Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pesawat AirAsia QZ8501 berputar-putar selama 12 menit sejak berkontak dengan menara kontrol Soekarno-Hatta hingga hilang dari radar. Pilot Irianto sempat menaikkan pesawat menuju 36.300 kaki dari 32.000 untuk menghindari awan kumulonimbus. Sempat tiga kali berbelok, pesawat tak kuasa menahan derasnya angin dan suhu buku yang mencapai -40 derajat Celsius.
Pesawat AirAsia QZ8501
Penumpang: 155 orang
Tiga Penguasa Udara
1. Aerodrome control service (ACS)
Memandu pesawat yang berada pada ketinggian di bawah 4.000 kaki.
Memandu pesawat saat terbang dan mendarat.
2. Approach control service (APCS)
Memandu pesawat yang berada pada ketinggian 4.000-24.500 kaki.
3. Air control service (ACC)
Memandu pesawat yang berada pada ketinggian 24.500 kaki ke atas.
Di Indonesia, terdapat dua ACC, yakni di Makassar dan Jakarta:
ACC Makassar untuk wilayah udara bagian timur, terdiri atas 7 sektor.
ACC Jakarta untuk wilayah udara bagian barat, terdiri atas 12 sektor.
Satu sektor maksimal terdapat 15 pesawat yang diawasi seorang pemandu udara.
Pesawat di Sekitar QZ8501
Ambil peta udara Pulau Jawa-Kalimantan-Sumatera-Singapura. Lalu pasang animasi pesawat QZ8501 atau AWQ8501 dan tujuh pesawat di sekitarnya. Arah pesawat sesuai dengan arah rutenya.
Air Wagon 8501 (AWQ8501)
Rute: Surabaya-Singapura
Ketinggian: 32 ribu kaki
Air Wagon 550 (AWQ550)
Rute: Denpasar-
Ketinggian: 34 ribu kaki
Air Wagon 502 (AWQ502)
Rute: Denpasar-Singapura
Ketinggian: 38 ribu kaki
Uni Emirat Arab Airlines 409 (UEA409)
Rute: Melbourne-Kuala Lumpur
Ketinggian: 36 ribu kaki
Lion Air Indonesia 763 (LNI763)
Rute: Pontianak-Jakarta
Ketinggian: 34 ribu kaki
Lion Air Indonesia 626 (LNI626)
Rute:
Ketinggian: 37 ribu kaki
Garuda Indonesia Airlines (GIA500)
Rute: Jakarta-Pontianak
Ketinggian: 35 ribu kaki
Baru Sepertiga Perjalanan
Pukul 05.36 WIB
Take off Bandara Juanda.
Pukul 06.11.40 WIB
Pilot pertama kali mengontak ATC Jakarta. Pilot meminta berbelok ke kiri untuk menghindari gumpalan awan. ATC mengizinkan.
Kecepatan: 353 knot atau 653 km/jam
Ketinggian: 32.000 kaki
Jarak pesawat dari awan: Sekitar 65 kilometer atau 6 menit
Arah pesawat: 329 derajat
Pukul 06.11.55 WIB
Kecepatan: 353 knot
Ketinggian: 32.000 kaki
Pesawat berbelok ke kiri sejauh 7 mil, ke arah 319 derajat.
Jarak pesawat dari awan diperkirakan 54 kilometer.
Pilot: Any higher level available?
ATC: What level?
Pilot: FL 380 (ketinggian 38 ribu kaki).
ATC: Stand by.
Pukul 06.14.34 WIB
ATC Jakarta meminta pilot tetap di level 32.000 kaki dulu, tapi pilot tak merespons. Pesawat masih tampak di radar.
Pukul 06.16.52 WIB
ATC Jakarta hilang kontak dengan pesawat. Pesawat masih tampak di radar dan bergerak naik. ATC minta bantuan pesawat GIA500 dan AWQ502 untuk menghubungi QZ8501.
Kecepatan: Perlahan-lahan menurun.
Ketinggian: Mendekati 36.000 kaki.
Faktor fenomena cuaca diperkirakan membuat mesin pesawat mati.
Pukul 06.24, pesawat hilang.
Pesawat jatuh di Selat Karimata, berada pada koordinat 03.52,50 Lintang Selatan (LS) dan 110.30,53 Bujur Timur (BT), 03.52,73 LS dan 110.30,18 BT, dan 03.52,62 LS dan 110.29,39 BT.
Awan Kumulonimbus
Lebar: 450 kilometer
Tinggi: 13 kilometer atau berada pada ketinggian 1.800-40.000 kaki
Suhu puncak awan mencapai
-800 sampai -850 Celsius
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo