Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Machfud Arifin Gencar Bergerilya ke Pesantren

Koalisi partai sempat goyah karena Machfud tak memilih kader Golkar sebagai calon wakil wali kota.

27 Agustus 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bakal Calon Walikota Surabaya, Machfud Arifin mencium tangan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zainuddin Djazuli di Surabaya, 22 Januari 2019. Antara/HO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin belakangan ini semakin gencar bergerilya ke pondok pesantren dan kediaman para ulama. Bekas Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur itu juga makin sering hadir dalam kegiatan masyarakat Kota Pahlawan.

Wakil Ketua Dewan Pengurus Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Surabaya, Badru Taman, mengatakan Machfud sudah menjalin komunikasi dengan para kiai Nahdlatul Ulama (NU) di Kota Pahlawan sejak masih menjabat Kapolda Jawa Timur. Machfud juga kerap menyambangi pondok pesantren di bawah naungan NU. "Jadi, posisinya, PKB itu memberi rekom (rekomendasi) kepada Machfud karena saran kiai," kata Badru, kemarin.

Karena hubungan Machfud dan para kiai di Surabaya sudah erat, kata Badru, kini partainya tak perlu lagi memperkenalkan sang calon berkeliling ke pesantren.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendekatan Machfud kepada kalangan ulama terlihat dari beberapa agenda blusukannya dalam dua pekan terakhir. Misalnya, ia menyambangi Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Kamis dua pekan lalu. Sepekan kemudian, ia mengunjungi Pondok Pesantren Darul Ulum II Al Wahidiyah, Sampang, Madura. Saat Machfud berkunjung ke pesantren itu, Kiai Ja'far Yusuf menuliskan surat ajakan kepada masyarakat untuk memilih sang jenderal polisi itu sebagai Wali Kota Surabaya 2020 dalam pemilihan tahun ini.

Sejauh ini, Machfud telah mendapat dukungan dari delapan partai untuk maju sebagai calon Wali Kota Surabaya. Kedelapan partai itu adalah Golkar, NasDem, Gerindra, PKB, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera. Koalisi ini memiliki 31 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surabaya, lebih dari cukup untuk mengusung pasangan calon.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Machfud juga sudah mengumumkan calon Wakil Wali Kota Surabaya yang bakal mendampinginya. Dia adalah Mujiaman Sukirno, Direktur Utama Perusahaan Air Minum Surya Sembada Surabaya.

Pilihan Machfud ke Mujiaman sempat menimbulkan guncangan dalam koalisinya. Semula, Golkar menolak pilihan Machfud itu lantaran sudah mengajukan kadernya, Zahrul Azhar Asumta As’ad alias Gus Hans, sebagai calon wakil wali kota. Tapi belakangan Golkar melunak dan tetap mendukung pasangan Machfud-Mujiaman.

Adapun Gus Hans berusaha berakrobat dengan mendekat ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Dia mengklaim sudah mendaftar ke DPP PDIP sebagai kandidat Wakil Wali Kota Surabaya. Pendaftaran itu dibantu oleh salah seorang pengurus pusat partai berlambang banteng moncong putih ini.

"Komunikasi dengan PDIP memang dilakukan sejak awal. Tapi, pada menit terakhir, ada pengurus DPP, saya tidak mau menyebutkan namanya, memberikan perlakuan khusus kepada saya untuk bisa mendaftar," kata Wakil Ketua DPD Golkar Jawa Timur itu.

Gus Hans menganggap tak masalah dirinya batal mendampingi Machfud. "Saya tidak ada chemistry dengan Pak Machfud. Jadi, kalau dipaksakan, malah kayak kawin paksa,” ujarnya.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP Jawa Timur, Deni Wicaksono, membenarkan bahwa  Gus Hans mendaftar ke partainya. Ia mengatakan siapa saja boleh mendaftar ke PDIP selama pengurus pusat belum mengeluarkan rekomendasi. "Kami ini siap melaksanakan perintah DPP," katanya.

Ketua DPD Golkar Surabaya, Arif Fathoni, juga tak mempermasalahkan sikap Gus Hans ataupun keputusan Machfud. “Kami patuh pada instruksi pusat. Misalnya, Gus Hans diusung PDIP. Kalau pengurus pusat menginginkan Golkar ke Machfud, ya, tetap ke Machfud,” kata Arif.

NUR HADI | KUKUH S. WIBOWO | MAYA AYU PUSPITASARI

4

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus