PELUIT panjang berbunyi. Dan dua kesebelasan langsung menyerbu bola. Tapi beberapa menit kemudian, pertandingan di stadion Kridosono, Yogyakarta, itu mendadak kacau. Bola yang digiring menuju gawang lawan tiba-tiba diserobot teman scndiri - lalu si penyerobot mencomot bola tadi dengan tangan, sambil tertawa senang. Pemain lain, ada yang sebentar-sebentar berlari keluar lapangan, minta minum atau kembang gula. Lainnya lagi asyik duduk sambil ngobrol, tak peduli ke mana bola lari. Pertandingan 12-13 Januari lalu itu sebenarnya bukan pertunjukan lawak. Hanya saja, maklum, pemainnya para pasien rumah sakit jiwa. Ini untuk yang ketiga kalinya diikuti 400 penghuni RS jiwa se-Jawa dan Bali. Selain sepak bola, ada pertandingan badminton, voli, catur, tenis meja, dan lari. Tapi yang paling lucu memang pertandingan sepak bola. "Waktunya cuma dua kali 25 menit. Sebab, kalau terlalu capek, mereka bisa kumat," ujar Sujarwo, panitia. Sebab itu, pemain yang kelihatan sudah lelah, meski baru turun beberapa menit, langsung diganti. Lebih dari itu, selama pertandingan berlangsung para perawat tak hentinya berteriak dari pinggir lapangan. "Soalnya, mereka sering lupa mana kawan mana lawan, meski kostumnya berbeda," kata Sujarwo lagi. Keluar sebagai juara adalah kesebelasan dari RSJ Surakarta, yang menundukkan tim RSJ Lali Jiwo, Yogyakarta, dengan skor 2-1. Selama pekan olah raga berlangsung, tercatat seorang pasien diam-diam meninggalkan arena, dan tak kembali. Sampai kini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini