Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pontang-panting Injeksi Kilat

Badan Pengawas Obat dan Makanan memangkas masa simpan vaksin Sinovac menjadi enam bulan. Fasilitas kesehatan di daerah buru-buru menghabiskan stok.

20 Maret 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas kesehatan melakukan persiapan suntik vaksin COVID-19 produksi Sinovac di aula Gedung Mini Block Office Kota Malang, Jawa Timur, Januari 2021. TEMPO/STR/Aris Novia Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEMBACA surat edaran dari PT Bio Farma pada Senin, 15 Maret lalu, Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Santoso Hardoyo buru-buru menghubungi sejumlah apotek di Yogyakarta. Dari surat itu, Santoso mengetahui tanggal kedaluwarsa vaksin Sinovac dipangkas dari November 2023 menjadi Maret 2021. “Kami jemput bola mencari tenaga kesehatan yang belum menerima vaksin dosis kedua,” kata Santoso pada Jumat, 19 Maret lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat tersebut sesungguhnya diteken Kepala Divisi Penjamin Mutu dan Regulasi Bio Farma Jeni Tresnabudi pada 10 Februari lalu. Isinya merevisi umur simpan (shelf life) vaksin Sinovac dosis tunggal yang diproduksi di Cina. Vaksin tersebut tiba di Indonesia pada Desember 2020. Dalam warkat itu, ada sepuluh batch vaksin yang masa pakainya dikoreksi dari September dan November 2023 menjadi Maret dan Mei 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada Januari lalu, Puskesmas Pajangan menerima dua paket vaksin Sinovac buatan Cina. Sejak program vaksinasi dimulai, 179 tenaga kesehatan telah disuntik vaksin tersebut. Walau begitu, masih tersisa 19 vial vaksin Sinovac di lemari pendingin Puskesmas Pajangan dengan nomor batch 202011045 yang tanggal kedaluwarsanya dipangkas Bio Farma menjadi Mei 2021.

Menelepon kolega-koleganya di apotek, Santoso baru berhasil mengumpulkan 19 pelayan medis yang belum disuntik dosis kedua pada 18 Maret lalu. Dia langsung memerintahkan anak buahnya menggelar penyuntikan dua hari kemudian. “Kami harus cepat agar 19 vial yang ada di kulkas kami tidak terbuang percuma,” ucap Santoso.

Provinsi Maluku menerima paket vaksin dengan kode 202009005 yang kedaluwarsa pada 20 Maret 2021. Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Maluku, Adonia Rerung, mengatakan rapat timnya pada 15 Maret lalu memutuskan agar stok vaksin yang segera jatuh tempo segera dihabiskan. Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon Wendy Pelupessy menyebutkan masih ada 30 vial vaksin Sinovac bernomor 202009005. Vaksin itu sudah ditarik ke gudang farmasi dan disuntikkan kepada pelayan publik, wartawan, dan pedagang pasar dalam program vaksinasi massal sepanjang pekan ketiga Maret.

Di Kabupaten Maluku Tengah, vaksin Sinovac dengan nomor 202009005 masih tersisa 263 vial hingga Kamis, 18 Maret lalu. Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dan Laboratorium Dinas Kesehatan Maluku Tengah Darwin Lessy menjelaskan, vaksin itu langsung dikirim ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr Ishak Umarella di Tulehu. “Kami segera menyuntikkan vaksin itu ke anggota TNI Kodam Pattimura yang bertugas di Desa Suli, Kecamatan Salahutu,” ujar Darwin.

Juru bicara PT Bio Farma, Bambang Heriyanto, mengatakan revisi masa simpan vaksin Sinovac buatan Cina merupakan keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Perbaikan itu dilakukan untuk menjamin khasiat dan mutu vaksin. Bambang menyebutkan potensi vaksin mubazir sangat rendah karena vaksin sudah didistribusikan ke berbagai daerah dan disuntikkan ke tenaga kesehatan.

Kepala BPOM Penny Lukito menjelaskan, lembaganya mencermati sejumlah data vaksin Sinovac untuk memutuskan tanggal kedaluwarsa. Berdasarkan data stabilitas Sinovac saat diregistrasi, kestabilan produk buatan Cina itu sekitar tiga bulan. Menurut dia, BPOM biasanya memberi jatah waktu habis pakai dua kali dari data stabilitas produk. “Kami beri enam bulan akhirnya,” kata Penny kepada Tempo.

RAYMUNDUS RIKANG, SHINTA MAHARANI (YOGYAKARTA), MUHAMMAD JAYA BARENDS (AMBON), JAMAL A. NASHR (SEMARANG), ABDUL LATIEF (LOMBOK)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Raymundus Rikang

Raymundus Rikang

Menjadi jurnalis Tempo sejak April 2014 dan kini sebagai Redaktur Pelaksana Desk Wawancara dan Investigasi. Bagian dari tim penulis artikel “Hanya Api Semata Api” yang meraih penghargaan Adinegoro 2020. Alumni Universitas Atma Jaya Yogyakarta bidang kajian media dan jurnalisme. Mengikuti International Visitor Leadership Program (IVLP) "Edward R. Murrow Program for Journalists" dari US Department of State pada 2018 di Amerika Serikat untuk belajar soal demokrasi dan kebebasan informasi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus