Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

PKP Dan Penginapan Hostes

Pusat Kesenian Padang (PKP) akan dikembangkan menjadi taman budaya. A.A. Navis mengatakan bahwa PKP sering menjadi penginapan hostes & tempat judi. Sementara itu para seniman lain ribut. (kt)

28 April 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PUSAT Kesenian Padang (PKP) akan dikembangkan menjadi Taman Budaya. Tak banyak orang tahu apa beda Pusat Kesenian dengan Taman Budaya itu nanti. Padahal rencana Departemen P&K itu kabarnya akan dilaksanakan juga di 11 kota lain. Seperti Medan, Yogya, Surabaya, Bandung, Ujung Pandang -- yang sudah memiliki Pusat Kesenian. Yang pasti para seniman Kota Padang itu ribut awal April ini. Dalam sidang DPRD Sumatera Barat akhir bulan lalu, AA Navis, seniman yang duduk di lembaga tersebut menyebut PKP sering menjadi penginapan hostes dan tempat judi. Bahkan diingatkan, pernah terjadi skandal sex tertangkap basah para pemuda sekitarnya. Menurut Navis, "perlu perbaikan personalia, rencana dan pengelolaan kesenian di daerah ini." Drs Mursal Esten sebagai pimpinan PKP segera menjawab lewat surat kabar mingguan Singgalang: apakah Navis seorang moralis? Kepada TEMPO Mursal mengatakan, ia menghargai Navis, karena karangan dan umurnya. "Tapi dalam hal kepemimpinannya, sikapnya sebagai politikus tidak saya senangi," Mursal menambahkan. Mursal mengakui, para seniman kerap kali main domino di PKP. Itu katanya sekedar kongkow mengisi waktu senggang tatkala tak ada kegiatan. Skandai sex? "Itu terjadi di mana-mana," jawab Mursal seraya mengatakan tuduhan pemakaian PKP sebagai penginapan hostes "tidak benar sama sekali." Di belakang Navis dan Mursal sejumlah seniman lain. Dari sekian banyak yang terlibat ribut tidak menyangkut urusan kesenian ini umumnya menyesalkan Navis sebagai "keterlaluan" Sementara Walikota Padang, drs Hasan Basri Durin kepada TEMPO mengemukakan penilaian bahwa ribut-ribut tadi positif. "Tanda semua mencintai sarana keseniandan kesenian itu sendiri," katanya. Menurut Hasan Basri semua ributribut itu akan reda jika proyek P&K berupa Taman Budaya sudah sampai tingkat pelaksanaannya. Tapi dari sekian banyak yang menanggapi ucapan Navis, hampir tak ada yang biara soal kegiatan kesenian PKP itu sendiri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus