Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KOMISARIS Jenderal Purnawirawan Noegroho Djajoesman memiliki firma hukum. Mantan Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya itu menyediakan seorang pengacara dari kantornya untuk mendampingi Raden Nuh, tersangka pemerasan. Pria 68 tahun ini mengaku kerap berdiskusi dengan Raden, tapi menyatakan tidak tahu urusan Twitter Triomacan2000 dan TM2000Back yang dikelolanya.
Jumat siang pekan lalu, Tempo menemui Noegroho di rumahnya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Ia didampingi Endi Martono, pengacara yang ditunjuk untuk Raden.
Nama Anda berkali-kali disebut Raden Nuh. Kenalkah?
Saya mengenal dia dari seorang wartawan, pertengahan 2012, setelah Jokowi jadi gubernur. Dia datang, ngobrol. Saya senang dengan anak muda karena mereka idealis. (Raden mengaku kenal Noegroho jauh sebelum 2012.)
Raden mengatakan Anda mentornya?
Saya tidak ada dalam kegiatan Raden, saya tidak pernah ikut.
Anda tahu bahwa dia admin Triomacan2000?
Saya diberi tahu bahwa dia main di Twitter. Saya enggak ngerti Twitter. HP saya saja jadul. Saat saya tanya dia main Twitter apa, dia jawab Triomacan2000. Lalu meminta anak saya membuka akun itu.
Benarkah Raden sering menemui Anda?
Raden datang sesukanya saja. Kecuali ada berita yang kurang bagus dan keras sekali. Lalu saya telepon, suruh dia datang ke rumah.
Seberapa sering Anda bertemu?
Tidak juga seminggu sekali. Tapi, jika ada apa-apa, saya telepon, suruh dia datang. Jika ada berita yang enggak bagus, saya minta klarifikasi ke dia. Lalu saya katakan jangan fitnah. Ngobrol saja. Mengajak makan. Sudah.
Benarkah Anda selama ini melindungi Raden?
Saya ini bergaul dengan banyak orang, organisasi, dan partai. Sejak dulu, saya biasa merangkul mereka, termasuk Raden. Saya juga dulu berpesan ke Raden agar jangan memfitnah. Saya tidak mau mendengar fitnah jika dia mau bergaul dengan saya.
Raden pernah minta bantuan keuangan kepada Anda?
Enggak. Dia cuma pernah bercerita soal kesulitannya membayar gaji karyawannya.
Raden ditahan karena dituduh memeras Abdul Satar dan Trenggono….
Kalau soal dia ditangkap, silakan saja. Itu hak polisi. Cuma, kalau memeras, saya bingung. Mereka mengaku saudara, kok, sekarang saling memeras?
Selain Telkom, apa ada kasus yang dipersoalkan Raden?
Cuma Telkom itu yang saya tahu. Saya juga enggak ngikutin twit dia, ngapain?
Dia yang minta dibela oleh firma hukum Anda?
Dia kan punya law firm juga. Dia minta didampingi law firm saya, oke, dampingi saja. Tidak ada kepentingan saya.
Permintaan itu dia sampaikan melalui siapa?
Setelah ditangkap, dia sendiri menelepon. Saya jawab, silakan pakai saja, enggak apa, silakan saja dengan Endi Martono.
Apa benar, ketika dikejar-kejar polisi, Raden sempat bersembunyi di rumah Anda?
Kamu boleh tanya pembantu saya, semuanya. Jangan fitnah. Dia pernah datang ke sini, bercerita soal penangkapan Edi Syahputra, dan bilang dia akan ditangkap. Lalu saya katakan, ya sudah, biarin saja. Dia datang siang, sehari setelah Edi ditangkap. Tidak lama, dia datang dengan mobil Jazz-nya. Itu mobil istrinya.
Ketika ditangkap, Edi juga menghubungi Anda?
Edi menelepon. Lalu saya minta berbicara dengan polisinya. Silakan saja, ambil saja, periksa kalau dia salah.
Raden mengatakan dia sering terlibat dengan banyak perwira tinggi, intelijen, termasuk Anda.
Kalau dia mengaku-aku, sah-sah saja, tapi saya mengatakan tidak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo