Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Putra <font color=brown>Hadrami</font> dari Ampel

Ia lahir seratus tahun silam. Abdul Rahman Baswedan, biasa disingkat jadi A.R. Baswedan, seorang keturunan Arab yang istimewa. Ia diplomat piawai yang menyembunyikan surat pengakuan dari pemerintah Mesir di kaus kakinya. Ia memberontak terhadap nilai-nilai generasi tua. Dan ia melancarkan pemberontakan itu dengan satu cita yang sudah terwujud: integrasi keturunan Arab dengan masyarakat Indonesia.

15 Desember 2008 | 00.00 WIB

Putra <font color=brown>Hadrami</font> dari Ampel
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SONGKOK adalah lambang isolasi yang menggelikan. Mereka (Arab-Indonesia) tidak mau memakai songkok atau peci Indonesia. Mulanya mereka memakai tarbus merah ala Turki yang pakai jambul. Kemudian, karena barang-barang Italia diboikot lantaran kekejaman kaum fasis di Tripoli, tarbus yang juga merupakan produk Italia itu ikut diboikot. Dijadikan unggun, disiram minyak tanah, dan dibakar. Arab wulaiti dan peranakan kehilangan songkoknya. Namun mereka belum mau memakai songkok anak negeri. Sebab, ada perasaan, dengan memakai songkok, apatah lagi blangkon, mereka turun derajat.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus