MAU tahu bagaimana orang derma~wan itu jenuh? Ya, bikin pesta horor, seperti dilakukan para anggota Lions Club Surabaya. Mereka menyulap ruang Crystal Ballroom, Hotel Garden Palace, hingga semerbak bau dupa Cina dan kemenyan, akhir November lalu. Ada 450 peserta, juga dari Rotary Club dan Asosiasi Manajer Indonesia, masing-masing dicukai Rp 25 ribu. Pintu masuk ke ruang makan dibuat mirip gua, ditata mengusik urat seram. Di ruang dalam juga remang, dan puluhan meja makan diberi nomor serta nama-nama ini: Setan Kuburan, Wewe Gombel, Gendruwo, Leak, Kuntilanak, Tengkorak, dan lain-lain. Ada pula nama impor: Jack the Ripper, Werewolf, dan Vampire. "The Horor Night Party" dirancang supaya para tamu lahap menyantap hidangan . "Syukur-syukur ketika mereka ketakutan melihat pemandangan di sini, terus merangkul pasangannya. Kan suasana jadi lebih akrab," kata Victor Lau, general manager hotel itu. Lalu si Nenek Sihir apa bisa akrab dengan si Bongkok dari Gua Hantu? Tengkorak berjalan, Vampire, Drakula, Leak Bali, Buto Abang, malah berebut perhatian. Ada lagi sekawanan Mayat Hidup yang di~mainkan para pelayan berseragam serba putih plus songkok kepala putih. "Silakan para pengunjung menikmati sop cacing kremi," kata pemandu acara. Ternyata maksudnya, sup ayam. Berbagai hidangan mengalir. Bakmi goreng dijuluki usus bayi. Kerupuk, kuping goreng, dan sebagainya nama yang dianeh-anehkan. Juga ada suguhan tari ular, sendratari horor, dan musik horor. Puncaknya, penobatan Mr. & Mrs. Horor. Dari para peserta yang tampil di panggung, juri menggaet Reza Stephen Sayogo, 17 tahun, sebagai Mr. Horor I, drg. Wandi Novianto, 43 tahun, sebagai Mr. Horor II. Fien Novianto, 40 tahun, Mrs. Horor I, dan Yeni Arifli, 43 tahun, Mrs. Horor II. Lalu sebagai Grup Horor terpilih tamu di meja nomor 3, yang menyebut dirinya Kuntilanak. Dan kebetulan keempat hantu-hantuan yang menang tadi adalah anggota kelompok ini. Wandi dan Fien resminya bahkan suami-istri. "Saya tak malu disebut pasangan horor, toh ini cuma joke," kata Wandi kepada Kelik M. Nugroho dari TEMPO. Untuk menyiapkan diri bagai Drakula, Wandi pesan jas khusus seharga Rp 150.000. Taring? Dibuat sendiri, kan dia dokter gigi. Dan kaca mata elektronik yang kerlap-kerlip, itu dibelinya di luar negeri. Sedangkan Fien, kostum tengkoraknya dirancang sendiri.~ Akan halnya Reza Stephen, ia menjadi kampiun Mr. Horor dengan kostum si Bongkok dari Gua ~Hantu. "Saya memang penggemar komik," kata remaja bongsor ini. Pesta hantu jadi-jadian ini ongkosnya lumayan. "Meja yang terjual Rp 7 juta. Biaya Rp 8 juta. Panitia terpaksa nombok," kata Hedy Lauren, dari panitia. "Ya, biasanya kami bikin kegiatan sosial dan amal. Kali ini ingin menghibur diri. Kalau kerja terus, kan bisa stres," katanya. Meski tekor, pesta horor ini untung tak diketahui hantu asli. Andainya sampai mereka tahu, hantu pun konon bisa asyik juga jadi orang-orangan. Ed Zoelverdi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini