Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Polisi-polisian

Sukamto, lulusan sma, yang tinggal di dusun kepil, playen, gunungkidul, ditangkap polisi karena mengaku sebagai polisi beneran. ia sempat memeriksa beberapa sopir di kawasan hutan tleseh, wonosari.

16 Juli 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SELAMAT Hari Ulang Tahun, Bapak Polisi. Dalam suasana merayakan Hari Bhayangkara ini kisah tentang polisi tetap menarik, baik polisi yang sebenarnya maupun polisi-polisian, alias polisi gadungan. Sukamto, pemuda lulusan SMA dari Dusun Kepil, Playen, Gunungkidul, misalnya. Dia ini bukan polisi. Tapi dia berpakaian polisi dalam karnaval memperingati HUT Kemerdekaan tahun lalu. Itu sah, karena cuma peragaan. Yang tidak sah, seragam itu sering dipakainya lagi, padahal karnaval sudah lama lewat. Tetangganya sudah sering menegur, mbok pakaian itu dilepas, wong bukan polisi. Apa jawab Kamto? "Pakaian ini milik saya, kalau saya senang memakai apa urusanmu?" begitu menurut para tetangganya. Nah, kalau ia bepergian, maka jadilah Kamto polisi. Entah ke mana saja dia itu pergi. Suatu hari, akhir Juni lalu, bis Birowo yang sarat penumpang dihentikan polisi di kawasan hutan Tleseh, Wonosari. Ada pemeriksaan surat-surat. Yang aneh, Pak Sopir ini melihat dengan jelas polisi itu gemetar ketika memeriksa surat-surat mobil. Tingkah lakunya tidak meyakinkan. Seragam polisinya juga lusuh. "Polisi aneh," kata sopir itu. Adanya "polisi aneh" ini lalu menyebar dan jadi pembicaraan di kalangan para sopir. Pergunjingan "polisi aneh" ini didengar salah seorang polisi betulan dari Polsek Gading yang sedang berpakaian preman. Ia kemudian melaporkan ke atasannya. Lalu Polsek Gading menghubungi Polsek Playen -- keduanya dl Gunungkidul -- untuk menyelidiki apa benar ada "polisi aneh" di hutan Tleseh. Ternyata benar dan pos "polisi aneh" itu ya, di hutan itulah. Ketika ia ditegur, mengaku anggota polisi dari Polres Bantul yang sedang mengejar pelarian. Belakangan ketika diminta menunjukkan surat tugas, dia juga gelagapan. Setelah berkelit ke sana-kemari akhirnya "polisi aneh" ini mengaku juga. Nah, Anda sudah bisa menebak siapa yang dimaksud, ya, Kamto itulah orangnya. Tidak jelas, sudah berapa lama Kamto ini menempati posnya di hutan Tleseh. Entah berapa banyak kendaraan yang diperiksanya. "Kami masih terus mengusut," kata sumber di Polres Gunungkidul. Makanya, kalau Anda diminta memerankan seorang polisi, baik di karnaval maupun di pentas drama, segera kembalikan pakaian itu agar tak seperti Kamto. Ia kini meringkuk di tahanan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus