Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Plus Minus Swarancang Bayi

12 April 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBENTAR lagi, Anda bisa "mendesain" bayi Anda sendiri. Revolusi genetika menyediakan pilihannya. Secantik Cindy Crawford, seseksi Pamela Anderson, setampan Brad Pitt, secemerlang Albert Einstein, sekuat Mike Tyson, dan sebugar Arnold Schwarzenegger? Pokoknya, terserah selera masing-masing. Tapi, beranikah Anda "melangkahi Tuhan"?

Pendapat Masyarakat AS
Bolehkah perusahaan asuransi mengakses data genetis Anda tanpa persetujuan terlebih dulu?
Ya  6%
Tidak   94%
 
Bolehkah perusahaan tempat Anda bekerja mengakses data genetis Anda tanpa persetujuan terlebih dulu?
Ya   5%
Tidak   95%
 
Pemerintah telah mengucurkan US$ 3 miliar dari pembayaran pajak Anda untuk riset pemetaan DNA manusia. Apa sikap Anda?
Setuju   37%
Tidak setuju   55%
 
Beberapa perusahaan swasta yang melakukan riset gen mencoba mematenkannya untuk memperoleh keuntungan. Apa sikap Anda?
Setuju   23%
Tidak setuju   71%
 
Jika Anda memiliki gen pembawa penyakit fatal, apakah Anda akan memeriksakan jabang bayi Anda dari kemungkinan terjangkit penyakit tersebut?
Ya   70%
Tidak   26%
 
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bayi Anda akan mengidap penyakit fatal tersebut, apakah Anda akan mempertimbangkan untuk menggugurkannya?
Ya   39%
Tidak   48%

Pemetaan Gen

Manfaat

  • Mendesain "sendiri" bayi Anda: jenis kelamin, tinggi badan, warna rambut dan bola mata, IQ, kepribadian, menyeleksi sifat yang tidak diinginkan.

  • Mendeteksi dan mencegah penyakit atau kelainan genetis, seperti talasemia beta (penyakit kelainan darah yang belum bisa disembuhkan), diabetes, kecanduan alkohol, homoseks, skizofrenia, atau kanker payudara.

Mudarat

  • Timpangnya perimbangan laki-laki dan wanita. Ketimpangan yang sudah terjadi pada masyarakat yang menilai derajat kaum pria lebih tinggi ketimbang perempuan—seperti di India dan Cina—akan semakin parah. Bahkan juga untuk negara seperti Amerika Serikat, yang menurut suatu jajak pendapat, ternyata juga memiliki gambaran keluarga ideal dengan anak sulung laki-laki.

  • Pandangan negatif masyarakat yang cenderung memandang generasi hasil rekayasa genetis sebagai warga negara kelas dua.

  • Terbelahnya masyarakat: antara kalangan dengan "gen kaya" dan "gen melarat", antara "generasi unggulan" hasil desain genom dan "orang biasa" dari kelahiran normal.

Kloning Manusia

Keberhasilan kloning domba Dolly serta-merta menyulut kecemasan penerapan teknologi yang sama untuk manusia. Penemunya, Richard Seed, seorang ilmuwan eksentrik, malah bertekad maju terus. Ia menyatakan akan mengkopi dirinya dan istrinya sendiri. Bahkan sempat tersiar kabar, sebuah tim di Korea Selatan mengklaim telah berhasil "memproduksi" sebuah embrio manusia.

Manfaat

  • Memberi kesempatan pasangan mandul untuk memiliki anak yang berasal dari gennya sendiri, bukan dari donor yang tak dikenalnya.

  • Melahirkan kembali anak—atau orang yang amat dicintai—yang telah meninggal. Namun, perlu dicatat, bayi hasil kloning itu adalah "bayi baru", yang berlainan dengan "sang anak hilang".

Mudarat

  • Bisa mengganggu hubungan emosional di antara anggota keluarga. Renungkan kecemasan Ian Wilmut di majalah Time, "Istriku dan aku berkenalan di SMA. Bagaimana dia (istrinya) bereaksi atas kehadiran seorang "hasil kopi" dari seorang pemuda ketika ia jatuh cinta dulu? Bagaimana kita menghadapi kenyataan harus tinggal dengan diri kita sendiri? Bagaimana seorang remaja belasan tahun menatap aku, seorang lelaki tua botak yang merupakan gambaran fisiknya di masa depan?"

  • Krisis kepribadian anak hasil kloning. Ini akibat harapan bias para orang tua terhadap mereka untuk sama persis dengan "aslinya", termasuk segala sifat dan talentanya semula. Padahal, "anak baru" akan tumbuh menjadi anak yang sama sekali lain. Penyebabnya, selain faktor genetis, sifat dan perilaku manusia juga dibentuk oleh lingkungan sosialnya.

  • Kemungkinan munculnya korsleting genetis (genetic error). Sampai sekarang belum diketahui apakah proses pertumbuhan alamiah bisa begitu saja dibalikkan ke titik semula selama pengklonan. Sementara itu, sistem yang bisa mengoreksi error itu tersedia dalam reproduksi normal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus