Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sedang mematangkan persiapan untuk mendeklarasikan Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai pemanasan, Gerindra merilis cuplikan pidato Prabowo melalui akun Facebook resmi partai. Dalam potongan pidato berdurasi 1 menit 19 detik itu, Prabowo antara lain menyatakan Indonesia bakal bubar pada 2030. Gerindra menjadwalkan deklarasi Prabowo sebagai calon presiden pada 1 April ini.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Ferry Juliantono, mengatakan pernyataan dalam video itu memperlihatkan kesiapan Prabowo untuk maju sebagai calon presiden. “Sudah ada permintaan dari seluruh keluarga besar Gerindra agar beliau bersedia dideklarasikan sebagai calon presiden. Beliau sudah menjawab permintaan itu,” kata Ferry seperti dimuat Koran Tempo, Kamis, 22 Maret 2018.
Dia mengatakan pidato Prabowo itu diambil dari rekaman konferensi dan temu kader nasional Gerindra di Bogor, Jawa Barat, pada 18 Oktober lalu. Dalam video tersebut, Prabowo juga menyinggung penguasaan 80 persen tanah negara oleh 1 persen rakyat. Selain itu, Prabowo menyatakan kekayaan Indonesia sebagian besar mengalir ke luar negeri.
Ferry mengatakan video tersebut memberi pesan bahwa sejumlah persoalan itu akan diselesaikan Prabowo jika terpilih sebagai presiden. Pidato itu, kata dia, sekaligus merupakan kritik terhadap pemerintah Presiden Joko Widodo. “Secara de facto, negara bisa saja bangkrut. Pernyataan Pak Prabowo merupakan peringatan buat kita,” kata dia.
Menjelang deklarasi, Gerindra juga terus mensolidkan koalisinya dengan Partai Keadilan Sejahtera. Gerindra juga berupaya merangkul Partai Amanat Nasional untuk kembali bergabung mendukung Prabowo, seperti dalam pemilihan presiden 2014. Ferry juga menyatakan partainya terus melobi Partai Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa.
Ketua Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria, menyatakan penyebaran video itu merupakan satu dari banyak strategi untuk menaikkan elektabilitas Prabowo. Ia menyatakan, sejak dimulainya kampanye pemilihan kepala daerah pada 15 Februari lalu, Prabowo kerap turun ke daerah. “Pak Prabowo menjadi juru kampanye calon kepala daerah.”
Pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan pidato itu bisa menjadi bumerang buat Prabowo. “Pernyataan itu bisa kontraproduktif secara elektoral karena sifatnya propaganda, bicara hal besar dan spekulasi,” kata Yunarto. Sedangkan pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, mengatakan pidato Prabowo akan berdampak positif. Prabowo, kata dia, menawarkan diri sebagai pemimpin baru. “Indonesia butuh kepemimpinan yang kuat.”
Adapun Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Johan Budi Sapto Pribowo, mempertanyakan dasar argumen Prabowo. Ia mengatakan pemerintahan justru ingin menjadikan Indonesia diperhitungkan di tingkat dunia pada 2045. “Pemerintah melakukan banyak upaya menuju ke sana,” kata dia.
AHMAD FAIZ | INDRI MAULIDAR
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini