, Bali, 8 November 2022. TEMPO/Nita Dian
Ketika melamar pekerjaan, kelengkapan berkas memang penting. Namun ada hal lain yang tak boleh luput dari perhatian apabila ingin dilirik perusahaan. Dari pengalaman Cristophorus Budidharma, insan Tuli yang sudah pernah melamar ke lebih dari 300 perusahaan, sebaiknya membuat resume yang mengesankan.
Lalu melatih diri dengan keterampilan baru, siap keluar dari zona nyaman, dan berpartisipasi dalam acara networking. “Resume, pengalaman, profesionalisme, dan kepercayaan diri yang mengesankan,” kata pemuda berusia 29 tahun yang kini bekerja sebagai event manager di salah satu restoran di Bali ini.
Cristo biasanya tidak mencantumkan lebih dulu keterangan tentang kondisinya untuk menghindari eliminasi di tahap awal. Apabila mendapat panggilan kerja, ia baru menerangkan kondisinya yang tuli dan menawarkan diri untuk membawa penerjemah bahasa isyarat. Hal ini ia terapkan ketika melamar kerja di Silang.id dan Inklusiv Warung. Hasilnya, ia tidak ditolak setelah melakukan wawancara dengan dua perusahaan tersebut.
Meski menantang, Cristo yakin bahwa sulitnya mendapat pekerjaan bukan karena ia tuli. “Jika perusahaan menolak seseorang karena mereka tuli, itu akan menjadi cerita berbeda,” ujarnya.
Difabel fisik yang merupakan juru bicara Persatuan Sepak Bola Amputasi Indonesia (PSAI), Vicente Mariano, di kantor Sekretariat Persatuan Sepakbola Amputasi Indonesia (PSAI), Jakarta, 28 November 2022. TEMPO/Nita Dian
Adapun Vicente Mariano menilai difabel harus menyiapkan skill, mindset, dan cara pandang dalam menghadapi kemungkinan terburuk. Namun pria yang hanya memiliki satu tangan ini mengatakan bahwa tantangan terbesar justru datang ketika sudah diterima bekerja. Terutama soal aksesibilitas di tempat kerja. Kendala ini sering ia dapati dari rekan-rekannya sesama difabel. “Ada difabel netra yang jago, tapi dari peralatan tidak ada sistem yang bisa diakses untuk mengembangkan kinerjanya,” ucap Vicente. Ada juga difabel fisik yang menggunakan kursi roda mengalami kesulitan mengakses toilet karena tidak tersedia toilet khusus difabel.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengakui bahwa hambatan aksesibilitas di lingkungan tempat kerja menjadi tantangan utama yang dihadapi para difabel. Karena itu, ia telah menyiapkan sejumlah program untuk mengakomodasi mereka. Misalnya, penguatan pemahaman paradigma pemenuhan hak pekerja difabel, kemudian menggelar bursa kerja yang inklusi ataupun khusus difabel. “Bekerja sama dengan job portal disabilitas dan melakukan sosialisasi serta kerja sama dengan perusahaan swasta dan BUMN.”
FRISKI RIANA | MUTIA YUANTISYA (TEMPO.CO)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo