Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pulih tapi Diancam Pajak

Pasar otomotif diramalkan kembali pulih seperti sebelum krisis. Mobil niaga masih mendominasi pasar.

30 November 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dering telepon selalu membuat wajah Revi Yusuf berubah ceria. Anggota staf pemasaran sebuah gerai Suzuki di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung, ini gembira karena penelepon biasanya bertanya dan kemudian membeli mobil yang dijajakan di gerainya. ”Ada satu lagi telepon masuk, mudah-mudahan tahun ini penuh berkah,” ujarnya pekan lalu.

Saat ini penjualan mobil, baik secara kredit maupun tunai, memang beringsut naik. ”Kemarin-kemarin bisa menjual satu mobil dalam sebulan saja sudah baik,” kata Revi. Sekarang dalam dua pekan setidaknya ada tiga mobil yang terjual.

Selepas dihantam krisis ekonomi global, bisnis otomotif perlahan membaik. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat anjloknya penjualan mobil dari 46 ribu di bulan-bulan akhir 2008 menjadi hanya 34 ribu pada kuartal awal 2009. Namun, memasuki Juni, penjualan mobil perlahan naik menjadi 39 ribu, dan melesat menjadi 47 ribu pada Agustus.

Kondisi positif ini diperkirakan terus berlanjut. Sekalipun penjualan tahun 2009 tak lebih tinggi dari 2008, Ketua Gaikindo Bambang Trisulo meramalkan pada 2010 akan ada kenaikan penjualan 10-20 persen, dari angka 470 ribu menjadi sekitar 550 ribu. ”Saya optimistis target ini bisa tercapai,” ujarnya.

Membaiknya perekonomian global, menurut Bambang, menjadi pendorong meningkatnya penjualan mobil. Grafik ekonomi beberapa negara industri Asia, seperti Korea dan Jepang, mulai menapak puncak. Hal serupa terjadi pada beberapa negara Eropa, yang sebelumnya mengalami pertumbuhan negatif.

Situasi ini berdampak pada peningkatan ekspor mobil. Setelah turun hingga level 60 ribuan pada 2009, Gaikindo memperkirakan ekspor mobil kembali naik ke angka 100 ribu tahun depan.

Bambang menegaskan target ini bisa tercapai jika sejumlah asumsi makroekonomi terpenuhi: tingkat inflasi di bawah tujuh persen, harga minyak di level US$ 70 per barel, serta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika mencapai 9.400.

”Memang ada kenaikan harga otomotif. Tapi, karena dorongan kebutuhan, hal ini tak akan mempengaruhi penjualan. Lagi pula daya beli bisa meningkat tahun depan,” katanya.

Optimisme serupa disampaikan Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor Joko Trisanyoto. Menurut dia, setelah sempat anjlok, perbaikan penjualan mulai tampak pada pertengahan tahun. Hingga Oktober tahun ini, Toyota sudah menjual 150.312 mobil berbagai tipe, dan pada akhir tahun angka ini meningkat hingga lebih dari 180 ribu unit. ”Dengan kondisi ini, saya optimistis tahun depan pasar mobil tumbuh 10-15 persen,” katanya.

Hanya, ada kendala yang bisa merintangi pencapaian target penjualan mobil. Beberapa kebijakan pemerintah di bidang pajak dikhawatirkan menghambat pertumbuhan sektor otomotif yang tengah menggeliat kembali.

Bambang menyebutkan kendala paling signifikan adalah rencana pemerintah daerah menaikkan pajak kendaraan bermotor hingga maksimal 20 persen. Kebijakan ini dipastikan berpengaruh pada keinginan masyarakat memiliki kendaraan, khususnya mobil.

”Mungkin lumayan untuk menambah penghasilan daerah, tapi efeknya ekonomi tak mungkin tumbuh sesuai target tanpa ada mobilitas yang ditunjang kendaraan,” ujarnya.

Kekhawatiran akan ancaman pajak juga diutarakan Jonfis Fandy, Presiden Direktur Marketing Honda Prospect Motor. Perubahan beberapa peraturan pajak, menurut dia, akan mempengaruhi peningkatan pasar tahun depan. Namun dia meramalkan penjualan akan tetap meningkat hingga 20 persen.

Selera pasar tahun depan agaknya masih tak bergeser dari kendaraan multi-purpose vehicle (MPV) atau mobil niaga berkapasitas 1.500-2.000 cc. Tren itu tak jauh berbeda dibanding tahun ini: Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia memimpin pasar dengan pangsa 21,4 persen dan 8,8 persen.

Pilihan konsumen agaknya didasari pertimbangan logis. ”Harga beli, konsumsi bahan bakar, serta pajak jenis MPV atau niaga relatif lebih rendah,” kata Bambang Trisulo.

Untuk menghadapi kerasnya persaingan, produsen mobil diperkirakan akan melakukan inovasi ringan berupa perubahan tampilan (facelifting) pada tipe kendaraan yang laku keras. Suzuki bahkan sudah menyampaikan rencana melakukan permak pada produk andalannya, MPV. ”Inovasi menjadi kunci untuk bersaing, bahkan merebut pangsa pasar,” kata Gunadi Sindhuwinata, Presiden Direktur Indomobil.

Daftar Top 10 Model Mobil Januari-Oktober 2009

ModelPenjualan (Unit)Pangsa Pasar (%)
Toyota Avanza71.72421,4
Daihatsu Xenia29.5028,8
Toyota Kijang Innova24.240 7,2
Mitsubishi FE Colt Diesel19.875 5,9
Suzuki Carry/Futura13.6144,1
Daihatsu Gran Max10.7563,2
Honda Jazz10.5313,1
Nissan Livina9.6422,9
Mitsubishi L-3009.3802,8
Suzuki APV9.1262,7

Data Pangsa Pasar Mobil Januari-Oktober 2009

PabrikanPenjualan (Unit)Pangsa Pasar (%)
Toyota150.10538,7
Daihatsu 61.27415,8
Mitsubishi48.22512,4
Suzuki36.1999,3
Honda32.9358,5
Nissan16.3694,2
Isuzu12.5363,2
Hino9.2352,4
Ford5.5201,4
Mercedes-Benz2.6710,7

Sumber: Gaikindo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus