SEJUMLAH sepeda motor meraung-raung di arena. Empat kali
putaran, satu sama lain saling mendahului. Anak-anak berusia
antara 5 sampai 12 tahun, Minggu siang itu bersorak gembira di
lantai 1 dan 2 podium penonton Arena Pacuan Kuda Pulo Mas
Jakarta.
Sejak beberapa waktu lalu salah satu arena rekreasi warga
ibukota itu memang tak lagi hanya diisi balapan kuda.
Selang-seling dengan para joki memperlihatkan kemahiran
mengendarai binatang, 12 pengendara sepeda motor mengisi acara
motocross. Waktunya seminggu sekali setiap Minggu siang. Akan
hal acara Rabu dan Sabtu malam untuk para joki saja.
Arena balap sepeda motor cukup berat: berlumpur, berbelok-belok,
berombak naik turun. Tidak heran Badan Pengelola Pacuan Kuda
Pulo Mas menyediakan hadiah Rp 25, 15 dan 10 ribu untuk
masing-masing juara 1, 2 dan 3 dari mereka yang turun ke arena
-- sementara masing-masing Rp 4.000 untuk juara 4 sampai 8.
Sekalipun arena itu disebut-sebut justru untuk mencegah para
remaja ngebut di jalan umum.
Belum Tahu
Menurut Mochtar Latif Ketua Persatuan Olahraga Sepeda-motor
Indonesia Jakarta (Posija) organisasinya masih menganggap perlu
mengadakan pembicaraan dengan beberapa pihak yang bersangkutan
dengan penyelenggaraan motocross di Pulo Mas itu. Karena balap
sepeda motor di sana itu di-toto-kan. Alasan Syaiful Rizal dari
bagian toto Badan Pengelola Pacuan Kuda Pulo Mas "sport itu
harus ditunjang para penggemarnya secara konkrit dalam ujud
materi, tidak cukup dengan sorak-sorak atau teriak saja."
Penyelenggaraan toto motocross sejak hampir setahun lalu dengan
seizin Pemerintah DKI Jakarta, menurut Syaiful justru "untuk
membiayai penyelenggarannya."
Dibuka sejak 1971 Arena Pacuan Kuda Pulo Mas dikabarkan terus
menerus rugi. Itulah sebabnya seperti dikatakan Syaiful penanam
modal dari Australia yang semula ikut bagian dalam
penyelenggaraannya mengundurkan diri hampir 6 tahun lalu.
Mundurnya pihak Australia tidak membuat pihak Indonesia putus
asa melanjutkan usaha itu. Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta
waktu itu, lantas memberi subsidi Rp 12 juta sebulan. Jumlah itu
tidak mencukupi. Sebab menurut Syaiful biaya operasionil yang
diperlukan setiap bulan Rp 20 juta -- "termasuk untuk menggaji
100 karyawan, biaya pemeliharaan tempat kuda dan lain-lain."
Tapi satu persoalan baru dihadapi oleh Badan Pengelola Pacuan
Kuda Pulo Mas (dulu bernama Jakarta Racing Management). Yakni
setelah totalisator pacuan anjing di Senayan ditutup, subsidi
Pemerintah DKI tak lagi keluar. Bahkan menurut Gubernur
Tjokropranolo subsidi memang sudah dicabut "jauh sebelum
Greyhound (pacuan anjing itu) ditutup." Alasannya, "pacuan kuda
itu sport yang ada unsur judinya, karenanya tidak usah
disubsidi."
Maka muncullah PT Amirin Ria yang menurut Syaiful ingin membantu
arena rekreasi yang merupakan proyek Pemerintah DKI tadi.
Pertengahan Januari lalu perusahaan ini menandatangani kontrak
dengan Pemerintah DKI dan Badan Pengelola Pacuan Kuda Pulo Mas
(waktu itu masih disebut JRM) untuk jangka waktu 3 tahun.
Perubahan pun terjadi. Maka muncullah arena ketangkasan.
Tempatnya di lantai 2 penonton. Dengan lebih dulu membayar koin
seharga Rp 5 ribu di stand itu warga ibukota bisa mengadu untung
lewat permainan yang biasanya ada di arena yang bernama kasino.
Antaranya black jack, kano, super pingpong dan tambola.
Judikah itu? "Bukan," kata Syaiful Rizal. Karena "kasino harus
ada roletnya serta lebih banyak permainan kartu." Jadi, menurut
Syaiful, apa yang dlusahakan PT Amirin Ria itu memang permainan
ketangkasan. Dan ini, katanya, semata-mata supaya PT Amirin Ria
dapat terus membantu pacuan kuda yang terus rugi. Disamping itu
perusaha.m ini masih punya banyak rencana untuk mengembangkan
tempat pacuan itu. Komar Wijaya Hadipraja, Geperal Manager
perusahaan itu, menyebut-nyebut misalnya rencana untuk
menyelenggarakan auto cross, display drumbard, m(tor boat dan
lain-lain. "Tidak untuk ditotokan, kecuali jika situasi
menghendaki " katanya kepada TEMPO.
Gubernur DKI Tjokropranolo agaknya belum banyak mengetahui
berbagai permainan ketangkasan di tempat pacuan kuda itu. "Saya
belum tahu tentang itu" kata Tjokropranolo ketika ditanya
mengenai berbagai permainan tambahan tadi "saya belum menerima
laporan, saya akan cek."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini