Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Korban pembunuhan di Apartemen Green Pramuka City, Nurhayati, sempat melayangkan pesan WhatsApp kepada kakak kandungnya, Nurlaila, 30 menit sebelum dibunuh.
Baca: Korban Pembunuhan di Green Pramuka Sempat Kirim Foto Keluarga
Nurlaila mengatakan pesan tersebut berisi janji adiknya mentransfer uang makan mingguan kepadanya pada Sabtu lalu, 5 Januari 2019. NUrhayati berjanji akan mengirim uang pada malam itu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dia bilang kalau sudah transfer akan dikabarin," kata Nurlaila saat ditemui Tempo di rumahnya, RT 11 RW 13, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa, 8 Januari 2019. Nurlaila menunjukkan, pesan WhatsApp itu berisi kalimat yang cukup singkat dan jelas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun pesan itu diterimanya pukul 17.29 WIB. Sepanjang malam, Nurlaila mengaku menunggu-nunggu kabar adiknya.
Ia mengatakan Nurhayati tak memberikan kabar lagi. Hingga dinihari, 6 Januari, ia baru memperoleh kabar bila adiknya dibunuh oleh seseorang bernama Haris Prasnastyadi di apartemennya, Green Pramuka City.
Nurlaila sangat terpukul dengan kepergian adik bungsunya tersebut. Nurhayati adalah tulang punggung keluarganya.
Anak bungsu itu menyokong uang makan dan keperluan sehari-hari kedua kakaknya, Nurlaila dan Aman. Selain itu, Nurhayati juga membiayai uang sekolah tiga ponakannya. Dalam sepekan, ia selalu mengirim duit untuk keluarga kakaknya, yang .
Baca: Korban Pembunuhan di Green Pramuka Tulang Punggung Keluarga
Nurhayati menjadi korban pembunuhan pada 5 Januari 2018. Perempuan itu diserang oleh pria bersenjata tajam di lorong apartemennya di lantai 16 tower Chrysant Apartemen Green Pramuka City. Mantan petugas keamanan apartemen, Haris Prasnastyadi ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Nurhayati. Pemuda 24 tahun itu menusuk Nurhayati karena sakit hati ditolak cintanya.