Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Peti Mati dari Pangkalan Bun

5 Januari 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SELASAR belakang Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun, mendadak laksana bengkel mebel. Di serambi di samping ruang instalasi kamar jenazah itu, Selasa malam pekan lalu, 50-an pekerja sibuk mengolah papan dan batang-batang kayu seukuran kaso. Suara alat serut dan ketukan palu yang beradu dengan kepala paku bersahut-sahutan.

"Pak Bupati minta dibuatkan 162 peti jenazah," kata Juni Gultom, 42 tahun, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Juni ditunjuk langsung Bupati Ujang Iskandar menjadi koordinator proyek dadakan ini dan bertugas mengawasi agar kualitas peti sesuai dengan spesifikasi yang diminta Badan Search and Rescue Nasional. "Badan SAR minta agar peti dilengkapi aluminum foil. Soal bentuk dan ukuran, mereka sudah oke."

Perintah Bupati Ujang datang hanya selang beberapa jam setelah tim SAR mengabarkan penemuan serpihan badan pesawat dan tiga jenazah penumpang AirAsia QZ8501 di perairan Pangkalan Bun. "Peti dibuat sesuai dengan jumlah penumpang dan awak pesawat," ujar Ujang.

Berjarak 160-an kilometer dari lokasi penemuan, Pangkalan Bun merupakan kota terdekat dengan lokasi jatuhnya AirAsia QZ8501. Ujang memberi tenggat, Jumat sore, 162 peti mati sudah harus selesai. Juni pun segera memanggil semua karyawan, tukang, dan kontraktor mebel yang selama ini mengerjakan proyek-proyek di Bina Marga. "Ada 20 perusahaan mebel yang kami minta," kata Juni.

Saat itu, Juni tidak menyebutkan pekerjaan pembuatan peti jenazah ini akan dibayar. "Saya cuma bilang Pangkalan Bun jadi 'tuan rumah' peristiwa besar. Saya mohon bantuan, demi para korban," ujarnya. "Syukurlah, semua menyanggupi. Tak ada yang menolak."

Meski begitu, Juni berjanji pemerintah akan membayar berapa pun tagihan, termasuk upah pekerja. Seluruh biaya akan diambil dari dana tak terduga dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kotawaringin Barat. "Belum kami hitung berapa. Yang penting saat ini evakuasi dan identifikasi korban bisa berjalan lancar."

Tak menyiapkan peti mati, Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin tak kalah sibuk. Saat ini 70 ambulans siaga di sejumlah titik, seperti di RSUD Sultan Imanuddin, Pangkalan Udara Iskandar, Pelabuhan Kumai, dan Pantai Kubu.

Sebanyak 17 ambulans didapat Ujang dari semua kecamatan dan desa yang ada di Kotawaringin Barat. Selebihnya bantuan dari beberapa kabupaten tetangga, seperti Lamandau, Sukamara, dan Kotawaringin Timur. Ada pula bantuan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan pinjaman dari beberapa perusahaan swasta. Ujang juga minta disiapkan lima ton es batu, puluhan kantong mayat, dan aluminum foil.

Kamis petang pekan lalu, puluhan peti yang sudah selesai dikerjakan dijejerkan di pinggir selasar di sekitar kamar jenazah. Bahan kayu untuk peti-peti itu tidak seragam. Ada yang memakai kayu lapis berwarna putih mengkilat, ada juga yang berbahan papan kayu berpelitur cokelat. Bagian dalamnya pun berbeda warna. Ada yang berlapis kulit sintetis hitam, ada pula yang merah.

Peti-peti yang sudah siap dipasangi rangkaian bunga plastik berwarna kombinasi hijau, ungu, putih, dan jingga. Di bagian dasar peti terdapat rangka kayu yang membuat peti tak bersentuhan dengan lantai sehingga mudah diangkat. Kertas kecil kuning bertulisan "oke" tertempel di bagian penutup peti. "Artinya peti-peti ini sudah lolos uji kontrol," ujar Juni.

Iqbal Muhtarom, Praga Utama, Tika Primandari (Pangkalan Bun)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus