Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Petualangan kimche bersaudara

Latar belakang karir dua bersaudara zionis keturunan swiss, jon kimche & david kimche di mossad (dinas rahasia israel). pada usia tuanya jon memudar popularitasnya dan david mencapai karirnya. (sel)

19 Juni 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANYAK pertanyaan yang muncul, ketika baru-baru ini pemerintah Israel mengangkat David Kimche sebagai salah seorang direktur pada Kementerian Luar Negeri. Apa sebetulnya kegiatan tokoh ini? Bagaimana pula dengan saudaranya yang lebih dikenal, Jon Kimche? "David secara langsung terlibat kegiatan intelijen untuk Mossad tak kurang dari 27 tahun," kata sebuah tulisan dalam majalah The Middle East, nomor April. Jon sendiri konon tak asing dengan seluk-beluk spionase, meski selama ini ia lebih banyak dikenal sebagai wartawan. Karir kedua bersaudara ionis keturunan Swiss ini memang dilatarbelakangi dunia yang tak begitu jelas, yang kadang kadang tidak menarik perhatian orang di tengah aneka peristiwa di Timur Tengah. Untuk itulah Jonathan Bloch dan Andrew Weir melacak jejak mereka. David Kimche konon menggabungkan diri degan Mossad sejak 1953. Tahun itu pula tokoh legendaris Isser Harel memegang tampuk pimpinan seluruh masyarakat intelijen Israel. David maju pesat. Dia memiliki kebolehan dalam bidang "operasi hitam", seksi yang bekerja khusus melancarkan propaganda dan disinformasi. Dalam waktu singkat ia menduduki tempat komando kedua dalam Mossad. Sebelum diangkat menjadi dirjen Kementerian Luar Negeri Israel, Kimche kabarnya pernah dipersiapkan untuk menjadi memuneh (kepala) Mossad, menggantikan Yitzhak Hofi yang bakal pensiun. Tapi entah dengan alasan apa, pos itu sampai sekarang masih diduduki Hofi. Sebagaimana perwira Mossad lainnya, apalagi yang sudah mencapai tingkat senior, Kimche tak membatasi kegiatannya hanya di sekitar masyarakat intel. Umumnya para perwira Mossad tampil dalam semua lapangan pekerjaan sipil, akademi, maupun industri swasta. Dan Kimche tak merupakan kekecualian. Ia punya hubungan dengan sejumlah perguruan tinggi. Ia akrab dengan berbagai perusahaan dagang. Dekat dengan Kementerian Luar Negeri. Dan menulis sejumlah buku, beberapa di antaranya dikerjakan bersama saudaranya, Jon. Selama beberapa tahun David Kimche bekerja di balik topeng Kementerian Luar Negeri. Ia ditugaskan di Pantai Gading, tempat simpang siur pelbagai intrik intelijen, dan salah satu negeri Afrika Hitam yang berhubungan dengan Israel melalui jalur rahasia yang dibina Mossad. Untuk Mossad, bukanlah hal yang aneh menempatkan orang-orangnya pada posisi sipil yang tinggi. Berbeda dengan Inggris dan Amerika Serikat, umpamanya, yang menggunakan selubung Kementerian Luar Negeri khusus untuk para intel mereka dari tingkat yang paling senior. Sebaliknya, tak tampak usaha melindungi latar belakang intelijen Kimche. Di Israel prestise Dinas Rahasia mendapat penghargaan tinggi, lebih dari di banyak negeri lain. Mengenai penempatannya di Kementerian Luar Negeri, sejak Oktober 1980, Kimche mengungkapkan perhatiannya pada pengembangan Pusat Riset Strategis dan Perencanaan. Kedua bagian itu memang terbuka bagi kerjasama dengan dunia intelijen. Peranan analisa dan evaluasinya memungkinkan lembaga itu beroleh tempat dalam Dewan Intelijen Israel, yang berfungsi mengkoordinasi seluruh masyarakat intelijen negeri tersebut. Kedudukan itu juga memberikan kesempatan kepada Kimche memperoleh kekuasaan pribadi -- didasarkan pada berbagai kepentingan yang saling berhubungan dan kompleks dalam jalur keterikatan Israel dengan sahabat-sahabatnya di luar negeri. Jon lebih tua 20 tahun ketimbang David. Karir intelijennya konon dimulai jauh lebih awal, tatkala ia mengabdikan diri kepada Inggris. Selama Perang Dunia II ia menjadi koresponden perang Evening Standrd dan Observer yang terbit di London. Kemudian bekerja sebagai koresponden Reuter untuk Timur Tengah. Sebagai wartawan yang cakap menggali sumber-sumber intelijen, ia beroleh reputasi tinggi. Selama 15 tahun (hingga 1967), Jon menjadi editor Jewish Observer, organ Federasi Zionis Inggris, lobi Zionis paling penting di seluruh kawasan Inggris Raya. Banyak jasanya dalam menyalurkan berbagai keterangan intelijen, baik (dan terutama) untuk kepentingan Israel, maupun Inggris. Tapi Jon Kimche bukan sebangsa yes-man. Para sumber senior intelijen dan tokoh-tokoh pemerintah Israel telah membantunya dalam kasus Lavon di London, yaitu sebuah skandal yang melibatkan sebuah percobaan untuk menutupi kegagalan operasi intelijen Israel. AKIBAT peristiwa itu ia beroleh murka pemerintah Israel. Mereka menekan Federasi Zionis, sehingga Jon dipecat dari Jewish Observer. Padahal ia punya hubungan baik dengan orang-orang penting federasi tersebut, termasuk almarhum Lord Sieff Sieff pulalah, bersama cabang Prancis keluarga Rothschild, tokoh Zionis, turun tangan membantu Kimche. Pada 1968 ia menerbitkan majalah New Middle East. David Kimche dan sejumlah tokoh yang berhubungan dengan dunia intelijen turut menulis dalam majalah tersebut. Suara mereka tak pernah menyokong Zionisme secara terang-terangan. Majalah ini merupakan yang pertama dari sejumlah penerbitan Kimche, dan memiliki gaya sendiri, yang kemudian menjadi ciri pekerjaannya. New Middle East terutama memuat artikel yang menganalisa dunia Arab dan rencana gelap Soviet di kawasan tersebut. Beberapa artikel tak mencantumkan nama penulis. Kecenderungannya memihak Zionisme hanya bisa ditangkap dari kegemarannya menghubungkan intrik Soviet dengan beberapa rezim Arab, dan mengemukakan persaingan yang berkecamuk dalam percaturan politik Arab sendiri. Gaya seperti itu bertambah jelas dalam penerbitan-penerbitan Kimche berikutnya, terutama (dan yang paling penting) Afro-Asian Affairs (AAA). Sejak 1975 AAA dan beberapa majalah sejenis memperdagangkan desas-desus dan informasi dari sumber-sumber intelijen dengan akurasi yang berbeda-beda. Kebijaksanaan Amerika dan Israel tak begitu banyak mendapat kritik. Tapi kegiatan Soviet di Timur Tengah diblejeti habis-habisan, baik yang berupa fakta maupun sekedar imajinasi. Laporan-laporan tanpa nama dari para "koresponden khusus" memenuhi halaman AAA. Terutama yang membicarakan persekutuan antara negeri-negeri Arab, percekcokan dalam gerakan pembebasan Palestina, dan rencana Soviet di sekitar kawasan Teluk. Dalam hubungan ini AAA menamakan dirinya sendiri "dinas rahasia pribadi anda". Salah satu contoh kecerobohan AAA adalah tulisannya tentang kebijaksanaan perminyakan Shaikh Yamani, 1979. AAA menyebut tindakan itu sebagai "pukulan terhadap Barat yang terus-menerus." Padahal 12 bulan kemudian Pemerintah Saudi memberikan potongan atas harga minyaknya. Kimche juga yang pertama kali menghubungkan KGB dengan gerakan pembebasan Palestina. Karena itu agak menggelikan membaca semboyan AAA. Mereka antara lain menyatakan, "Sangat jarang menapatkan wartawan obyektif yang sejati. Pemutarbalikan berita dan disinfomasi sudah telanjur menyebar luas". Kendati Kimche baru menerbitkan risalah ini sejak 1975, reputasiya sudah tercatat jauh sebelumnya. Awal tahun itu saja ia sudah terlibat dalam penerbitan jurnal West Africa. Menurut penuturan Kimche ketika itu, ia mewakili kepentingan sekelompok tokoh bisnis yang berdiam di benua Eropa. Tapi lain pula cerita yang diungkapkan Dr. Easchel Rhoodie, sekretaris departemen penerangan Afrika Selatan, tatkala ia membongkar Skandal Muldergate 1978. Dalam usahanya membangun citra rezim rasialis Afrika Selatan Dr. Rhoodie menyerahkan sekitar œ 66 ribu kepada seorang milyuner Israel yang antara lain berusaha di bidang penjualan senjata. Nama milyuner itu Arnon Milchan, dan uang tadi dibayarkan untuk membeli West Africa. Belakangan terbukti, uang itu menglir ke bank keluarga Kimche di Swiss (Bank Kimche dan Landau). Dari sana baru disalurkan ke West Africa. Tapi œ 49 ribu dari jumlah itu dimasukkan ke dalam penerbitan AAA. ARNON Milchan sendiri mengelola perusahaan Milchan Brothers, kongsi impor-ekspor Israel yang banyak dikritik lantaran terlalu banyak menarik komisi dari pembelian senjata Amerika untuk Israel. Milchan memang terlibat dalam berbagai operasi Rhoodie di seantero dunia dalam hubungan memperbaiki citra Afrika Selatan yang coreng-moreng. Sekitar pertengahan 1976, Rhoodie tak puas atas investasinya di West Africa. Ia mengutus dua orang wakil, Stuart Pegg dan David Abramson, untuk menyelesaikan persoalan. Waktu itu pulastaf West Africa mengungkapkan, betapa mereka sudah berusaha mempengaruhi kebijaksanaan editorial penerbitan tersebut. Terutama di sekitar masalah Angola dan Zaire. Ketika itu, Angola baru saja terlibat perang saudara dengan MPLA -- yang didukung West Africa. Ketika Pegg dan Abramson memperkenalkan diri kepada Jon Kimche, yang terakhir ini -- menurut Abramson -- segera berkelit ke sana ke mari. Akhirnya semua uang yang diinvestasikan di West Africa dikembalikan kepada Departemen Penerangan Afrika Selatan. Sebetulnya tak pernah jelas, apakah uang yang digunakan membantu AAA dibayar kembali. Meski tak ada bukti yang menunjukkan kesalahan Kimche, staf West Africa tak menyukai manajemennya, dan mendesak pemberhentiannya. Tapi dia tetap duduk di situ -- sampai majalah tersebut dijual untuk kepentingan Nigeria. Selagi Kimche bercokol di West Africa, staf majalah itu sangat khawatir terhadap campur tangannya dalam kebijaksanaan editorial. Kimche rupanya menyadari hal ini, dan tidak begitu berusaha mencampuri garis editonal. Namun dalam sepucuk suratnya kepada Stuart Pegg, Kimche menyatakan "pemilikan (West Africa) terutama merupakan langkah politik yang tak menjamin keuntungan komersial." Ia menguntungkan, justru sepanjang memiliki kredibilitas politik. Kimche rupanya mencoba meyakinkan Pegg bahwa Departemen Penerangan Afrika Selatan sebetulnya membuang-buang uang saja dengan West Africa. Memang tak terlalu tampak usaha untuk mengalihkan West Africa menjadi terompet Zionis. Dan hal ini tak semata-mata tergantung pada kebijaksanaan editornya, David Williams. Apalagi yang disebut terakhir ini menerima jaminan tertulis (mendiang) Count Ghislieri, bahwa majalah tersebut tak akan mencampuri urusan Timur Tengah. Ghislieri dulunya tokoh "depan" yang bekerja untuk kepentingan Milchan. Ia juga pemilik saham terbesar majalah tersebut. Syak wasangka terhadap hubungan Israel dengan Arnon Milchan antara lain menyebutkan kemungkinan kerja sama tokoh ini dengan Mossad Milchan pernah mangkal di Paris dalam urusan pembelian senjata. Para perwira Mossad sendiri kadang-kadang terlibat dengan kegiatan yang sama. Dan Paris sudah lama menjadi markas Mossad terbesar di Eropa. Laporan pers menyebutkan pula kerjasama Dr. Rhoodie dan Milchan dalam mengatur pengiriman sejumlah besar senapan mesin ringan dari Italia. Senjata itu resminya dikapalkan untuk Israel. Tapi Rhoodie dan Milchan membelokkannya ke Afrika Selatan. Beberapa laporan bahkan mengungkapkan ketakutan Dr. Rhoodi terhadap tim pembunuh Mossad, setelah Skandal Muldergate terbongkar. Ia pernah bersembunyi di Paris. Mossad mungkin berkepentingan melenyapkan orang ini, sebab ia tahu banyak mengenai kerjasama Israel dan Afrika Selatan di bidang teknologi nuklir. Sebetulnya tak begitu jelas apa yang diharapkan Israel dan Afrika Selatan dengan keterlibatannya dalam WestAfrica. David Williams sendiri meyakinkan, Kimche sebetulnya tak becus mengendalikan AAA dalam arah yang sama dengan West Africa. NAMUN demikian, AAA, berhubungan dengan apa yang dinamakan Pusat Riset Asia Tengah di Islington, London. Lembaga ini mengkhususkan diri pada pengungkapan problem yang dihadapi Uni Soviet di dalam negeri. Mereka juga berhubungan dengan dinas rahasia Inggris. Kepergian Kimche dari West Africa merupakan perpisahan dengan "kerajaan pers"nya, dan dengan buku-bukunya. Mungkin sebagai penghormatan kepada karir Jon, David Kimche pada pertengahan 1970-an menerbitkan Gerakan Asia Afrika -- buku yang dikarangnya sebagai buah jerih payahnya di Pusat Shiloah Universitas Tel Aviv. Walaupun tampak ditutup-tutupi, buku ini merupakan studi terhadap dunia Arab dengan pendekatan intelijen. Pada usia tuanya, Jon Kimche memang mulai pudar. Sebaliknya David justru sedang mencapai puncak tertentu. Tahun lalu ia membuat pernyataan atas nama pemerintah Israel, mengenai sikap negeri itu terhadap penempatan peluru kendali Suriah di Libanon. Ia juga tampil mewakili Israel dalam acara Panorama televisi BBC, Februari lalu. "Acara itu sendiri merupakan contoh paling baik betapa mereka memanipulasikan fakta," tulis TME.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus