BANYAK pertanyaan yang muncul, ketika baru-baru ini pemerintah
Israel mengangkat David Kimche sebagai salah seorang direktur
pada Kementerian Luar Negeri. Apa sebetulnya kegiatan tokoh ini?
Bagaimana pula dengan saudaranya yang lebih dikenal, Jon Kimche?
"David secara langsung terlibat kegiatan intelijen untuk Mossad
tak kurang dari 27 tahun," kata sebuah tulisan dalam majalah The
Middle East, nomor April. Jon sendiri konon tak asing dengan
seluk-beluk spionase, meski selama ini ia lebih banyak dikenal
sebagai wartawan.
Karir kedua bersaudara ionis keturunan Swiss ini memang
dilatarbelakangi dunia yang tak begitu jelas, yang kadang kadang
tidak menarik perhatian orang di tengah aneka peristiwa di Timur
Tengah. Untuk itulah Jonathan Bloch dan Andrew Weir melacak
jejak mereka.
David Kimche konon menggabungkan diri degan Mossad sejak 1953.
Tahun itu pula tokoh legendaris Isser Harel memegang tampuk
pimpinan seluruh masyarakat intelijen Israel.
David maju pesat. Dia memiliki kebolehan dalam bidang "operasi
hitam", seksi yang bekerja khusus melancarkan propaganda dan
disinformasi. Dalam waktu singkat ia menduduki tempat komando
kedua dalam Mossad.
Sebelum diangkat menjadi dirjen Kementerian Luar Negeri Israel,
Kimche kabarnya pernah dipersiapkan untuk menjadi memuneh
(kepala) Mossad, menggantikan Yitzhak Hofi yang bakal pensiun.
Tapi entah dengan alasan apa, pos itu sampai sekarang masih
diduduki Hofi.
Sebagaimana perwira Mossad lainnya, apalagi yang sudah mencapai
tingkat senior, Kimche tak membatasi kegiatannya hanya di
sekitar masyarakat intel. Umumnya para perwira Mossad tampil
dalam semua lapangan pekerjaan sipil, akademi, maupun industri
swasta. Dan Kimche tak merupakan kekecualian.
Ia punya hubungan dengan sejumlah perguruan tinggi. Ia akrab
dengan berbagai perusahaan dagang. Dekat dengan Kementerian Luar
Negeri. Dan menulis sejumlah buku, beberapa di antaranya
dikerjakan bersama saudaranya, Jon.
Selama beberapa tahun David Kimche bekerja di balik topeng
Kementerian Luar Negeri. Ia ditugaskan di Pantai Gading, tempat
simpang siur pelbagai intrik intelijen, dan salah satu negeri
Afrika Hitam yang berhubungan dengan Israel melalui jalur
rahasia yang dibina Mossad.
Untuk Mossad, bukanlah hal yang aneh menempatkan orang-orangnya
pada posisi sipil yang tinggi. Berbeda dengan Inggris dan
Amerika Serikat, umpamanya, yang menggunakan selubung
Kementerian Luar Negeri khusus untuk para intel mereka dari
tingkat yang paling senior.
Sebaliknya, tak tampak usaha melindungi latar belakang intelijen
Kimche. Di Israel prestise Dinas Rahasia mendapat penghargaan
tinggi, lebih dari di banyak negeri lain.
Mengenai penempatannya di Kementerian Luar Negeri, sejak Oktober
1980, Kimche mengungkapkan perhatiannya pada pengembangan Pusat
Riset Strategis dan Perencanaan. Kedua bagian itu memang terbuka
bagi kerjasama dengan dunia intelijen. Peranan analisa dan
evaluasinya memungkinkan lembaga itu beroleh tempat dalam Dewan
Intelijen Israel, yang berfungsi mengkoordinasi seluruh
masyarakat intelijen negeri tersebut.
Kedudukan itu juga memberikan kesempatan kepada Kimche
memperoleh kekuasaan pribadi -- didasarkan pada berbagai
kepentingan yang saling berhubungan dan kompleks dalam jalur
keterikatan Israel dengan sahabat-sahabatnya di luar negeri.
Jon lebih tua 20 tahun ketimbang David. Karir intelijennya konon
dimulai jauh lebih awal, tatkala ia mengabdikan diri kepada
Inggris.
Selama Perang Dunia II ia menjadi koresponden perang Evening
Standrd dan Observer yang terbit di London. Kemudian bekerja
sebagai koresponden Reuter untuk Timur Tengah. Sebagai wartawan
yang cakap menggali sumber-sumber intelijen, ia beroleh reputasi
tinggi.
Selama 15 tahun (hingga 1967), Jon menjadi editor Jewish
Observer, organ Federasi Zionis Inggris, lobi Zionis paling
penting di seluruh kawasan Inggris Raya. Banyak jasanya dalam
menyalurkan berbagai keterangan intelijen, baik (dan terutama)
untuk kepentingan Israel, maupun Inggris.
Tapi Jon Kimche bukan sebangsa yes-man. Para sumber senior
intelijen dan tokoh-tokoh pemerintah Israel telah membantunya
dalam kasus Lavon di London, yaitu sebuah skandal yang
melibatkan sebuah percobaan untuk menutupi kegagalan operasi
intelijen Israel.
AKIBAT peristiwa itu ia beroleh murka pemerintah Israel. Mereka
menekan Federasi Zionis, sehingga Jon dipecat dari Jewish
Observer. Padahal ia punya hubungan baik dengan orang-orang
penting federasi tersebut, termasuk almarhum Lord Sieff Sieff
pulalah, bersama cabang Prancis keluarga Rothschild, tokoh
Zionis, turun tangan membantu Kimche. Pada 1968 ia menerbitkan
majalah New Middle East. David Kimche dan sejumlah tokoh yang
berhubungan dengan dunia intelijen turut menulis dalam majalah
tersebut.
Suara mereka tak pernah menyokong Zionisme secara
terang-terangan. Majalah ini merupakan yang pertama dari
sejumlah penerbitan Kimche, dan memiliki gaya sendiri, yang
kemudian menjadi ciri pekerjaannya.
New Middle East terutama memuat artikel yang menganalisa dunia
Arab dan rencana gelap Soviet di kawasan tersebut. Beberapa
artikel tak mencantumkan nama penulis. Kecenderungannya memihak
Zionisme hanya bisa ditangkap dari kegemarannya menghubungkan
intrik Soviet dengan beberapa rezim Arab, dan mengemukakan
persaingan yang berkecamuk dalam percaturan politik Arab
sendiri.
Gaya seperti itu bertambah jelas dalam penerbitan-penerbitan
Kimche berikutnya, terutama (dan yang paling penting) Afro-Asian
Affairs (AAA). Sejak 1975 AAA dan beberapa majalah sejenis
memperdagangkan desas-desus dan informasi dari sumber-sumber
intelijen dengan akurasi yang berbeda-beda.
Kebijaksanaan Amerika dan Israel tak begitu banyak mendapat
kritik. Tapi kegiatan Soviet di Timur Tengah diblejeti
habis-habisan, baik yang berupa fakta maupun sekedar imajinasi.
Laporan-laporan tanpa nama dari para "koresponden khusus"
memenuhi halaman AAA. Terutama yang membicarakan persekutuan
antara negeri-negeri Arab, percekcokan dalam gerakan pembebasan
Palestina, dan rencana Soviet di sekitar kawasan Teluk. Dalam
hubungan ini AAA menamakan dirinya sendiri "dinas rahasia
pribadi anda".
Salah satu contoh kecerobohan AAA adalah tulisannya tentang
kebijaksanaan perminyakan Shaikh Yamani, 1979. AAA menyebut
tindakan itu sebagai "pukulan terhadap Barat yang
terus-menerus." Padahal 12 bulan kemudian Pemerintah Saudi
memberikan potongan atas harga minyaknya. Kimche juga yang
pertama kali menghubungkan KGB dengan gerakan pembebasan
Palestina.
Karena itu agak menggelikan membaca semboyan AAA. Mereka antara
lain menyatakan, "Sangat jarang menapatkan wartawan obyektif
yang sejati. Pemutarbalikan berita dan disinfomasi sudah
telanjur menyebar luas".
Kendati Kimche baru menerbitkan risalah ini sejak 1975,
reputasiya sudah tercatat jauh sebelumnya. Awal tahun itu saja
ia sudah terlibat dalam penerbitan jurnal West Africa.
Menurut penuturan Kimche ketika itu, ia mewakili kepentingan
sekelompok tokoh bisnis yang berdiam di benua Eropa. Tapi lain
pula cerita yang diungkapkan Dr. Easchel Rhoodie, sekretaris
departemen penerangan Afrika Selatan, tatkala ia membongkar
Skandal Muldergate 1978.
Dalam usahanya membangun citra rezim rasialis Afrika Selatan Dr.
Rhoodie menyerahkan sekitar œ 66 ribu kepada seorang milyuner
Israel yang antara lain berusaha di bidang penjualan senjata.
Nama milyuner itu Arnon Milchan, dan uang tadi dibayarkan untuk
membeli West Africa.
Belakangan terbukti, uang itu menglir ke bank keluarga Kimche di
Swiss (Bank Kimche dan Landau). Dari sana baru disalurkan ke
West Africa. Tapi œ 49 ribu dari jumlah itu dimasukkan ke dalam
penerbitan AAA.
ARNON Milchan sendiri mengelola perusahaan Milchan Brothers,
kongsi impor-ekspor Israel yang banyak dikritik lantaran terlalu
banyak menarik komisi dari pembelian senjata Amerika untuk
Israel. Milchan memang terlibat dalam berbagai operasi Rhoodie
di seantero dunia dalam hubungan memperbaiki citra Afrika
Selatan yang coreng-moreng.
Sekitar pertengahan 1976, Rhoodie tak puas atas investasinya di
West Africa. Ia mengutus dua orang wakil, Stuart Pegg dan David
Abramson, untuk menyelesaikan persoalan.
Waktu itu pulastaf West Africa mengungkapkan, betapa mereka
sudah berusaha mempengaruhi kebijaksanaan editorial penerbitan
tersebut. Terutama di sekitar masalah Angola dan Zaire. Ketika
itu, Angola baru saja terlibat perang saudara dengan MPLA --
yang didukung West Africa.
Ketika Pegg dan Abramson memperkenalkan diri kepada Jon Kimche,
yang terakhir ini -- menurut Abramson -- segera berkelit ke
sana ke mari. Akhirnya semua uang yang diinvestasikan di West
Africa dikembalikan kepada Departemen Penerangan Afrika Selatan.
Sebetulnya tak pernah jelas, apakah uang yang digunakan membantu
AAA dibayar kembali. Meski tak ada bukti yang menunjukkan
kesalahan Kimche, staf West Africa tak menyukai manajemennya,
dan mendesak pemberhentiannya. Tapi dia tetap duduk di situ --
sampai majalah tersebut dijual untuk kepentingan Nigeria.
Selagi Kimche bercokol di West Africa, staf majalah itu sangat
khawatir terhadap campur tangannya dalam kebijaksanaan
editorial. Kimche rupanya menyadari hal ini, dan tidak begitu
berusaha mencampuri garis editonal.
Namun dalam sepucuk suratnya kepada Stuart Pegg, Kimche
menyatakan "pemilikan (West Africa) terutama merupakan langkah
politik yang tak menjamin keuntungan komersial." Ia
menguntungkan, justru sepanjang memiliki kredibilitas politik.
Kimche rupanya mencoba meyakinkan Pegg bahwa Departemen
Penerangan Afrika Selatan sebetulnya membuang-buang uang saja
dengan West Africa.
Memang tak terlalu tampak usaha untuk mengalihkan West Africa
menjadi terompet Zionis. Dan hal ini tak semata-mata tergantung
pada kebijaksanaan editornya, David Williams. Apalagi yang
disebut terakhir ini menerima jaminan tertulis (mendiang) Count
Ghislieri, bahwa majalah tersebut tak akan mencampuri urusan
Timur Tengah. Ghislieri dulunya tokoh "depan" yang bekerja untuk
kepentingan Milchan. Ia juga pemilik saham terbesar majalah
tersebut.
Syak wasangka terhadap hubungan Israel dengan Arnon Milchan
antara lain menyebutkan kemungkinan kerja sama tokoh ini dengan
Mossad Milchan pernah mangkal di Paris dalam urusan pembelian
senjata. Para perwira Mossad sendiri kadang-kadang terlibat
dengan kegiatan yang sama. Dan Paris sudah lama menjadi markas
Mossad terbesar di Eropa.
Laporan pers menyebutkan pula kerjasama Dr. Rhoodie dan Milchan
dalam mengatur pengiriman sejumlah besar senapan mesin ringan
dari Italia. Senjata itu resminya dikapalkan untuk Israel. Tapi
Rhoodie dan Milchan membelokkannya ke Afrika Selatan.
Beberapa laporan bahkan mengungkapkan ketakutan Dr. Rhoodi
terhadap tim pembunuh Mossad, setelah Skandal Muldergate
terbongkar. Ia pernah bersembunyi di Paris. Mossad mungkin
berkepentingan melenyapkan orang ini, sebab ia tahu banyak
mengenai kerjasama Israel dan Afrika Selatan di bidang teknologi
nuklir.
Sebetulnya tak begitu jelas apa yang diharapkan Israel dan
Afrika Selatan dengan keterlibatannya dalam WestAfrica. David
Williams sendiri meyakinkan, Kimche sebetulnya tak becus
mengendalikan AAA dalam arah yang sama dengan West Africa.
NAMUN demikian, AAA, berhubungan dengan apa yang dinamakan
Pusat Riset Asia Tengah di Islington, London. Lembaga ini
mengkhususkan diri pada pengungkapan problem yang dihadapi Uni
Soviet di dalam negeri. Mereka juga berhubungan dengan dinas
rahasia Inggris.
Kepergian Kimche dari West Africa merupakan perpisahan dengan
"kerajaan pers"nya, dan dengan buku-bukunya. Mungkin sebagai
penghormatan kepada karir Jon, David Kimche pada pertengahan
1970-an menerbitkan Gerakan Asia Afrika -- buku yang dikarangnya
sebagai buah jerih payahnya di Pusat Shiloah Universitas Tel
Aviv. Walaupun tampak ditutup-tutupi, buku ini merupakan studi
terhadap dunia Arab dengan pendekatan intelijen. Pada usia
tuanya, Jon Kimche memang mulai pudar. Sebaliknya David justru
sedang mencapai puncak tertentu. Tahun lalu ia membuat
pernyataan atas nama pemerintah Israel, mengenai sikap negeri
itu terhadap penempatan peluru kendali Suriah di Libanon.
Ia juga tampil mewakili Israel dalam acara Panorama televisi
BBC, Februari lalu. "Acara itu sendiri merupakan contoh paling
baik betapa mereka memanipulasikan fakta," tulis TME.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini